Liputan6.com, Jakarta - Pesatnya perkembangan teknologi membuat para pelaku kejahatan tak kehabisan akal melancarkan aksinya. Salah satu modus baru penipuan yang kerap dilakukan adalah melalui aksi voice phishing.
Dilansir dari CNBC Select, voice phishing atau vishing adalah jenis serangan keamanan siber yang dilakukan untuk mendapatkan akses ke data sensitif melalui telepon. Pelaku umumnya mengincar data pribadi finansial atau jenis data pribadi lainnya.
Advertisement
Penipu yang melancarkan modus ini biasanya akan berpura-pura menjadi figur otoritas resmi dan mengelabui korban dengan mengatakan bahwa terdapat masalah atau kendala (biasanya pada akun pribadi korban), kemudian mereka akan menelepon korban dengan dalih membantu dalam proses penyelesaian masalah atau kendala tersebut.
Kemajuan teknologi di era sekarang bahkan bisa memudahkan pelaku untuk melakukan spoofing ID penelepon dan memanfaatkan teknologi AI untuk meniru suara orang lain.
Ciri Voice Phishing
Dilansir dari CNBC Select, berikut ciri-ciri penipuan voice phishing (vishing).
Perhatikan pola pesannya
Banyak panggilan vishing yang punya template pesan kalau si korban memenangkan hadiah gratis. Bisa juga dengan dalih urgensi untuk mencegah denda atau biaya tertentu yang dibebankan pada korban.
Meminta informasi pribadi atau sensitif
Ketika menerima panggilan telepon dari nomor tidak dikenal dan orang tersebut meminta nomor, kode pribadi, atau informasi lain yang sifatnya sensitif, kemungkinan besar itu adalah vishing.
Menyamar sebagai otoritas tertentu
Biasanya, pelaku vishing akan mengaku berasal dari institusi tertentu. Perlu diingat, otoritas atau badan resmi tidak akan menelepon, mengirim e-mail, ataupun mengirim SMS untuk meminta uang atau informasi yang sifatnya pribadi.
Menggunakan cara agresif atau memaksa
Untuk mendapat informasi pribadi atau sensitif dari korbannya, pelaku vishing biasanya cenderung memaksa.
Advertisement
Tips Menghindari Voice Phishing
Berikut beberapa tips yang dapat diterapkan agar terhindar dari voice phishing (vishing).
1. Waspadai nomor tidak dikenal
Hati-hati dengan panggilan telepon dari nomor tidak dikenal. Pastikan terlebih dahulu keaslian identitas penelepon. Masyarakat dapat memanfaatkan aplikasi pengecek nomor telepon seperti Get Contact.
2. Hati-hati dalam memberikan respons
Hal ini tentunya sebagai bentuk antisipasi, apabila pelaku merekam respons tersebut untuk mendapatkan akses lebih lanjut ke menu yang diaktifkan dengan suara.
3. Jangan sembarangan membagikan data pribadi
Data pribadi yang dimaksud termasuk kata sandi, nama login, SIM, atau informasi sensitif lainnya.
4. Gunakan 2FA pada aplikasi finansial dan akun media sosial
2 Factor-Authentication (2FA) adalah model pengamanan ganda bagi pengguna di ruang digital.
5. Hubungi otoritas atau lembaga resmi
Hal ini bertujuan untuk memantau aktivitas mencurigakan yang terkait dengan identitasmu (terutama aplikasi finansial atau perbankan).
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement