Liputan6.com, Jakarta Nasabah Permodalan Nasional Madani (PNM) Mekaar nyatanya tak selamanya mulus. Terbaru, ada kejadian nasabah yang mengamuk hingga melempari piring ke Account Officer (AO) PNM Mekaar.
Kasus lainnya, terdapat nasabah yang ditagih kreditnya mengacungkan parang ke petugas AO PNM Mekaar. Ternyata, ada konsekuensi lanjutan dari tindakan tak terpuji tersebut.
Advertisement
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan, nasabah yang berlaku kasar tadi terancam tak bisa mendapatkan kredit atau pembiayaan lanjutan. Pasalanya, salah satu syarat untuk mengakses pembiayaan adalah mendapat rekomendasi dari kelompoknya.
"Yang pastinya, ini kan pembiayaan kelompok, pastinya ya kita gak bisa hindari, si ibunya jadi dimusuhi teman-teman kelompoknya juga. Kalau sudah dimusuhi, ya pastinya tinggal tunggu, ya rasanya agak susah dia direkomendasikan oleh teman-temannya untuk mendapatkan pembiayaan kembali," urai Arief dalam Media Briefing di Media Center Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (30/4/2024).
Gotong Royong
Dia menjelaskan, selain aspek komersial melalui pembiayaan, ada aspek social engineering kerap menjadi lebih melekat pada nasabah PNM Mekaar.
Hal ini tercermin dari gotong royong yang terbangun dalam satu kelompok kredit PNM Mekaar. Menanggapi hal ini, PNM perlu mengambil langkah lebih adaptif terhadap nasabah.
"Jadi mungkin konten social engineering dalam PNM Mekaar bisa lebih banyak daripada nuansa bisnis komersialnya, pembiayaan. Tapi kalau kami, jadi lebih banyak tadi. Karena siapa yang dibiayai pun sudah dapat rekomendasi dari lingkungan, termasuk yang rekiomendasi dr lingkungan termasuk yang jadi teman satu kelompoknya," kata dia.
"Kenapa? Karena dibanding induk kami, kami hanya punya satu karakter (nasabah) yang di tengah jalan bisa berubah-ubah. Yang tadinya baik-baik saja, bisa berubah melempar piring, dalam situasi tertentu bisa berubah," imbuhnya.
AO PNM Mekaar Dilempar Piring
Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi mengaku banyak pegawainya yang kerap mendapat perlakuan tidak baik. Utamanya para jajaran Account Officer (AO) PNM Mekaar.
Arief mengungkap, baru-baru ini ada AO PNM Mekaar yang dilempar piring di Lamongan, Jawa Timur. Sementara itu, di tempat lain, ada nasabah PNM Mekaar yang mengacungkan parang kepada penagih di Sumatera Barat.
"Ini fakta di lapangan yang gak bisa kita hindari. Kami sejak 2016 sudah memberikan pembiayaan 20,2 juta ibu di 6.165 kecamatan. Kalau ada fenomena 1-2 seperti itu, bukan kami mengecilkan, ini menjadi perhatian kami. Kebetulan ada Pak Corsec kami, saya minta langsung berangkat ke yang dilempar piring di Lamongan, yang parang di Sumbar," ungkap Arief di Media Center Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (30/4/2024).
Dia menjelaskan, kedua kejadian tersebut langsung ditindaklanjuti secara hukum. Sementara ini, kasus AO diancam parang di Sumbar lanjut proses di aparat penegak hukum. Sementara, kasus di Lamongan, Jawa Timur, berkahir damai.
"Kalau yang Lamongan, laporan sudah masuk, kita proses. Tapi karena perrtimbangan dan masukan pemuka-pemuka di sana, kita selesaikan melalui kekeluargaan," tuturnya.
Arief menegaskan pihaknya sebagai pemimpin perusahaan akan membela para penagih kredit atau AO PNM Mekaar tadi. Jika kasusnya berkenaan dengan hukum, maka pihaknya juga akan mengambil langkah serupa.
"Kalau sebagai salah satu bentuk perlindungan kami kepada karyawan, kepada AO, pasti kami akan laporkan. Dan tindakan-tindakan preventif dan preemptive terhadap excess, kalau nanti berkembang, pasti kita akan tangani," katanya.
"Ini masih bentuk kejadian-kejadian kecil. Tapi kami tidak sepelekan hal ini, kami tetap perhatikan. Dan pencegahan timbulnya hal ini menjadi perhatian kami," sambung Arief.
Advertisement