Liputan6.com, Jakarta - Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat gelombang tren kopi dengan racikan spesial di daratan Tiongkok, mulai dari nasi yang mengandung kopi, kopi tiram, dan latte kecap, hingga latte rasa saus dari Luckin Coffee. Terbaru adalah menyeduh kopi dengan daun bawang.
Mengutip dari laman Instagram @mustsharenews, Rabu, 1 Mei 2024, menu yang dinamai "scallion latte" itu mendapatkan popularitas secara online. Racikan kopi tersebut memicu diskusi tentang apakah daun bawang merupakan bahan yang cocok dan apakah akan merusak minuman tersebut.
Advertisement
Seperti terlihat dalam beberapa video viral, minuman ini dibuat dengan meletakkan daun bawang cincang di dasar cangkir. Barista kemudian menambahkan es batu, menuangkan susu, menambahkan kopi, dan diakhiri dengan menaburkan daun bawang cincang di atasnya sebagai hiasan.
Beberapa warganet merasa geli. Mereka mengatakan bahwa tidak pernah berpikir bahwa suatu hari nanti harus menentukan bahwa pesanan kopi mereka harus datang tanpa bawang, lapor NOW News. "Bisakah semuanya diubah menjadi latte?" warganet lain bertanya.
Menurut Enanyang, sumber berita dari Tiongkok, ada tren "dark cuisine" yang sedang terjadi di China. Dark cuisine, atau hei an liao li, secara sederhana berarti makanan yang menguji kepekaan seseorang. Biasanya, ini terdiri dari kombinasi makanan yang aneh dan menantang untuk dicicipi dari anggapan konvensional tentang makanan yang dianggap menarik atau viral sementara waktu.
Sebagian Besar Menganggap Aneh
Ada berbagai racikan kopi tidak biasa, mulai dari kopi tiram khas Guangdong, latte kaldu sapi Ningxia, nasi kopi di kafe Shanghai, latte kecap asin, telur yang ditambahkan ke dalam kopi, dan masih banyak lagi. Beberapa warganet berkomentar bahwa inti dari kopi spesial ini terletak pada mengubah kombinasi klasik "susu dan kopi" menjadi mode "bebas kombinasi".
Beberapa terkesan dengan rasanya yang unik. Menurut Yahoo Taiwan, toko-toko di Tiongkok mulai menciptakan minuman khusus baru di media sosial untuk hiburan.
Rasa unik dari makanan khas tersebut bisa menjadi peluang bisnis, jika masyarakat semakin menyukainya. Beberapa pembaca mengatakan mereka menganggap scallion latte menarik, dan menambahkan bahwa mereka menyukai rasanya yang unik.
Namun, ada pula yang mengklaim minuman tersebut membuat mereka kehilangan nafsu makan. "Nafas setelah ini akan menjadi sangat mengerikan," tulis warganet.
"Daun bawang mengandung kalsium yang tinggi," yang lain memberi klaim.
"Bro, aku suka daun bawang, tapi ini gila," cetus warganet.
Advertisement
Kopi Diracik Artificial Intelligence
Di belahan bumi berbeda, sebuah kafe roastery kopi artisan yang berbasis di ibu kota Finlandia memperkenalkan jenis campuran kopi yang dikembangkan oleh Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Uji coba tersebut bertujuan untuk melihat bagaimana teknologi bisa membantu mengurangi beban kerja di sektor kopi, yang mengutamakan pekerjaan manual.
Mengutip Tim Global Liputan6.com, jenis campuran kopi "AI-Conic" dari Kaffa Roastery yang berbasis di Helsinki, Finlandia, diluncurkan belum lama ini. Seperti dilansir dari AP, Jumat, 26 April 2024, campuran kopi di kafe tersebut dipilih oleh AI dengan empat jenis biji kopi yang didominasi oleh Fazenda Pinhal yang lembut dari Brasil.
Hasil akhirnya adalah proyek bersama Kaffa, roastery kopi terbesar ketiga di Finlandia dan konsultan AI lokal, yaitu Elev. "Dengan memanfaatkan model sejenit ChatGPT dan Copilot, AI ditugaskan untuk menciptakan campuran yang secara ideal cocok dengan selera pecinta kopi, mendorong batas-batas kombinasi rasa konvensional," sebut Elev.
Penggunaan AI dalam Beragam Aspek Pembuatan Kopi
Direktur manajemen dan pendiri Kaffa Roastery, Svante Hampf, mengatakan kepada Associated Press pada hari Sabtu, April 2024, bahwa kedua mitra ingin mencoba bagaimana kecerdasan buatan. Berbagai alatnya dapat membantu dalam pembakaran kopi, sebuah profesi kerajinan tradisional yang sangat dihargai di Finlandia.
"Pada dasarnya, kami memberikan deskripsi tentang semua jenis kopi kami dan rasanya kepada AI dan memberikan instruksi untuk membuat campuran baru yang menarik," ungkap Hampf.
Kopi "AI-Conic" tersebut dipamerkan di Helsinki Coffee Festival (Festival Kopi Helsinki) yang setiap tahunnya mengumpulkan roastery dan penggemar kopi. Finlandia termasuk negara Nordik dengan populasi 5,6 juta yang mengonsumsi kopi terbanyak di dunia sebesar 12 kilogram per kapita setiap tahun, menurut International Coffee Organization.
Tak hanya menciptakan campuran biji kopi pilhan dari Brasil, Kolombia, Ethiopia, dan Guatemala, AI juga menciptakan label kemasan kopi dan deskripsi rasa yang detail, yang mengungkapkan bahwa "AI-Conic" merupakan hasil "campuran yang seimbang, antara rasa manis dan buah matang."
Advertisement