UKM Mebel Indonesia Target Kuasai 1% Pasar Perabotan Dunia

Berdasarkan data 2023, ekspor perabotan Indonesia didominasi oleh furnitur kayu yang memberikan kontribusi sebesar 68 persen dari total ekspor furnitur Indonesia. Sementara pasar Amerika Serikat menguasai 55 persen dari total ekspor furnitur Indonesia.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 29 Apr 2024, 20:00 WIB
Pekerja menyelesaikan pembuatan kursi tamu ukir Jepara di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (23/10/2020). Pengusaha kursi kayu jati tersebut mengatakan, pada awal pandemi COVID-19 penjualan mebel sempat turun 50 persen namun kini berangsur normal. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) target menguasai 1 persen dari pasar perabotan dunia. Misi ini diusung lantaran permintaan produk furnitur di pasar global sangat potensial dan masih terbuka lebar.

Ketua Umum Asmindo Dedy Rochimat mengatakan, pada akhir 2023 tercatat pangsa pasar furniture global mencapai angka USD 729 miliar. Sementara pada 2024 ini diprediksi akan meningkat menjadi USD 766 miliar.

"Asmindo telah menargetkan untuk dapat menguasai 1 persen dari pasar furnitur dunia," ujar Dedy dalam kegiatan bersama American Hardwood Export Council, Senin (29/4/2024).

Berdasarkan data 2023, ekspor perabotan Indonesia didominasi oleh furnitur kayu yang memberikan kontribusi sebesar 68 persen dari total ekspor furnitur Indonesia. Sementara pasar Amerika Serikat menguasai 55 persen dari total ekspor furnitur Indonesia.

"Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan terbesar furniture Indonesia terdapat pada furnitur kayu, dengan pasar terbesar adalah Amerika Serikat," imbuh Dedy.

Kendati begitu, ia menambahkan, adanya tantangan ketidakpastian perekonomian global, kondisi geopolitik, perubahan iklim yang akhir-akhir ini terjadi berdampak pada turunnya nilai ekspor furnitur Indonesia. Nilai ekspor furnitur Indonesia pada 2023 hanya mencapai USD 2,1 miliar, atau mengalami penurunan sebesar 23 persen dibandingkan 2022.

"Namun demikian, Asmindo tetap optimis dapat meraih target 1 persen pangsa pasar furnitur dunia, yaitu sekitar USD 7 miliar dimasa yang akan datang," tegas dia.

Hanya saja, kata Dedy, misi ini membutuhkan dukungan bahan baku yang memadai, teknologi canggih, dan akses pasar produk Indonesia yang lebih besar, khususnya di Amerika dan Eropa.

Selain itu, ia menekankan bahwa 90 persen anggota Asmindo merupakan pelaku UKM. Oleh karenanya, Dedy berharap hadirnya American Hardwood Export Council (AHEC) dapat memfasilitasi dan membantu para pelaku UKM, khususnya anggota ASMINDO untuk dapat memanfaatkan American hardwood secara optimal.

"Tentunya dengan disertai program-program pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan. Sehingga para pelaku UKM dapat mengakses pasar yang lebih besar, khususnya pasar Amerika dan Eropa," tutur dia.


9 Jurus Industri Mebel Kejar Target Ekspor USD 5 Miliar di 2024

Pekerja membuat mebel di kawasan Tangerang, Selasa (3/11/2020). Generalized System of Preference (GSP) atau fasilitas perdagangan berupa pembebasan tarif bea masuk memungkinkan produk UMKM lebih banyak diekspor ke Amerika Serikat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) bersama Pemerintah sepakat menargetkan ekspor mebel dan kerajinan sebesar USD 5 miliar pada tahun 2024. 

Namun, HIMKI menyadari dalam merealisasikan target tersebut di atas diperlukan dukungan dari berbagai pihak, yaitu pemerintah; pelaku usaha industri mebel dan kerajinan baik skala kecil, menengah, maupun besar; para desainer; dan stakeholder lainnya termasuk media dan organisasi swasta lainnya yang concern terhadap perkembangan industri mebel dan kerajinan nasional.

Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur, membeberkan sembilan langkah yang harus dipenuhi untuk mencapai target ekspor sebesar USD 5 Miliar pada tahun 2024. 

Langkah pertama, yakni kecukupan suplai bahan baku utama dan bahan penunjang. Ketersediaan bahan baku yang berkualitas dengan stabilitas harga menjadi faktor penentu daya saing industri mebel dan kerajinan. 

Untuk memenuhi kebutuhan kayu setidaknya 30 persen dari jumlah kebutuhan sampai saat ini masih didatangkan dari Impor, karena masih kurangnya pasokan kayu perkakas (kayu keras) dari kawasan hutan dalam negeri.

"Mempertimbangkan target ekspor mebel dan kerajinan senilai USD 5 miliar pada tahun 2024, dimana dari nilai tersebut 55 persen masih berupa produk berbahan baku kayu atau setara dengan ±12 juta m3 kayu bulat dari berbagai jenis kayu dengan kualitas dan standar yang dikehendaki pasar," kata Abdul dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (2/1/2024).


