Liputan6.com, Jakarta - Letusan gunung berapi terpencil di Indonesia memaksa lebih dari setengah lusin bandara ditutup dan abu menyebar hingga ke Malaysia, kata pihak berwenang pada hari Rabu (1/5/2024), sementara pihak berwenang bergegas mengevakuasi ribuan orang karena ketakutan akan tsunami. Demikian seperti dikutip dari AFP.
Advertisement
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membagikan peta pada Rabu (1/5) pagi, yang menunjukkan abu vulkanik telah mencapai Malaysia bagian timur di pulau Kalimantan, wilayah yang negara itu bagi dengan Indonesia dan Brunei.
Penyebaran abu vulkanik tersebut memaksa tujuh bandara ditutup, yang terbesar di ibu kota provinsi Manado dan kota Gorontalo, menurut pemberitahuan dari penyedia pengatur lalu lintas udara milik negara, AirNav Indonesia.
Julius Ramopolii, kepala pos pemantauan Gunung Ruang, mengatakan gunung berapi tersebut masih mengepulkan abu dan asap di atas kawah pada Rabu (1/5) pagi.
"Gunung berapi tersebut terlihat jelas, terlihat kepulan asap berwarna abu-abu dan tebal, serta mencapai ketinggian 500-700 meter (2.300 kaki) di atas kawah," ujar Julius dalam keterangannya.
Julius mengatakan tingkat kewaspadaan tetap berada pada tingkat tertinggi dari sistem empat tingkat dan meminta penduduk setempat untuk tetap berada di luar zona pengecualian tujuh kilometer.
Kekhawatiran akan tsunami dipengaruhi oleh pengalaman baru-baru ini.
Adapun sebelumnya, Kawah Gunung Anak Krakatau, antara pulau Jawa dan Sumatra, juga sebagian runtuh pada tahun 2018 ketika letusan besar menyebabkan bongkahan besar gunung berapi tersebut meluncur ke laut, memicu tsunami yang menewaskan lebih dari 400 orang dan melukai ribuan lainnya.
Indonesia, negara kepulauan yang luas, sering mengalami aktivitas seismik dan vulkanik karena posisinya di jalur "Cincin Api" Pasifik.
Saksi Mata Letusan Dahsat Gunung Ruang
Gunung Ruang meletus tiga kali pada hari Selasa (30/4), memuntahkan lava dan abu lebih dari lima kilometer (tiga mil) ke langit dan memaksa pihak berwenang mengeluarkan perintah evakuasi bagi 12.000 penduduk setempat.
Sebuah kapal penyelamat dan kapal perang dikerahkan untuk membantu memindahkan ribuan orang dari pulau tetangga Tagulandang ke utara ke Pulau Siau karena ada peringatan tentang bagian gunung berapi yang jatuh ke laut yang berpotensi menyebabkan tsunami.
Rosalin Salindeho, seorang warga Tagulandang berusia 95 tahun di wilayah terluar Indonesia di Provinsi Sulawesi Utara, menceritakan ketakutannya ketika Ruang meletus setelah tiba di Siau.
"Gunungnya meletus. Wah dahsyat sekali. Terjadi hujan batu. Dua kali. Yang kedua dahsyat sekali, bahkan rumah-rumah yang jauh juga ikut kena," ujarnya.
Advertisement