Viral 20 Keyboard SLB untuk Siswa Disabilitas Tertahan di Bea Cukai, Menkeu Sri Mulyani Turun Tangan

Kasus viral terkait alat pembelajaran milik SLB yang tertahan di Bea Cukai dan dikenakan pajak akan diselesaikan Senin, 29 April 2024.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 29 Apr 2024, 11:35 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani rapat dengan jajaran Bea Cukai pada Sabtu, 27 April 2024 di Kantor Bea Cukai Soekarno Hatta. (Foto: Instagram @smindrawati).

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini viral di media sosial tentang alat bantu disabilitas netra berupa keyboard yang tak kunjung disalurkan ke Sekolah Luar Biasa (SLB).

Keyboard khusus ini dikirim dari OHFA Tech Korea Selatan dan tiba di Indonesia pada 18 Desember 2022. Dua tahun berlalu, keyboard berjumlah 20 unit tak bisa keluar dari bandara karena tertahan di Bea Cukai, Soekarno Hatta.

Alat bantu ini tak dapat segera digunakan oleh siswa-siswi disabilitas lantaran kena pajak.

Menanggapi kasus viral ini, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani akhirnya turun tangan dan menyambangi Bea Cukai Soekarno Hatta pada 27 April 2024. Dia mengatakan, kasus viral terkait alat pembelajaran milik SLB yang tertahan di Bea Cukai dan dikenakan pajak akan diselesaikan Senin, 29 April 2024.

“Malam ini, saya bersama pimpinan @beacukairi di Kantor @bcsoetta membahas mengenai berbagai isu aktual yang muncul di publik terkait pelayanan BC. Saya mendengar laporan penanganan kasus yang viral, seperti pengiriman barang untuk Sekolah Luar Biasa (SLB),” tulis Sri dalam unggahan Instagram pribadinya, dikutip Senin (29/4/2024).

Sri menceritakan, barang impor berupa keyboard sebanyak 20 unit tersebut sebelumnya diberitahukan sebagai barang kiriman oleh perusahaan jasa titipan (PJT) yakni DHL pada tanggal 18 Desember 2022.

“Namun karena proses pengurusan tidak dilanjutkan oleh yang bersangkutan tanpa keterangan apa pun, maka barang tersebut ditetapkan sebagai Barang Tidak Dikuasai (BTD),” jelas Sri dalam keterangan foto.


Keyboard untuk Disabilitas Ternyata Barang Hibah

Menteri Keuangan Sri Mulyani rapat dengan jajaran Bea Cukai pada Sabtu, 27 April 2024 di Kantor Bea Cukai Soekarno Hatta. (Foto: Instagram @smindrawati).

Belakangan di media sosial twitter atau X, lanjut Sri, baru diketahui bahwa ternyata barang kiriman tersebut merupakan barang hibah.

“Sehingga BC akan membantu dengan mekanisme fasilitas pembebasan fiskal atas nama dinas pendidikan terkait.”

Terkait kasus ini, dia pun memberi arahan kepada Bea Cukai untuk melakukan perbaikan layanan.

“Arahan saya jelas, saya minta BC terus melakukan perbaikan layanan dan proaktif memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai kebijakan-kebijakan dari berbagai K/L (kementerian/lembaga) yang harus dilaksanakan oleh BC sesuai mandat UU yaitu sebagai border protection, revenue collector, trade facilitator, dan industrial assistance.”


Minta BC Tangani Masalah Lebih Cepat

Sri Mulyani juga meminta Bea Cukai atau BC untuk bekerja sama dengan berbagai pihak agar penanganan masalah di lapangan bisa dilakukan lebih cepat.

“Saya juga meminta BC untuk bekerja sama dengan para stakeholders terkait agar dalam pelayanan dan penanganan masalah di lapangan dapat berjalan cepat, tepat, efektif sehingga memberikan kepastian kepada masyarakat.”

“Saya mengapresiasi dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah dan terus membantu memberikan masukan maupun dukungan lain agar pelayanan dan kinerja BC dan Kemenkeu terus membaik. Soekarno Hatta, 27 April 2024,” tulisnya.


Komunikasi dengan Pemilik Akun yang Viralkan Isu Keyboard SLB

Sri Mulyani juga menjelaskan, DHL mengajukan pemberitahuan untuk barang impor khusus karena nilai barang di atas USD 1.500 atau sekitar Rp 24,3 juta pada 28 Desember 2022 dan menggantikan tujuannya menjadi perorangan.

“Barang ini sudah cukup lama karena nilai barang di atas USD 1.500, maka DHL mengajukan pemberitahuan untuk barang impor khusus pada 28 Desember 2022, dan menggantikan tujuannya dari SLB sebagai badan kepada perorangan dalam hal ini kepala sekolah,” ujar Sri Mulyani.

Kemudian, Bea Cukai meminta dokumen pendukung pada 17 Januari 2023 untuk permohonan itu.

"Proses ini tidak dilanjutkan menyebabkan barang tersebut terkatung-katung, disebutkan Bea Cukai sebagai barang yang tidak dikuasai (BTD),” kata Sri Mulyani.

Kini, Bea Cukai telah berkomunikasi dengan pemilik akun @ijalzaid yang pertama kali mem-viral-kan isu ini untuk mendapat penyelesaian masalah.

“Bea Cukai mengontak dan berkomunikasi langsung dengan pemilik akun x yang viralkan yaitu akun @ijalzaid, dan saat ini ada komunikasi dan respons baik,” ujar dia.

Dia pun berharap masalah ini akan rampung pada Senin, 29 April 2024.

Dalam akun pribadinya, @ijalzaid mengonfirmasi bahwa komunikasi yang baik memang sudah dilakukan dengan pihak BC.

“Alhamdulillah sudah berkoordinasi dengan BC, dan segera perilisan. Alhamdulillah sudah ada arahan untuk penyelesaian. InsyaAllah mulai hari Senin pihak sekolah bersurat berjenjang ke dinas pendidikan untuk meminta dibuatkan surat permohonan bebas bea. Terima kasih,” tulis @ijalzaid.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya