Sakralnya Kamar Tidur Paus Yohanes Paulus II di Seminari Tinggi Ritapiret NTT

Kamar tidur Paus Yohanes Paulus II kini menjadi salah satu destinasi wisata rohani yang diminati banyak orang

oleh Ola Keda diperbarui 05 Mei 2024, 07:00 WIB
Kamar tidur Paus Yohanes Paulus II di Seminari Tinggi Ritapiret, Kabupaten Sikka, NTT yang saat ini menjadi objek wisata rohani (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Jakarta Seminari Tinggi Santo Petrus Ritapiret di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) kerap disebut sebagai Vatikan Semalam. Label ini dilekatkan karena Paus Yohanes Paulus II pernah tidur semalam di sekolah pendidikan calon Imam yang terletak di Desa Nita, Kabupaten Sikka.

Dalam lawatan kegembalaannya ke Indonesia, Oktober 1989, Paus Yohanes Paulus II menyinggahi Yogyakarta, Medan, Surabaya, Maumere, dan Dili. Di Maumere, Paus asal Polandia itu tiba 10 Oktober 1989, dan keesokan harinya melanjutkan perjalanan ke Dili.

Romo Petrik Dharsam Guru selaku Pembina Frater Seminari Tinggi Ritapiret dan Dosen IFTK Ledalero, menyebut alasan kenapa Ritapiret dipilih sebagai Vatikan Semalam bagi Kepala Negara Vatikan sekaligus Pimpinan Tertinggi Agama Katolik itu.

"Berlatar belakang Seminari Interdiosesan terbesar serta keinginan Paus untuk menginap pada satu seminari yang akan mempersiapkan calon pemimpin agama Katholik, maka dipilihlah Seminari Ritapiret sebagai tempat persinggahan Paus Yohanes Paulus II di Maumere," ujarnya kepada Liputan6.com, Rabu 1 Mei 2024.

Ia mengatakan, kamar tidur Paus Yohanes Paulus II kini menjadi salah satu destinasi wisata rohani yang diminati banyak orang. Romo Petrik Dharsam Guru yang juga adalah pengelola kamar Paus menyebut situs religi ini ramai didatangi pengunjung, baik itu peziarah lokal maupun mancanegara.

Dalam satu minggu, rata-rata minimal 20 orang berkunjung ke Kamar Paus. Para peziarah tidak saja sekedar berwisata biasa. Tapi ada juga yang datang berdoa dengan intensi khusus untuk mendapatkan pengalaman religi tersendiri.

Simak Video Pilihan Ini:


Keajaiban Setelah Doa

Dari banyak kesaksian, kata dia, peziarah yang berdoa di kamar Paus, sering mengalami keajaiban sebagaimana intensi doa yang didaraskan di tempat sakral ini.

Di kamar Paus, terdapat banyak foto tentang kisah hidup Paus yang bernama asli Karol Jozef Wojtyła. Ada juga banyak foto tentang kunjungan Sri Paus ke Maumere.

Jejak sejarah yang tidak kalah penting di Kamar Paus yakni 2 relikui atau peninggalan bersejarah Paus Yohanes Paulus II. Dua relikwi dimaksud yakni bercak darah Paus Yohanes Paulus II serta baju jubah yang dia kenakan.

"Dalam Iman Katolik Relikwi dihormati sebagai bagian dari diri Orang Kudus tersebut," tutur Romo Petrik Dharsam Guru.

Uskup Agung Metropolitan Krakow Kardinal Stanislauas Dziwisz yang memberikan relikwi kepada Seminari Ritapiret pada 27 September 2017, setelah sebelumnya Praeses Ritapiret Romo Philip Ola Daen menyampaikan permohonan tertulis kepadanya.

Hadiah terindah itu diberikan melalui Pater Tadeusz Gruca, SVD dan diterima Romo Patrik Dharsam Guru, yang saat itu mewakili Praeses Ritapiret.

Kardinal Dziwisz, yang pada saat Paus berkunjung ke Maumere juga hadir dan menjadi Sekretaris Paus, berharap agar relikwi tersebut dapat membantu para frater Ritapiret dalam menapaki panggilan mereka.

Dia juga berharap agar umat yang berdoa melalui bantuan Santo Yohanes Paulus II di depan relikwi, dapat memperoleh rahmat Ilahi.

"Berdasarkan kesaksian dari mereka yang datang dan berdoa, diketahui bahwa doa atau devosi yang disampaikan bersama Santo Yohanes Paulus II di kamar Vatikan Semalam selalu terkabulkan," ujarnya.

Dalam pengelolaan Kamar Paus, Romo Petrik Dharsam Guru mendapatkan biaya perawatan dari dana rutin Seminari Ritapiret. Pengelola juga menyiapkan peti kolekte, setidaknya untuk mendapatkan sumbangan sukarela dari pengunjung.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya