Habiskan Rp 1,4 Triliun, Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk NTB

Bendungan Tiu Suntuk akan melayani irigasi pada daerah irigasi (DI) Tiu Suntuk seluas 530 Ha dan menambah suplai irigasi eksisting di DI Kalimantong I seluas 1.370 Ha. Itu mencakup wilayah Kecamatan Taliwang dan Kecamatan Brang Ene.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 02 Mei 2024, 16:15 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Kecamatan Brang Ene, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis (2/5/2024). (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Bendungan Tiu Suntuk di Kecamatan Brang Ene, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) telah selesai dibangun. Pada hari ini Kamis (2/5/2024), Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Tiu Suntuk sebagai tanda bahwa bendungan tersebut sudah selesai dibangun dan bisa dimanfaatkan.

Turut hadir pada kesempatan itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, dan Pj Gubernur Nusa Tenggara Barat Lalu Gita Ariadi.

Jokowi mengatakan, perubahan iklim menyebabkan air menjadi kunci bagi kehidupan ke depan, utamanya di NTB, baik untuk pertanian maupun air baku. Oleh sebab itu, pemerintah dalam 10 tahun ini telah membangun 6 bendungan di NTB.

"Bendungan Tiu Suntuk ini menjadi salah satu bendungan besar di NTB yang menghabiskan anggaran Rp 1,4 triliun. Kapasitasnya 60,8 juta m3 dan manfaatnya untuk irigasi 1.900 Ha dan air baku 68 liter per detik serta bisa mereduksi banjir di sekitar Sumbawa Barat," terang Jokowi.

 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Kecamatan Brang Ene, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis (2/5/2024). (Dok Kementerian PUPR)

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Bob Arthur Lombogia mengatakan, Bendungan Tiu Suntuk akan melayani irigasi pada daerah irigasi (DI) Tiu Suntuk seluas 530 Ha dan menambah suplai irigasi eksisting di DI Kalimantong I seluas 1.370 Ha. Itu mencakup wilayah Kecamatan Taliwang dan Kecamatan Brang Ene.

"Bendungan ini nantinya juga berpotensi menyuplai air irigasi DI Lang Desa di Kecamatan Jereweh seluas 2.100 Ha. Sehingga total potensi suplai air irigasi dari Bendungan Tiu Suntuk bisa mencapai 4.000 Ha," jelasnya.

"Suplai air irigasi ini akan meningkatkan indeks pertanaman menjadi 300 persen. Sehingga para petani bisa panen 3 kali dalam setahun," ujar Bob.

 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Kecamatan Brang Ene, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis (2/5/2024). (Dok Kementerian PUPR)

Selain itu, bendungan dengan luas genangan 321,52 Ha ini juga memiliki potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 0,8 MW dan reduksi banjir sebesar 439 m3 per detik, atau seluas 489 Ha, khususnya di Kecamatan Taliwang yang merupakan daerah rawan banjir. Bendungan ini juga berpotensi sebagai tempat konservasi, tempat pariwisata, dan perikanan darat.

Adapun pembangunan Bendungan Tiu Suntuk dilaksanakan pada 2020-2023. Pekerjaan konstruksinya dilakukan dalam dua paket dimana Paket I dilaksanakan oleh PT Nindya Karya dan PT Bahagia Bangun Nusa (KSO), sedangkan Paket II oleh PT PP-Marfri melalui skema kerja sama operasi (KSO).


Bendungan Meninting di NTB Bakal Rampung Agustus 2024, Ini Manfaat bagi Warga Lombok

Bendungan Meninting yang berada di Desa Bukit Tinggi, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). (Foto: Kementerian PUPR)

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau Bendungan Meninting yang berada di Desa Bukit Tinggi, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Bendungan yang memiliki kapasitas 12,2 juta m3 dan luas genangan 53,6 hektare ini kini dalam proses konstruksi. 

 "Progres fisiknya bagus, sudah 81 persen. Rip rap juga rapi, baik di bagian depan maupun belakang. Mudah-mudahan Agustus 2024 bisa selesai," kata Menteri Basuki Hadimuljono, Kamis (2/5/2024).

Basuki kemudian berpesan untuk memperbanyak vegetasi di area green belt supaya lebih hijau dan rindang. Hal ini sekaligus sebagai tanggung jawab dalam menjaga kualitas lingkungan.

"Mohon ditambah tanaman di area green belt, misalnya pohon aren. Jangan lupa, arennya dipelihara dan dibersihkan dari tanaman-tanaman liar yang mengganggu," pintanya.

 


Anggaran Rp 1,4 Triliun

Bendungan Meninting yang berada di Desa Bukit Tinggi, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). (Foto: Kementerian PUPR)

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I Tampang menerangkan, Bendungan Meninting mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 1,4 triliun. Targetnya, Bendungan Meninting dapat selesai pada Agustus 2024 dan segera beroperasi. 

"Bendungan Meninting ini memiliki daya tampung maksimal hingga 12,2 juta M3. Saat ini sedang kami upayakan untuk impounding pada Juli 2024. Sehingga, dapat segera bermanfaat bagi masyarakat," ujar Tampang.

Ia menuturkan, Bendungan Meninting bermanfaat sebagai suplai air irigasi pertanian seluas 1.559 hektare (ha). Lalu, memberikan manfaat air baku dengan kapasitas 150 liter per detik, dan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro sebesar 0,8 MW. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya