Liputan6.com, Cirebon - Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati Majalengka masih sepi dari aktivitas penerbangan pada umumnya. Padahal, infrastruktur hingga sarana prasarana serta fasilitas telah disediakan oleh pihak bandara.
Vice Presiden BIJB Kertajati Arie Widodo mengaku ada beberapa faktor yang menjadikan bandara masih minim peminat. Baik dari penumpang maupun maskapai yang enggan landing di Bandara Kertajati.
"Terhitung setelah pandemi Covid-19 ya. Kalau sebelum pandemi dunia penerbangan sedang jaya-jayanya," kata Arie Widodo usai menghadiri Saresehan West Java Economic Society (SWJES) di Kantor Bank Indonesia Cirebon, Selasa (30/4/2024).
Baca Juga
Advertisement
Arie mengatakan, Bandara Kertajati sempat ramai setelah pemerintah resmi memindahkan seluruh maskapai komersialnya dari Bandara Husein Bandung. Apalagi setelah Tol Cisumdawu beroperasi, jarak dari Bandung menuju bandara semakin dekat.
Arie menyebutkan, 52 persen pasar penumpang Bandara Kertajati berasal dari Bandung. Namun, kondisinya saat ini masih minim peminat karena ada harga yang lebih kompetitif.
"Selain Kertajati ada bandara Halim dan Soetta. Dari Bandung ke Halim via tol bisa sampai Rp 67 ribu. Sedangkan dari Bandung ke Kertajati via tol bisa sampai Rp 92 ribu jadi belum kompetitif dan ada tantangan tersendiri bagi Kertajati," kata Arie.
Selain itu, Arie mengatakan, kebutuhan yang dominan lainnya adalah memastikan harga bahan bakar avtur setara dengan bandara di Cengkareng. Sejauh ini, kata dia, terjadi selisih harga avtur antara Bandara Kertajati dan Soetta.
Selisih Harga Avtur
Ia menyebutkan, harga avtur yang dijual Pertamina di Bandara Kertajati di kisaran Rp 14 ribuan per liter. Sementara harga avtur di Bandara Cengkareng sekitar Rp 13 ribuan dan terjadi selisih Rp 1.113 per liter.
"Meski selisihnya sudah turun dibanding 3 tahun lalu tapi menurut kami masih tidak kompetitif," ujar Arie.
Oleh karena itu, Ia mengusulkan agar satu harga dan menerapkan sistem yang saling mensubtitusi. Ketika tidak ada penerbangan di Kertajati maka bisa lewat Soetta begitu juga sebaliknya.
Arie optimis akan ada solusi dari beberapa persoalan yang menjadi tantangan Bandara Kertajati.
Kepala BI Jawa Barat Muhammad Nur mengaku siap memfasilitasi pertemuan dengan Pertamina Balongan terkait penyesuaian harga avtur di BIJB Kertajati agar setara dengan di Bandara Soetta.
"Dulu memang ada gap harga yang tinggi antara avtur yang diterima BIJB Kertajati dan Soetta. Lalu kita lakukan sinergi kolaborasi dengan Pertamina Balongan dan ternyata bisa disesuaikan sehingga yang semula selisin Rp 2000 an per liter menjadi Rp 1.113 per liter," ujarnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, BIJB Kertajati minta difasilitasi kembali pertemuan dengan Pertamina terkait permintaan kesetaraan harga avtur dengan dengan bandara lain.
Merespons usulan tersebut, Muhammad Nur menyanggupi untuk menggelar pertemuan antara BIJB Kertajati dengan Pertamina Balongan. Pertemuan tersebut akan digelar secepatnya.
"Kami siap lakukan itu apalagi untuk kepentingan masyarakat luas," kata Muhammad Nur.
Advertisement