Liputan6.com, Jakarta - Microsoft saat ini dikenal sebagai salah satu perusahaan yang banyak berinvestasi di bidang AI atau kecerdasan buatan dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu investasi terbesar dilakukan ke OpenAI sebagai pembesut ChatGPT.
Namun siapa sangka, keputusan tersebut diambil karena Microsoft ternyata khawatir dengan perkembangan perusahaan lain. Mengutip informasi dari The Verge, Jumat (3/5/2024), informasi ini diketahui email internal yang baru-baru ini diungkap.
Advertisement
Berdasarkan informasi dari email internal tersebut, menurut laporan Business Insider, Microsoft menyadari kalau kemampuan mereka di bidang machine learning tertinggal dari perusahaan pesaing, terutama Google.
"Kita tertinggal beberapa tahun dalam persaingan machine learning," tulis CTO Microsoft Kevin Scott melalui email ke CEO Microsoft Satya Nadella dan Co-Founder Microsoft Bill Gates yang dikirimkan pada Juni 2019.
Dalam email itu pula, Kevin sempat mengungkap kalau insinyur Microsoft membutuhkan waktu enam bulan untuk mereplikasi language model Google BERT, dan melatihnya. Hal itu terjadi karena infrastruktur mereka tidak mampu menjalankan tugasnya.
Dari situ, ia pun merasa khawatir dengan perbedaan kemampuan antara Google dan Microsoft, terutama dalam hal pelatihan model. Padahal, ia sempat meremehkan aksi OpenAI dan Google DeepMind ketika mereka beradu kemampuan AI besutan masing-masing.
"Ketika saya menggali lebih dalam untuk mencoba memahami letak kesenjangan kemampuan antara Google dan kita dalam pelatihan model, saya menjadi sangat sangat khawatir," tulisnya dalam email tersebut.
Ia juga menyebut beberapa model AI awal di Google membuat perusahaan tersebut lebih unggul dibandingkan Bing. Bahkan, ia juga sempat memuji fitur autocomplete di Gmail.
Keputusan Microsoft Investasi di OpenAI
Kemudian, Satya Nadella meneruskan email Kevin tersebut mengenai OpenAI ke CFO Microsoft Amy Hood, dengan catatan 'ini alasan saya ingin melakukannya'. Amy sendiri merupakan anggota kunci kepemimpinan senior Microsoft di bidang finansial.
Akhirnya di 2019, Micorost pun mengumumkan investasi ke OpenAI dengan nilai USD 1 miliar. Kendati demikian, sosok yang disebut memulai diskusi soal OpenAI di Microsoft pada 2019 memang tidak diketahui.
Namun, laporan lain menyebut kalau Bill Gates memang telah melakukan pertemuan rutin dengan OpenAI sejak 2016, dan disebut membantu kesepakatan antara Microsoft dan perusahaan itu.
Yang pasti, sejak saat itu, Microsoft pun mulai banyak berinvestasi ke bidang AI, terutama OpenAI. Disebutkan, nilai investasi perusahaan ke pembesut ChatGPT itu mencapai lebih dari USD 13 miliar.
Tidak hanya itu, model OpenAI pun telah dibenamkan ke sejumlah layanan Microsoft, termasuk Office, Bing, Edge, hingga ke Windows. Karenanya, Microsoft kini masuk dalam salah satu perusahaan terdepan di bidang AI.
Bahkan, Satya Nadella saat ini menjadikan AI dan keamanan sebagai dua area yang menjadi fokus Utama Microsoft di 2024. Dengan demikian, hampir dapat dipastikan layanan berbasis AI akan terus dikembangkan oleh Microsoft.
Advertisement
CEO Microsoft Satya Nadella: Kami Ivestasi Rp 28 Triliun di Indonesia untuk Kembangkan AI dan Data Center
Di sisi lain, baru-baru ini CEO Microsoft Satya Nadella telah mengumumkan investasi yang akan dilakukan perusahaan di Indonesia dengan nilai USD 1,7 miliar (sekitar Rp 28 triliun) untuk empat tahun ke depan.
Investasi ini ditujukan untuk pengembangan infrastruktur data center sekaligus AI di Indonesia.
Ini merupakan investasi tunggal terbesar yang dilakukan Microsoft sepanjang 29 tahun kehadirannya di Indonesia. Menurut Satya, dengan investasi ini pula, Microsoft akan memberikan kesempatan pelatihan ketrampilan AI pada 840.000 orang di Indonesia.
"Jadi, saya sangat bersemangat mengenai hal ini. Sebab, kami akan memiliki infrastruktur pelatihan kelas dunia," ujar Satya Nadella saat event Microsoft Build di Jakarta, Selasa (30/4/2024).
Lebih lanjut ia menuturkan, infrastuktur ini nantinya bisa dipakai developer untuk melatih model mereka.
Menurut Satya, layanan Azure dari Microsoft saat ini sudah tersedia di lebih dari 60 wilayah, dengan 300 lebih data center yang tersebar di berbagai negara, dengan salah satunya yang terbaru akan hadir di Indonesia.
"Apakah itu Nvidia, AMD, atau chip Maya milik Microsoft, semuanya akan menjadi bagian dari infrastruktur pusat data yang memungkinkan setiap pengembang untuk dapat melatih model mereka, melakukan inferensi terbaik terhadap model mereka," tutur Satya menjelaskan.
Kelanjutan Investasi Microsoft di Indonesia
Perlu diketahui, investasi infrastruktur ini merupakan kelanjutan dari inisiatif Berdayakan Indonesia yang diumumkan Microsoft pada Februari 2021.
Inisiatif tersebut hadir untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi inklusif, dengan salah satu rencananya adalah mendirikan data center pertama di Indonesia.
Dijelaskan, investasi yang diumumkan ini memungkinkan Microsoft memenuhi permintaan terhadap layanan cloud computing service di Indonesia yang terus meningkat.
Hal ini juga memungkinkan Indonesia memanfaatkan peluang ekonomi dan produktivitas yang dihadirkan teknologi AI terbaru.
Advertisement