Liputan6.com, Jakarta Sastrawan Joko Pinurbo meninggal dunia. Mendengar kabar duka ini, Najwa Shihab melayangkan belasungkawa. Sebagai salah satu fans garis keras, ia menyebut “Kamus Kecil” karya almarhum yang paling monumental.
Lewat akun Instagram terverifikasi, Najwa Shihab mengunggah video dokumentasi gelar wicara bersama Joko Pinurbo. Sang sastrawan lalu membacakan puisi “Kamus Kecil.” Menyertai unggahan ini, Najwa Shihab berbagi kesan.
Advertisement
“Membaca puisi Jokpin ibarat genggaman erat yang menarik pikiran dan hati ke sebuah perjalanan yang menyenangkan. Tak berhadapan dengan struktur sajak rapi, rima teratur, atau pilihan kata asing yang menuntut kamus untuk mencari kemungkinan makna tersirat,” tulisnya.
Najwa Shihab menyebut, puisi karya Joko Pinurbo tak seperti sastrawan atau penyair lain. Ia menggunakan kosakata sehari-hari namun, kata-kata sederhana ini membawa penikmat seni ke ruang renung yang lebih luas sekaligus tajam.
Kosakata Sehari-hari
“Yang ditebarnya kosakata sehari-hari yang tak lain dari percakapan orang-orang di tempat umum: celana, kopi, kamar mandi, telepon genggam, dll. Lalu, di antara tebaran kata itu, terbangun ruang demikian luas untuk kita menghayati kehidupan,” ulas Najwa Shihab, Sabtu (27/4/2024).
Sang sastrawan berpulang pada 27 April 2024 dalam usia 61 tahun. Kabar duka ini disampaikan sejumlah selebritas dan budayawan Tanah Air seperti Butet Kertaradjasa hingga Raditya Dika.
Advertisement
Kabar Kehilangan
Melansir dari berbagai sumber, Joko Pinurbo meninggal dunia di Yogyakarta setelah berjuang melawan penyakit paru-paru. Mendengar kabar ini, Najwa Shihab mengucap salam perpisahan dan terima kasih.
“Dan pagi tadi saya dengar kabar itu, kabar kehilangan. Ini luluh yang berbeda. Oleh rasa sesak dan duka, bukan oleh kebungahan yang biasa saya temukan dari puisi terbaik Joko Pinurbo. Terimakasih Mas Penyair,” ungkapnya.
Ingin Berawal dari Angan
Bahkan, sebagai salam perpisahan, Najwa Shihab mencuplik sebait puisi “Kamus Kecil.” Bait inilah yang membuat tuan rumah Mata Najwa terus belajar dan menyelami makna hingga kini.
“Terimakasih sudah membuat saya terus belajar menyelami kata-kata itu: bahwa sumber segala kisah adalah kasih. Bahwa ingin berawal dari angan. Bahwa ibu tak pernah kehilangan iba. Bahwa segala yang baik akan berbiak,” Najwa Shihab mengakhiri.
Advertisement