Liputan6.com, Jakarta - Smart TV tidak dimungkiri telah menjadi menjadi salah satu perangkat yang digunakan konsumen untuk menikmati berbagai konten hiburan. Dihadirkan dengan beragam fitur, perangkat ini pun hampir dapat dipastikan selalu terhubung ke internet untuk tetap bisa bekerja secara optimal.
Kondisi ini ternyata bisa menjadi celah bagi pelaku kejahatan siber untuk menyusup. Terlebih, tidak hanya terhubung dengan internet, Smart TV juga kerap terkoneksi dengan perangkat lain, sehingga bisa jadi celah keamanan jika tidak diawasi dengan baik.
Advertisement
Beberapa metode yang biasanya dilakukan pelaku kejahatan siber adalah menambahkan akun pengguna baru tidak sah, memasukkan kode peretas, hingga mengambil alih akun langganan layanan streaming milik pengguna.
Tidak hanya itu, dalam beberapa kasus, pelaku bisa saja mengakses data pribadi pengguna, termasuk akun email dan informasi keuangan. Sebagai contoh, ada kasus yang diduga telah dilakukan sindikat kejahatan siber untuk menanamkan DDoS botnet di jutaan smart TV dan STB.
Adanya potensi tersebut, Samsung pun menyatakan mereka telah menanamkan Samsung Knox di jajaran Smart TV besutan mereka. Hal ini dilakukan untuk menjamin kenyamanan dan keamanan para pengguna.
"Bukan hanya memberikan pengalaman hiburan yang paling inovatif, Samsung juga berkomitmen terhadap kenyamanan konsumen salah satunya dengan terus mengoptimalkan Samsung Knox di TV Samsung," tutur Head of Product AV Business Samsung Electronics Indonesia Ubay Bayanudin dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (3/5/2024).
Dijelaskan, Samsung Knox merupakan solusi keamanan yang telah teruji dan terbaik selama 10 tahun berturut-turut. Hal itu dibuktikan dengan sertifikasi Common Criteria (CC), tolok ukur global untuk menilai integritas keamanan produk IT.
Lalu di tahun ini, sertifikasi CC memberikan sorotan salah satunya pada Tizen OS, sistem operasi yang ada di Smart TV Samsung. Sebab, solusi keamanan ini mampu mendeteksi potensi ancaman peretasan secara real-time.
Hadirkan Proteksi Multi Lapis
Selain itu, dengan memiliki Samsung Account, solusi keamanan Knox mampu menyajikan proteksi keamanan multi lapis, mencakup software dan hardware.
Menurut Samsung, mereka merancang chip Knox tidak bisa ditembus serangan dari luar dan fungsi software tidak rusak saat melakukan perlindungan.
Oleh sebab itu, data dan informasi penting pada Samsung Account milik pengguna, seperti informasi biometrik, kata sandi, PIN, dan aplikasi pembayaran dienkripsi dan diproses dalam suatu lingkungan eksekusi tersendiri. Jadi, aman dan sepenuhnya terisolasi.
Apabila terdeteksi upaya menembus sistem keamanan TV Samsung, Knox akan secara proaktif membangun mekanisme pertahanan diri dan memberikan notifikasi sekaligus memberikan peringatan pada pengguna.
Tidak sampai di situ, Knox akan mengenkripsi komunikasi antara TV dan perangkat lain, termasuk memverifikasi laman web yang diakses pengguna di TV Samsung mereka, termasuk memblokir situs phishing.
Samsung juga menjamin pembaruan keamanan secara otomatis per 3 bulan selama 3 tahun sejak tanggal peluncuran produk. Dengan demikian, pengguna tidak perlu repot melakukan pemindaian secara manual.
Untuk mengaktifkan update otomatis di TV Samsung, simak langkah-langkahnya berikut ini :
- Buka menu TV
- Pilih Pengaturan > Dukungan > Pembaruan Perangkat Lunak
- Pilih opsi Pembaruan Otomatis untuk menyalakannya
Advertisement
Gebrakan Samsung di CES 2024: Bawa Visi 'AI For All' hingga Kemampuan Home-to-Car
Sebelumnya, di ajang Consumer Electronics Show (CES 2024) di Las Vegas, Amerika Serikat, Samsung mengumumkan visi 'AI For All' tentang bagaimana teknologi artificial intelligence (AI) bisa membuat orang menikmati perangkat secara lebih intuitif.
Jong-Hee Han selaku Vice Chairman, CEO, and Head of Device eXperience (DX) Division Samsung, menjelaskan bagaimana AI akan memungkinkan teknologi yang terhubung untuk meningkatkan kehidupan sehari-hari masyarakat, namun tetap bersifat non-intrusif dan berada di 'latar belakang'.
"Dengan munculnya kecerdasan buatan, pengalaman yang lebih cerdas dan lebih baik akan mengubah cara hidup kita," kata Han melalui keterangannya, Rabu (10/1/2023).
Ia memaparkan portofolio perangkat canggih Samsung yang luas bersama dengan upaya kolaborasi terbuka, akan membantu menghadirkan AI dan hiper-konektivitas untuk semua orang (AI For All).
Hubungan Antara Pengguna dan Perangkat
Dalam kesempatan sama, Executive Vice President and Head of SmartThings Samsung, Jaeyeon Jung, menekankan cara-cara baru yang menarik di mana teknologi AI berdampak pada hubungan antara pengguna dan perangkat, termasuk visi perusahaan untuk SmartThings.
"Semakin banyak perangkat Samsung yang digunakan oleh pelanggan, semakin pintar perangkat tersebut dan semakin baik perangkat tersebut dapat memahami dan mendukung kehidupan sehari-hari," ia menjelaskan soal visi SmartThings.
Spatial AI, kata Jaeyeon, adalah kunci untuk mewujudkan visi ini, dengan membantu perangkat memahami ruang hidup dan rutinitas pengguna, sehingga memungkinkan pengalaman manajemen rumah yang lebih personal.
SmartThings menggunakan LiDAR pada perangkat yang terhubung seperti robot penyedot debu untuk membuat denah lantai digital sehingga pengguna dapat dengan mudah memeriksa status dan lokasi semua perangkat mereka.
Pada bulan Maret, SmartThings akan meluncurkan 3D Map View yang telah dikembangkan untuk pengalaman yang lebih detail pada smartphone dan TV Samsung.
Selain itu, sebuah kode QR sederhana akan memungkinkan pengguna untuk menambahkan keluarga dan teman ke dalam ekosistem SmartThings mereka, sehingga setiap anggota keluarga dapat menciptakan rutinitas mereka sendiri.
Dengan menggunakan sensor pintar dan AI, SmartThings dapat mendeteksi keadaan yang tidak biasa, seperti terjatuh, lalu mengirimkan peringatan kepada keluarga dan pengasuh yang ditunjuk.
Akses Home-to-Car
Samsung juga mengumumkan perkembangan di industri otomotif, dimulai dengan kemitraan dengan Hyundai Motor Group. Samsung dan Hyundai telah menandatangani memorandum of understanding (MOU), yang diumumkan menjelang CES 2024.
Berdasarkan perjanjian tersebut, pengguna akan memiliki akses ke layanan Home-to-Car dan Car-to-Home, berkat konektivitas SmartThings. Haeyoung Kwon, Head of Infotainment Development Center and SDV Execution Sub-Division di Hyundai Motor Group, memberikan pernyataan mengenai kemitraan tersebut.
"Dengan menggunakan kendaraan yang software-defined dari Hyundai Motor Group, SmartThings sekarang akan bekerja dengan kendaraan Hyundai, Kia, dan Genesis melalui aplikasi," kata Kwon.
"Kami semua di Hyundai Motor Group menghargai kemitraan kami dengan Samsung, dan kami sangat senang dengan fitur-fitur baru yang kami hadirkan ke kendaraan Anda melalui konektivitas yang lebih cerdas."
Melalui SmartThings, pengguna akan dapat menggunakan perintah suara untuk menjalankan fungsi-fungsi di mobil mereka dari jarak jauh, seperti memanaskan mobil terlebih dahulu atau membuka dan menutup jendela.
Konektivitas SmartThings juga berlaku sebaliknya, di mana pengguna dapat mengontrol fungsi rumah dari kendaraan mereka. Pengguna dapat membuka dan menutup pintu garasi secara otomatis berdasarkan lokasi mobil, serta mengatur suhu rumah. Semua tindakan ini dapat dilakukan melalui perintah suara.
Advertisement