Fadhilah Surat Al-Ikhlas agar Selamat dari Siksa Kubur, Baca di Waktu Ini

Dalam berbagai riwayat terdapat berbagi amalan bagi orang beriman agar selamat dari siksa kubur. Siapa nyana, salah satunya adalah karena keutamaan Surat Al-Ikhlas

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 29 Apr 2024, 07:30 WIB
Alam kubur

Liputan6.com, Jakarta - Setelah meninggal, seseorang akan masuk ke alam barzakh atau alam kubur. Alam berzakh merupakan persinggahan sementara, sebelum alam akhirat.

Di alam barzakh, individu sudah dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya selama di dunia.

Apabila amal-amalnya baik, maka kuburnya dilapangkan, terang dan penuh kebahagiaan. Sebaliknya, jika perbuatannya selama di dunia tercela, maka siksa kubur menanti.

Semua orang beriman pasti berharap selamat dan bahagia di alam kubur. Sebaliknya, mereka sangat khawatir atas siksa kubur.

Dalam berbagai riwayat terdapat berbagi amalan bagi orang beriman agar selamat dari siksa kubur. Siapa nyana, salah satunya adalah karena keutamaan Surat Al-Ikhlas.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Waktu Pembacaannya

Ilustrasi surga dan neraka. (Photo vectorpocket Copyright by Freepik)

Melansir laman NU Jabar, Kalam Ilahi yang berisi empat ayat ini dapat menghadirkan keridha’an Allah bagi pembacanya di alam kubur. Demikian disebutkan Syekh Sa’id bin Muhammad Ba’asyin dalam karyanya Busyral Karim.

ومن قرأ "قل هو الله أحد" أربعين مرة في مرض موته فانه ورد أنه لايفتن في قبره ويأمن ضغطته وتحمله الملائكة بأكفها حتى تجيزه الصراط إلى الجنة

Artinya, “Siapa yang membaca surat Qul Hu sebanyak 40 kali saat sakit menjelang kematiannya, maka telah datang keterangan hadits menyebutkan bahwa ia tidak disiksa dalam kubur. Ia juga aman dari impitan kubur. Para malaikat dengan telapak tangan mereka akan membawanya menyeberangi jembatan shirath hingga surga.” 

Oleh karenanya, manusia sedapat mungkin berbuat baik kepada sesama mumpung masih hidup. Alangkah baiknya perilaku baik itu dihiasi dengan ucapan yang baik seperti memperbanyak antara lain suratul Ikhlash. Semuanya itu adalah tanaman yang akan berbuah di alam kubur dan di akhirat kelak.


Keutamaan Surah Al-Ikhlas, Sama dengan Sepertiga Al Quran

ilustrasi membaca al-quran/copyright shutterstock.com/leolintang

Melansir rumaisyho.com, Rasulullah SAW mengungkapkan keutamaan Surah Al Ikhlas,

وَعَنْ أَبِي سَعِيْدِ الخُدْرِي – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ فِي : { قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ } : (( وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ القُرْآنِ )) .

وَفِي رِوَايَةٍ : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ لِأَصْحَابِهِ : (( أَيَعْجِزُ أحَدُكُمْ أنْ يَقْرَأَ بِثُلُثِ القُرْآنِ فِي لَيْلَةٍ )) فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَيْهِمْ ، وَقَالُوا : أيُّنَا يُطِيقُ ذَلِكَ يَا رسولَ الله ؟ فَقَالَ : (( { قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ اللهُ الصَّمَدُ } : ثُلُثُ الْقُرْآنِ )) رواه البخاري .

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang surah Qul Huwallahu Ahad (surah Al-Ikhlas), “Demi diriku yang ada pada tangan-Nya, sesungguhnya surah tersebut sama dengan sepertiga Al-Qur’an.”

Sedangkan dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabatnya, “Apakah salah seorang di antara kalian merasa lemah membaca sepertiga Al-Qur’an pada satu malam?” Maka itu berat bagi mereka, dan mereka berkata, “Siapakah di antara kami yang sanggup melakukan itu, wahai Rasulullah?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Qul huwallahu ahad adalah sepertiga Al-Qur’an.” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 5051]

 


Faedah Hadis

Ilustrasi membaca Al-Qur'an. (Photo by Masjid MABA on Unsplash)
  1. Surah Al-Ikhlas adalah sepertiga Al-Qur’an. Ini menunjukkan keutamaan dari surah tersebut.
  2. Surah Al-Ikhlas itu dinilai sebagai sepertiga Al-Qur’an ditinjau dari maknanya. Karena Al-Qur’an itu terdiri dari hukum, berita, dan tauhid. Surah Al-Ikhlas berisi pembahasan tauhid.
  3. Hendaklah seorang pengajar mengajukan persoalan pada murid-muridnya. Ini salah satu metode dalam mengajar.
  4. Boleh menggunakan lafaz yang tidak terbayang dalam benak. Karena kalau disebut sepertiga Al-Qur’an berarti membaca yang tertulis sebanyak sepertiga. Namun, yang dimaksud adalah secara makna, bukan dari sisi yang tertulis.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya