Liputan6.com, Stuttgart - Keinginan seseorang untuk membeli mobil hari ini serasa diarahkan untuk segera memiliki mobil listrik, suatu niatan positif untuk lingkungan tapi tak terlalu disukai pemilik kebebasan.
Mercedes-Benz mengambil kesimpulan untuk berhenti mendikte konsumen mereka terkhusus di Amerika untuk menawarkannya kendaraan listrik, seperti disampaikan para eksekutif perusahaan pada pengecer Amerika Utara dalam rangkaian acara tiga hari pada pekan lalu di Stuttgart, seperti dilansir dari laporan Automotive News.
Advertisement
"Konsumen Amerika tidak ingin diberitahu apa yang harus dibeli, mereka menginginkan pilihan," kata seorang pengecer dealer yang menghadiri acara tersebut kepada Automotive News.
"Mereka tidak akan memaksakan (kendaraan listrik) di pasar," tambah yang lain.
Jenama kelahiran Stuttgart, Jerman tersebut mengungkapkan akan lebih fleksibel dengan strategi powertrainnya, mengembalikan lagi kuasa kepada konsumen untuk menentukan pasar.
Ini menyusul fakta lapangan yang menunjukkan daya serap konsumen yang tidak secepat ekspektasi perusahaan dan legislator untuk segera beralih ke mobil listrik.
Isu tersebut akhir-akhir ini juga tengah bergulir di ranah pemangku kebijakan Amerika Serikat (AS) yang kemudian menunjukkan sedikit penurunan optimisme mandat elektrifikasi tahun 2030, serta serangkaian protes dari kubu seberang.
Mercedes akan meningkatkan pasokan pilihan mesin pembakaran dan hybrid pada tahun ini dan tidak akan menaruh ekspektasi pada lonjakan dramatis persentase penjualan kendaraan listriknya, setidaknya hingga akhir tahun ini.
"Setiap badan dealer prihatin dengan transisi ke elektrifikasi ini dan apakah hal ini sesuai dengan kecepatan konsumen?" kata ketua dewan dealer Mercedes-Benz, Joseph Agresta Jr.
"Kita semua telah melihat permintaan pelanggan terhadap BEV (battery electric vehicle) pada tingkat tertentu menurun. Jadi kita harus memiliki powertrain yang diinginkan pelanggan," sambungnya.
Rencana Memperluas Pilihan Powertrain dan Fokus ke AMG
Pihaknya menyebutkan akan memperluas penawaran plug-in hybrid di semester kedua tahun ini dengan GLC PHEV. Selain itu, Mercedes juga menjanjikan untuk berinvestasi pada mesin V8 hingga dekade selanjutnya, karena permintaan yang signifikan di Amerika Utara.
Perusahaan akan menghadirkan 25 model baru ke showroom di sana tahun ini dan memperkirakan akan menjual sekitar 50.000 lebih banyak coupe, sedan, crossover, dan SUV dibanding tahun 2023.
Perluasan opsi powertrain ini akan diladeni Mercedes dengan menghadirkan model baru CLA listrik, pembaruan S-Class dan GLE, menambahkan versi baru GLA, GLB, dan GLC, serta penyegaran pada C-Class.
Dalam acara tersebut, CEO Mercedes Ola Källenius mengatakan mereknya tidak tertarik mengejar angka penjualan dan juga tidak akan menurunkan harga.
Hal ini diharapkan dapat memberi nilai lebih bagi konsumen dibandingkan dengan menurunkan harga eceran.
Melepaskan dorongannya atas penjualan mobil listrik, Mercedes kini justru ingin mendorong penjualan divisi performa miliknya, AMG.
Advertisement