Liputan6.com, Jakarta - Gempa bumi Magnitudo 6.2 yang berpusat di 151 kilometer barat daya Garut, Jawa Barat menyita perhatian publik. Pasalnya, gempa Garut ini juga dirasakan di Serang, Banten, Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah, hingga Yogyakarta.
Di Indonesia, gempa bukanlah berita baru. Nyaris tiap hari, kita disuguhi kabar terjadinya gempa bumi.
Advertisement
Maklum, Indonesia berada di wilayah lingkaran api pasifik atau cincin api pasifik yang merupakan pertemuan tiga lempeng tektonik dunia seperti Lempeng Indo-Austalia, Lempeng Eurasia dan Lempek Pasifik. Akibatnya, gempa sangat sering terjadi.
Bahkan, ada pula lindu yang berdampak begitu besar dan menimbulkan banyak korban jiwa. Terbaru, gempa Cianjur, akhir 2022 lalu. Lainnya, tentu masih ingat riwayat gempa dan tsunami Pangandaran dan Aceh, atau Palu.
Dalam kilasan sejarah Islam, gempa juga menjadi salah satu yang diriwayatkan, meski tak intensif. Gempa yang diriwayatkan bisa jadi hanya yang berdampak besar.
Gempa juga terjadi pada zaman nabi. Bahkan, ada fragmen kisah Rasulullah menenangkan Gunung Uhud yang bergetar karena gempa, tatkala mendaki bersama tiga sahabatnya, Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan.
Simak Video Pilihan Ini:
Rasulullah Tenangkan Gunung Uhud
Melansir Tanwir.id, Hasbullah Tasnim (2019) mencatat, peristiwa ini terjadi pada masa Nabi saw. Gempa bumi dengan kekuatan yang cukup besar mengguncang Madinah, seperti yang diriwayatkan oleh al-Bukhari:
Anas bin Malik r.a. menceritakan sebuah kisah bahwa Nabi sedang mendaki Gunung Uhud, diikuti oleh Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Usman. Kemudian gunung Uhud bergetar, maka Nabi bersabda: “Tenanglah wahai Uhud, karena di atasmu sekarang ada Nabi saw., al-Siddiq (yang benar artinya Abu Bakar) dan dua orang (yang akan mati) syahid”. (HR. al-Bukhari).
Hadis di atas menjelaskan bahwa terjadi gempa bumi yang dialami langsung oleh Nabi saw. bersama dengan para pendamping.
Pada hadis yang lain disebutkan bahwa:
Anas r.a. berkata: Nabi adalah orang yang paling baik, paling berani dan paling dermawan. Gempa bumi pernah membuat panik penduduk Madinah dan Nabi adalah orang yang mendahului mereka (mencari sumber gempa) dengan menunggang kuda kemudian mengabarkan: “Kami tahu (gempa) itu berada di laut”. (Riwayat al-Bukha>ri>).
Advertisement
Gempa dalam Sejarah Islam
Gempa bumi juga dialami oleh Umar ibn al-Khattab pada masa kekhalifahannya, begitu pun pada masa pemerintahan Umar ibn Abd al-‘Aziz.
Terdapat beberapa gempa bumi yang terjadi dalam sejarah Islam. Gempa bumi telah menjadi bagian dari catatan sejarah dan bukan lagi fenomena baru yang dihadapi umat manusia. Ibn al-Asir dalam al-Kamil fi al- Tarikh mencatat terjadinya gempa bumi setelah zaman para sahabat yang terjadi pada tahun 212 H, bertepatan dengan tahun 827 M, di Yaman. Kejadian yang sama juga terjadi di wilayah Aden yang menelan banyak korban jiwa dan harta benda.
Selain itu, gempa juga terjadi pada tahun 245 H di Antokiya, salah satu wilayah di Turki. Bencana tersebut memakan korban dan kerugian yang sangat besar, termasuk 1500 tempat tinggal warga.
Gempa bumi sebelumnya terjadi pada tahun 242 H atau tahun 856 M di Persia, Khurasan, dan Syam, yang menimbulkan kehancuran dan memakan ribuan korban jiwa. Catatan ini dijelaskan oleh al-Thabari dalam Tarikh al-Rusul wa al-Muluk.