Liputan6.com, Jakarta- WhatsApp telah menjadi salah satu aplikasi pesan instan yang paling populer di dunia, dengan lebih dari 2 miliar pengguna aktif setiap bulannya. Namun, popularitasnya juga menjadikannya target empuk bagi para penipu yang tak kenal lelah untuk mencari korban baru.
Modus penipuan melalui WhatsApp terus berkembang dan semakin canggih, sehingga mengharuskan kita untuk tetap waspada terhadap ancaman digital ini.
Advertisement
Salah satu modus penipuan yang umum dilakukan melalui WhatsApp adalah dengan mengatasnamakan teman atau keluarga yang meminta bantuan keuangan mendesak. Penipu akan mencuri foto profil dan nama kontak yang ada di ponsel korban, lalu mengirim pesan memohon bantuan keuangan dengan alasan yang mengharukan.
Mereka akan meminta transfer uang melalui layanan perbankan digital atau aplikasi pembayaran online. Untuk menghindari jebakan ini, sebaiknya selalu verifikasi melalui panggilan telepon atau pesan lainnya sebelum melakukan transfer.
Selanjutnya
Selain itu, penipuan melalui WhatsApp juga sering dilakukan melalui modus penjualan produk palsu atau penawaran investasi yang menjanjikan keuntungan besar. Penipu akan mengirim pesan dengan penawaran menarik, seperti produk branded dengan harga diskon atau investasi dengan imbal hasil yang tinggi. Namun, setelah uang dikirim, barang tidak kunjung datang atau investasi tersebut ternyata fiktif.
Penting untuk selalu melakukan riset terlebih dahulu sebelum membeli produk atau melakukan investasi, serta berhati-hati terhadap penawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.
Berikutnya adalah penipuan dengan trik menyebarkan malware melalui file APK (Android Package), pelaku penipuan menggunakan nomor tak dikenal mengirim beragam informasi dan menyertakan file APK agar kita mengunduhnya. Biasanya trik penipuan yang digunakan berupa undangan, paket, hingga hadiah.
Advertisement
Tips Menghadapinya
Dalam menghadapi modus penipuan melalui WhatsApp, ada beberapa tips yang dapat dilakukan.
Pertama, selalu waspada terhadap pesan dari orang yang tidak dikenal atau yang mencurigakan.
Kedua, jangan mudah tergoda oleh penawaran yang terlalu menggiurkan tanpa melakukan riset terlebih dahulu.
Ketiga, hindari memberikan informasi pribadi atau data sensitif kepada orang yang tidak dipercaya. Terakhir, pastikan bahwa aplikasi WhatsApp selalu diperbarui ke versi terbaru, karena pihak WhatsApp terus meningkatkan keamanan aplikasinya.
Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, penting bagi kita untuk tetap waspada terhadap ancaman penipuan melalui WhatsApp. Dengan mengetahui modus-modus penipuan yang umum terjadi dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat melindungi diri sendiri dan orang-orang terdekat dari ancaman digital yang semakin berkembang.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun , tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement