Liputan6.com, Jakarta Ketua Komisi Perlindungan Anak Jawa Timur, Febri Kurniawan Pikulun, membenarkan terkait adanya peristiwa seorang siswa Sekolah Dasar (SD) asal Kecamatan Karanggeneng, Lamongan, yang meninggal dunia akibat perundungan atau bullying temannya. Korban didorong hingga jatuh dan menyebabkan pankreasnya pecah.
"Kasus dugaan bullying yang mengakibatkan korbannya tewas tersebut sebenarnya terjadi pada 19 Februari lalu. Saat itu korban disebut jatuh seusai didorong oleh temannya pada waktu mau upacara di sekolah," ujar Febri, Jumat (3/5/2024).
Advertisement
Korban, lanjut Febri, sempat dibawa pihak sekolah ke puskesmas terdekat. Namun, karena kendala peralatan yang dianggap kurang lengkap, korban dirujuk ke rumah sakit terdekat.
"Sempat dirawat di Rumah Sakit Muhammadiyah, beberapa hari lalu dirujuk ke RSUD dr Soetomo," ucap Febri.
Febri mengungkapkan, siswi SD itu meninggal dunia saat mendapat perawatan di RSUD dr Soetomo. Dari hasil diagnosa, korban diketahui menderita pankreas pecah.
"Dari informasi yang diterima, saat jatuh, korban diketahui terkena pecahan keramik. Namun, bagaimana pecahan keramik itu bisa mengenai korban, informasi itu masih digali lagi," ujarnya.
Terkait insiden yang menewaskan siswi SD akibat dugaan bullying itu, ibu korban memutuskan untuk melaporkan kasus itu ke polisi. Laporan itu pun sudah diterima dan diterbitkan laporan dengan nomor No. LP-B/137/V/2024 /SPKT/ POLRES LAMONGAN/POLDA JAWA TIMUR
"Sudah kita lakukan laporan ke polisi. Kita berharap nanti polisi dapat memberikan atensi atas kasus ini," ucap Febri.