Bahan Baku

Pekerja menyelesaikan pembuatan kursi tamu ukir Jepara di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (23/10/2020). Pengusaha kursi kayu jati tersebut mengatakan, pada awal pandemi COVID-19 penjualan mebel sempat turun 50 persen namun kini berangsur normal. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Selain kayu, untuk mendukung target ekspor tersebut dibutuhkan sekitar 67.194 ton bahan baku rotan siap pakai.

Hal yang tidak kalah pentingnya dan perlu mendapatkan perhatian adalah bahan penolong/penunjang atau bahan pendamping seperti, fitting/aksesories, bahan pengemas, dan bahan-bahan finishing yang berperan pada kegiatan proses produksi.

Langkah kedua, peremajaan alat dan teknologi produksi. Salah satu program unggulan Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian yang terbukti berdampak terhadap efisiensi, produktivitas, dan standarisasi kualitas adalah program restrukturisasi atau peremajaan mesin/peralatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan (IHHP) bagi sektor industri pengolahan kayu termasuk industri furniture (industri skala menengah - besar).

Untuk peremajaan mesin/peralatan industri skala kecil dan menengah program dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA).


Langkah Selanjutnya

Pekerja membuat mebel di kawasan Tangerang, Selasa (3/11/2020). Generalized System of Preference (GSP) atau fasilitas perdagangan berupa pembebasan tarif bea masuk memungkinkan produk UMKM lebih banyak diekspor ke Amerika Serikat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ketiga, inovasi dan Pengembangan Desain. Pengembangan desain dan inovasi produk salah satu kunci menghadapi ketatnya persaingan di pasar global. Industri mebel dan kerajinan (homedecor) merupakan bagian dari industri kreatif yang menghasilkan produk dengan trend desain yang cepat berubah. 

"Dalam mengimbangi tren desain yang cepat berubah dibutuhkan suatu wadah untuk melakukan pengembangan desain dan inovasi produk. Sejalan dengan itu diperlukan perlindungan hukum terhadap produk hasil pengembangan inovasi dan desain," ujarnya.

Langkah keempat, yakni promosi dan pemasaran. Dengan mempertimbangkan tetap lemahnya permintaan pasar global, terutama dari pasar negara maju yang menjadi tujuan utama ekspor mebel dan kerajinan Indonesia.

Pengaruh ketegangan geopolitik yang dimulai awal tahun 2022 yang diikuti adanya konflik bersenjata dan diperburuk dengan adanya konflik bersenjata yang tengah berlangsung, antara Hamas dan Israel yang dikhawatirkan memicu konflik yang lebih luas dan berisiko meningkatkan kerawanan di kawasan Timur Tengah yang memicu pada kenaikan harga energi akan berdampak pada perlambatan pemulihan ekonomi global dan menahan permulihan permintaan mebel, dan kerajinan dari negara-negara tujuan ekspor utama yaitu Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa dan negara maju lainnya.

 "Untuk mengantisipasi kerugian yang semakin buruk yang dialami oleh pelaku usaha akibat akibat terganggunya pemulihan permintaan pasar Pemerintah perlu mengambil langkah- langkah antisipatif," katanya.

Kelima, peningkatan kompetensi SDM Industri. Kondisi terbatasnya tenaga kerja siap pakai yang memiliki kompetensi/tingkat keahlian khusus dan tersertifikasi akan berdampak pada rendahnya tingkat pertumbuhan industri dan daya saing industri mebel dan kerajinan nasional.


Pengupahan

Pekerja menyelesaikan pembuatan kursi tamu ukir Jepara di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (23/10/2020). Pengusaha kursi kayu jati tersebut mengatakan, pada awal pandemi COVID-19 penjualan mebel sempat turun 50 persen namun kini berangsur normal. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Keenam, regulasi dan sistem pengupahan. Pemerintah dalam menyusun regulasi termasuk juga sistem pengupahan tenaga kerja nasional, dan daerah secara konsisten yang mengakomodir aspek keadilan bagi semua pihak yang terlibat agar dapat menjamin kelangsungan iklim berusaha yang lebih kondusif bagi pelaku industri yang telah eksis dan menjadi daya tarik bagi investor baru.

Ketujuh, penurunan suku bunga. Penurunan suku bunga pinjaman perbankan pada level yang wajar amat penting sebagai dasar terwujudnya daya saing industri dan harga jual yang kompetitif di pasar global.

Kedelapan, pengurangan Tarif Pajak. Penghapusan pajak bahan baku impor dan supporting Industri atau pengurangan pajak bagi seluruh bahan, komponen yang dapat mendukung pertumbuhan ekspor.

"Agar daya saing produk mebel dan kerajinan memperoleh efisiensi dari bahan yang tidak tersedia di dalam negeri. Serta penurunan tarif pajak badan pada angka kompetitif," ujarnya.

Langkah kesembilan, yakni penegakkan hukum. Hingga saat ini praktik penyelundupan terutama rotan masih terjadi. Selain penyelundupan fisik disinyalir modus penyelundupan bahan baku yang dilarang dilakukan dengan penyalahgunaan aturan/ketentuan kepabeanan al pelarian HS. 

"Praktik penyelundupan sangat mengganggu stabilitas pasokan bahan baku ke industri dalam negeri. Terjadinya penyelundupan ini akibat lemahnya sanksi yang diberikan kepada para eksportir yang melanggar," pungkasnya.

  

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya