Indonesia Komitmen Jadikan ASEAN Pusat Hilirisasi Mineral

Pemerintah bertekad bersama negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat industri hilirisasi mineral.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 02 Mei 2024, 16:00 WIB
Harita Nickel di Pulau Obi sudah menggelontorkan investasi lebih dari USD 1 miliar untuk membangun industri hilirisasi nikel (dok: Ilyas)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bertekad bersama negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat industri hilirisasi mineral.

Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Susantono menyatakan, untuk mewujudkan tekad besar tersebut membutuhkan upaya yang besar dan kuat dari negara-negara ASEAN.

"ASEAN ingin mewujudkan visi ASEAN sebagai pusat hilirisasi mineral. Untuk mencapainya, delegasi ASEAN yang hadir The ASEAN Senior Officials Meeting on Minerals (ASOMM) perlu memfokuskan kembali program implementasi yang mendukung visi ini, untuk dimasukkan dalam ASEAN Minerals Cooperation Action Plan (AMCAP) ke IV," ujar Bambang mengutip siaran pers milik Kementerian ESDM, Kamis (2/5/2024).

Butuh Kerja Sama

Menurut dia, untuk mewujudkan visi besar membutuhkan tindakan besar dan komitmen kuat dari semua negara anggota ASEAN. Lalu, diperlukan kerja sama untuk merancang kerangka kerja sama mineral di kalangan negara anggota ASEAN agar lebih kompetitif dan tepat bagi kawasan ini.

Lebih lanjut, Bambang mengutarakan bahwa Indonesia juga ingin mendorong partisipasi dan keterlibatan negara anggota ASEAN yang lebih tinggi pada setiap tahap. Mulai dari pengembangan rencana aksi, program implementasi, serta evaluasi dan rekomendasi solutif untuk kemajuan yang lebih besar dalam pengembangan mineral ASEAN.

 


Potensi ASEAN

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif melakukan kunjungan kerja ke Smelter PT Freeport Indonesia di Kawasan JIIPE, Gresik, Jawa Timur, pada Kamis, (29/2/2024).

Bambang mengingatkan, ASEAN juga diberkahi dengan potensi mineral yang sangat besar terutama mineral kritis. Oleh karena itu, ASEAN harus menjadi pemain kunci untuk mineral kritis di dunia.

ASEAN juta harus mampu memanfaatkan peluang ini untuk mengembangkan mineral kritis sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi regional.

"Seperti yang dibayangkan para pemimpin kami untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat produksi global industri kendaraan listrik, potensi mineral yang sangat besar adalah peluang untuk mendorong ASEAN menjadi pusat pertambangan" imbuhnya.

"Kami percaya bahwa ASEAN masih perlu mengambil tindakan yang lebih komprehensif agar kerja sama mineral dapat lebih strategis dalam waktu dekat", pungkas Bambang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya