Bulog Sudah Impor Beras 1,3 Juta Ton, Petani Dirugikan?

Perum Bulog akan berhati-hati dalam mendatangkan impor beras agar tidak merugikan petani. Antara lain dengan menyesuaikan waktu kedatangan beras impor dengan tepat atau di luar masa panen gabah petani.

oleh Tim Bisnis diperbarui 03 Mei 2024, 12:53 WIB
Suasana saat pekerja melakukan aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog telah mengimpor beras 1,3 juta ton. Sementara, total kuota impor beras mencapai 3,6 juta ton. Perum Bulog berjanji impor beras yang dilakukan ini tidak akan merugikan petani.

"Stok (beras) masuk impor saat ini mungkin sudah 1,2 sampai 1,3 juta ton dari kuota 3,6 (juta ton)," kata Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi kepada awak media di Kelurahan Pela Mampang, Jumat (3/5/2024).

Pemerintah akan berhati-hati dalam mendatangkan impor beras agar tidak merugikan petani. Antara lain dengan menyesuaikan waktu kedatangan beras impor dengan tepat atau di luar masa panen gabah petani.

"Yang paling utama dari kegiatan impor, itu sebenernya bukan hanya sekadar masuknya, tapi komunikasi dengan mereka (importir), memesan barangnya bisa saja kita membuat kontrak sekarang tapi untuk masuk Juli dan Agustus (2024) bisa terjadi," bebernya.

Bulog juga memiliki kajian tersendiri atas pengadaan beras impor terhadap harga gabah petani di wilayah sentra produksi. Sehingga, Bulog dapat sewaktu-waktu menghentikan impor beras jika tidak mengutamakan petani.

"Memang betul betul sentra produksi, dan kita liat apakah gejalanya harga terpengaruh akibat impor, maka kita bisa hentikan sewaktu-waktu," ucapnya.

Bayu menekankan, impor beras ini bertujuan untuk mengamankan pasokan beras demi memenuhi kebutuhan dalam negeri. Mengingat, saat ini produksi padi di Indonesia terdampak El-Nino hingga adanya ancaman ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang berpotensi mengerek harga jual beras.

"Intinya adalah kita harus punya stok yang cukup karena nanti kalau Semester II (2024) panennya tidak sebagus seperti yang kita bayangkan. Padahal, misalnya pemerintah ingin melanjutkan program bantuan pangan, Bulog harus punya stoknya," bebernya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com


Bulog Serap Beras 30.000 Ton Gabah Petani di Musim Panen Raya

Pemerintah Kabupaten Malang optimis produksi padi pada masa panen raya cukup berlimpah sehingga kebijakan impor beras tidak harus dilakukan (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Sebelumnya, Perum Bulog mengklaim mampu menyerap beras setara 30.000 ton gabah kering petani (GKP) di momentum panen raya yang tengah berlangsung saat ini.

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk melakukan penyerapan gabah dan beras dalam negeri secara optimal pada periode panen raya ini.

Baginya, pemenuhan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) melalui penyerapan gabah dan beras dari dalam negeri pada masa panen raya ini merupakan prioritas pemerintah saat ini.

"Secara year on year di bulan April kemarin, penyerapan beras dalam negeri kita lebih tinggi selama 3 tahun terakhir, yakni mencapai 468rb ton setara gabah kering panen (GKP). Saat ini dengan berbagai upaya yang kami lakukan, Bulog dapat melakukan penyerapan sampai dengan 30.000 ton setara GKP setiap harinya, yang sebelumnya rata-rata dibawah 20.000 ton," terangnya, Kamis (2/5/2024).


Pemenuhan Stok Pangan

Harga Gabah dan Beras di Berbagai Wilayah Mulai Turun Memasuki Musim Panen/Istimewa.

Pada kesempatan terpisah, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan, pihaknya senantiasa memantau kinerja Bulog di daerah terkait progres penyerapan hasil panen gabah dan beras dalam negeri.

Arief menekankan bahwa penyerapan yang tengah dilakukan oleh Bulog ini merupakan upaya memenuhi stok pangan nasional di masa kini dan masa mendatang.

"Momentum panen raya ini harus dijaga, karena panen raya pada semester pertama ini menyumbang hingga 70 persen dari total produksi nasional, utamanya di sentra-sentra padi seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur," ungkapnya.

"Ini juga menjadi atensi Bapak Presiden Jokowi bahwa pemanfaatan Cadangan Beras Pemerintah menggunakan produksi dari dalam negeri dan sedapat mungkin meminimalisir impor," tegas Arief.

Infografis Pergerakan Harga Beras 15-22 Februari 2024 Versi Bapanas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya