Liputan6.com, Jakarta Ketika seseorang disukai, itu berarti orang lain memiliki pandangan positif terhadapnya, merasa nyaman, dan bahkan senang berada di sekitarnya. Dimana hal tersebut akan menciptakan hubungan yang positif dan berarti dalam kehidupan seseorang, serta meningkatkan kesejahteraan sosial dan emosional mereka.
Tentunya, kita tidak memiliki kendali atas apakah seseorang akan menganggap kita menyenangkan atau apakah mereka ingin menjadi teman atau pasangan potensial (apabila jika kita mencarinya).
Advertisement
Yang bisa kita kendalikan adalah bagaimana kita berhubungan dengan diri kita sendiri dan orang lain.
John Amodeo, PhD, seorang psikoterapis, penulis, pelatih, dan pembicara asal California yang telah menjadi terapis pernikahan dan keluarga berlisensi selama lebih dari 40 tahun memberikan 3 praktik yang Anda bisa lakukan untuk menciptakan iklim di mana orang akan merasa lebih nyaman dengan Anda.
Dan berikut adalah cara-caranya, melansir dari Psychology Today, Selasa (30/04/2024)
Menyukai diri anda sendiri
Kita sering diberitahu bahwa kita harus mencintai diri kita sendiri sebelum bisa mencintai orang lain.
Banyak dari kita yang tidak menyukai diri kita sendiri. Kita menemukan hal-hal untuk dikritik tentang diri kita sendiri, mengomentari penampilan kita, situasi keuangan kita, pekerjaan yang tidak memuaskan, penyesalan mengenai pilihan karier atau pasangan hidup dapat membebani kita.
Membawa rasa malu tentang diri kita sendiri membuat kita terkungkung dalam dunia yang kecil.
Kita enggan mengambil risiko atau menjadi diri sendiri, karena takut orang lain akan melihat kita seperti yang kita lihat (secara negatif) dan akan menolak kita, sehingga akan meneruskan siklus rasa malu dan putus asa tanpa henti.
Menyukai diri sendiri berarti merasa nyaman dengan tubuh kita sendiri, menerima diri kita apa adanya.
Seperti yang dikatakan oleh psikolog Carl Rogers dengan bijak: “Ketika saya dapat menerima diri saya apa adanya, maka saya dapat berubah.”.
Penulis Oscar Wilde juga dengan cerdik mengungkapkan hal serupa: “Jadilah diri Anda sendiri apabila orang lain sudah mengambilnya.”
Daripada mencoba untuk memperbaiki diri kita sendiri, jalur penyembuhan kita adalah menemukan hal-hal yang kita sukai dari diri kita sendiri, mungkin kecerdasan kita, humor kita, kesetiaan kita, kreativitas kita, atau sifat kepedulian kita.
Mungkin akan membantu jika Anda membuat daftar hal-hal yang Anda hargai dari diri Anda sendiri dan menyimpannya di dalam hati Anda.
Dan semakin Anda menyukai dan menghargai diri sendiri, Anda akan semakin terlihat di mata orang lain.
Menyukai orang lain
Inilah kebenaran sederhana yang sering diabaikan: semakin kita menunjukkan bahwa kita menyukai seseorang, semakin besar kemungkinan orang tersebut menyukai kita. Sudah menjadi rahasia umum bahwa semua orang ingin disukai dan diterima.
Bias negatif dalam pikiran kita cenderung membuat kita fokus pada hal-hal yang mungkin berbahaya dari orang lain.
Kita cenderung mencari hal-hal yang tidak kita sukai dari mereka atau cara di mana mereka dapat menyakiti kita.
Kadang-kadang, kita menggunakan strategi defensif dengan mengkritik atau menolak orang lain sebelum mereka memiliki kesempatan untuk menolak kita. Upaya untuk tetap aman ini, meskipun dilakukan dengan niat baik, sebenarnya dapat membuat kita merasa terisolasi.
Apakah Anda menyadari bahwa rasa sakit dan kebencian yang lama Anda simpan dapat terpancar kepada orang-orang yang ingin Anda dekati? terkadang, tanpa disadari, Anda mungkin terlalu sering mengingat-ingat kelemahan dan kepekaan orang lain. Atau mungkin Anda begitu sibuk dengan pikiran dan penilaian Anda sendiri sehingga Anda tidak benar-benar memperhatikan mereka.
Kebencian dan sikap defensif biasanya berasal dari luka-luka masa lalu yang belum sembuh dan kebutuhan atau keinginan yang tidak terpenuhi.
Ketika komentar-komentar kritis, memalukan, atau pedas diarahkan kepada orang lain, mereka cenderung merasa terpukul.
Cara memperbaiki mindset yang merugikan diri sendiri ini adalah dengan memperhatikan apa hal-hal yang positif dari orang lain.
Anda mungkin menemukan sisi-sisi yang kurang menyenangkan pada orang lain, tetapi ingatlah bahwa tidak ada yang sempurna, termasuk diri Anda sendiri!
Mungkin Anda akan lebih menghargai orang yang lebih fokus pada kualitas baik Anda daripada kekurangan Anda, bukan? Bisakah Anda memberikan perlakuan yang sama kepada orang lain?
Melalui tatapan mata yang ramah, senyuman yang hangat, kata-kata yang penuh perhatian, dan sikap menerima seseorang dengan tulus, Anda akan menyampaikan makna bahwa diri Anda adalah orang yang baik dan peduli.
Advertisement
Mencoba untuk lebih menerima dan tidak menghakimi kekurangan orang lain
Kita semua kadang-kadang mengalami ketidaknyamanan dalam situasi sosial.
Saat merasa cemas ketika bertemu dengan orang baru, kita mungkin mengucapkan hal-hal yang kurang bijaksana. Atau, kita mungkin berusaha terlalu keras untuk membuat orang lain senang atau menyukai kita.
Mungkin ada orang yang membuat lelucon yang terasa canggung, berusaha terlihat cerdas, atau menyuarakan pandangan yang berbeda dengan kita.
Apakah tidak lebih baik jika kita membiarkan perbedaan tersebut? Alih-alih menghakimi mereka, apakah kita bisa memberi mereka ruang untuk berpikir secara berbeda dan menganggap kenyataan bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna?
Semakin Anda membangun kelembutan dan kasih sayang terhadap diri sendiri, semakin banyak sumber daya yang Anda miliki untuk melihat kebaikan dalam orang lain dan memberikan kebaikan kepada mereka.
Anda juga akan lebih percaya diri untuk menetapkan batasan dan dapat melindungi diri sendiri jika mereka mengatakan atau melakukan sesuatu yang menyakitkan atau tidak menyenangkan.