Liputan6.com, Washington D.C - Amerika Serikat pada Rabu (1/5/2024) menuduh Rusia melanggar larangan penggunaan bahan kimia terhadap pasukan Ukraina. Akibatnya, banyak tentara di Ukraina yang mengalami sesak napas.
Dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (3/5) AS menyebut zat kimia yang digunakan adalah chloropicrin.
Advertisement
Departemen Luar Negeri AS juga menuduh Rusia menggunakan zat pengendali kerusuhan sebagai metode peperangan di Ukraina.
"Penggunaan bahan kimia semacam itu bukanlah sebuah insiden yang terisolasi dan mungkin didorong oleh keinginan pasukan Rusia untuk mengusir pasukan Ukraina dari posisi yang dibentengi dan mencapai kemenangan taktis di medan perang," kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.
Selain itu, pasukan Rusia telah menggunakan granat yang berisi gas CS dan CN, menurut militer Ukraina.
Menurut pihaknya, sedikitnya 500 tentara Ukraina telah dirawat karena terpapar zat beracun, dan satu orang tewas karena sesak napas akibat gas air mata.
Tuduhan itu muncul pada hari yang sama ketika serangan rudal balistik Rusia terhadap kota pelabuhan Odesa di Ukraina menewaskan lima orang, kata pejabat setempat.
Serangan Bom Tewaskan Perempuan Ukraina
Sebelumnya, dilaporkan pula ada serangan bom yang diluncurkan dengan rudal menewaskan dua warga sipil, termasuk seorang perempuan berusia 38 tahun dan ayahnya, kata gubernur wilayah Kharkiv Oleh Syniehubov.
Serangan mortir Rusia juga menewaskan seorang perempuan berusia 67 tahun di wilayah Kharkiv di desa Lelyukivka.
Sedikitnya 13 orang, termasuk seorang anak berusia 11 tahun, terluka, kata sang gubernur.
Dia mengatakan "dua bom udara menghantam pusat kota Zolochiv" Rabu (1/5) pagi, sekitar 15 kilometer dari perbatasan Rusia.
Gubernur Odesa Oleh Kiper mengatakan terdapat pula kerusakan pada infrastruktur sipil akibat serangan tersebut, yang merupakan serangan mematikan kedua yang melanda Odesa dalam beberapa hari terakhir.
Gubernur Donetsk Vadym Filashkin mengunggah foto di Telegram yang menunjukkan rumah-rumah pribadi hancur akibat kebakaran dan rusak akibat gelombang ledakan. Pasukan Rusia menggunakan beberapa peluncur roket untuk melakukan serangan tersebut, katanya dalam unggahan tersebut.
Kementerian Pertahanan Rusia pada Rabu mengatakan pihaknya telah menggagalkan serangan pesawat tak berawak Ukraina yang menarget beberapa wilayah Rusia.
Advertisement