Liputan6.com, Moskow - Seorang pria di Rusia dituduh telah mendiskreditkan tentara karena rambutnya yang dicat dengan warna yang sama seperti warna bendera Ukraina.
Dilansir Barrons, Sabtu (4/5/2024), kelompok hak asasi OVD-Info mengatakan bahwa pria bernama Stanislave Netesov awalnya berniat untuk melapor ke kantor polisi di Moskow, setelah mengalami penyerangan di halte bus.
Advertisement
Namun, ketika petugas polisi melihat rambutnya yang berwarna biru, kuning dan hijau, Netesov justru dituduh mendiskreditkan tentara Rusia.
"Petugas polisi memutuskan bahwa gaya rambut Netesov melambangkan Ukraina dan mendiskreditkan tentara Rusia. Pihaknya menyusun protokol yang menentangnya," kata OVD-Info.
Rusia Hukum Ribuan Orang
Rusia telah menghukum ribuan orang karena mengkritik serangan Kremlin di Ukraina.
Sebelumnya, seorang dokter bernama Nadezha Buyanova (67) dipenjara selama dua bulan setelah dituduh menyebarkan informasi palsu tentang tentara Rusia, setelah menerima informasi dari janda seorang tantara yang tewas di Ukraina.
Pada Februari, Buyanova didakwa menyebarkan informasi palsu terkait tantara Rusia. Kelompok hak asasi manusia mengatakan pengadilan Moskow memperberat hukumannya, mengirimnya ke penjara karena tidak melaporkan pergerakannya.
Kasus terhadap Buyanova diluncurkan setelah Anastasia Akinshina, janda seorang tentara, mendatanginya bersama putranya dan kemudian menerbitkan sebuah video yang mengklaim bahwa dokter tersebut mengatakan suaminya adalah "target yang sah untuk Ukraina."
Buyanova membantah menggunakan kata-kata tersebut dan kelompok hak asasi manusia mengatakan tidak ada audio percakapan yang menjadi bukti di pengadilan.
Petugas keamanan pun menggerebek apartemennya, sementara ia juga dipecat dari klinik tempatnya bekerja.
Advertisement
Laporan BBC: 50.000 Tentara Rusia Tewas di Medan Perang Melawan Ukraina
Sebelumnya, BBC melaporkan korban tewas dari sisi militer Rusia di Ukraina kini telah melampaui angka 50.000. Data ini didapatkan dari laporan BBC lewat serangkaian konfirmasi.
Selama 12 bulan kedua di garis depan para militer Rusia didorong dengan yang dinilai salah.
BBC Rusia, grup media independen Mediazona, dan sukarelawan telah menghitung jumlah kematian sejak Februari 2022.