Erupsi Gunung Ruang, Pulau Tagulandang Gelap Gulita

Kondisi Pelabuhan Tagulandang yang ada di Desa Bahoi, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, hanya diterangi lampu yang berasal dari KN SAR Bima Sena.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 01 Mei 2024, 06:23 WIB
Gunung Ruang kembali erupsi pada Rabu malam (17/4/2024), pukul 20.15 WIT. (Liputan6.com/ Dok PVMBG)

Liputan6.com, Sitato - Erupsi Gunung Ruang yang terjadi pada, Selasa (30/4/2024) subuh, menyebabkan pihak PLN terpaksa memadamkan aliran listrik di Pulau Tagulandang. Akibatnya, wilayah itu pada Selasa malam tampak gelap gulita.

Kondisi Pelabuhan Tagulandang yang ada di Desa Bahoi, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, hanya diterangi lampu yang berasal dari KN SAR Bima Sena. Tiang-tiang lampu yang berjejer sepanjang dermaga belum dialiri listrik.

"Lampunya padam diperkirakan sejak terjadinya erupsi Selasa subuh pukul 01.00 Wita,” ujar Cicil, salah satu warga Tagulandang.

Cicil mengatakan, lampu padam setelah terjadi letusan Gunung Ruang yang lebih dahsyat dibandingkan dengan erupsi sebelumnya pada Selasa 16 April 2024 silam.

"Erupsi kali ini lebih dahsyat. Terjadi hujan batu, kerikil debu saat terjadi letusan, lampu padam," tuturnya. 

Hingga pukul 22.02 Wita setelah KN SAR Bima Sena sandar, lampu di permukiman penduduk yang ada di sekitar Pelabuhan Tagulandang tidak menyala.

Dari pelabuhan hanya tampak dari kejauhan empat titik seperti sesuatu yang bersinar redup di permukiman warga yang ada di bagian utara.

Sebelumnya, Humas BNPB Abdul Muhari mengatakan mengatakan, hujan batu dan kerikil mulai mereda pada pukul 07.55 Wita. Namun demikian, demi alasan keamanan dan keselamatan, jaringan listrik di Pulau Tagulandang telah dipadamkan.

“Sinyal telekomunikasi lemah sehingga hal itu sedikit menjadi kendala koordinasi di lapangan,” tuturnya.

 


Erupsi Dahsyat

Sebelumnya, Gunung Ruang di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Provinsi Sulut, kembali erupsi pada Selasa (30/4/2024) pukul 01.15 Wita.

Pada erupsi Gunung Ruang kali ini, tinggi kolom letusan teramati ± 2000 m di atas puncak atau ± 2725 m di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah utara.

 Franky, salah satu warga Tagulandang mengataka, saat erupsi terjadi gemuruh kencang diserrtai hujan batu yang membuat suasana cukup mencekam. Hal ini diperparah dengan listrik padam di wilayah itu.

Suasana cukup mencekam. Apalagi terjadi hujan batu di tengah kondisi gelap gulita,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi ddan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengungkapkan, jumlah kejadian gempa vulkanik dalam dan dangkal yang meningkat signifikan pada 29 April 2024 yang disertai visual hembusan asap kawah. Ini menunjukkan saat ini masih terjadi proses peretakan batuan disertai migrasi magma dari reservoir magma dalam ke permukaan.

“Kenaikan aktivitas ini dalam berpotensi berkembang menjadi erupsi eksplosif berselingan dengan erupsi efusif aliran lava,” tuturnya.

Gempa terasa intens terjadi dari pukul 00.15 Wita sampai terjadinya erupsi pukul 01.15 Wita dan terus berlangsung intens.

“Erupsi terjadi pada pukul 01.15 Wita dengan kolom erupsi kurang lebih 2.000 meter disertai dengan suara gemuruh dan gempa terasa yang intens,” ujarnya.

Diketahui, Gunung Ruang sempat erupsi pada dua pekan lalu tepatnya Selasa 16 April 2024. Kemudian disusul beberapa kali erupsi yang menyebabkan lebih dari 14 ribu warga terdampak. Sedangkan 6 ribu warga harus mengungsi, dan hingga kini masih berada di pengungsian.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya