Mahasiswa STIP Jakarta yang Tewas Diduga Dianiaya Bakal Dimakamkan Secara Adat di Bali

Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) inisial P bakal dimakamkan dengan secara adat Bali. Rencananya, korban akan bakal diberangkatkan ke kampung halamannya besok.

oleh Jonathan Pandapotan Purba diperbarui 04 Mei 2024, 13:05 WIB
Kuasa hukum keluarga P, Tumbur Aritonang (Rahmat Baihaqi/Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran atau STIP Jakarta inisial P bakal dimakamkan dengan secara adat Bali. Rencananya, korban akan bakal diberangkatkan ke kampung halamannya besok.

P merupakan taruna tingkat satu yang menjadi korban diduga penganiayaan oleh seniornya tingkat dua hingga menyebabkan tewas.

"Jadi rencananya almarhum langsung dibawa ke Bali besok, cuma karena ada prosesi ngaben ya untuk minggu depan acara internal keluarga," ucap kuasa hukum keluarga, Tumbur Aritonang di RS Polri Kramatjati, Sabtu (4/5).

Namun, kata Tumbur, dirinya perlu berkordinasi terlebih dahulu dengan penyidik kepolisian seraya dengan hasil visum yang nantinya diserahkan oleh pihak kepolisian juga keterangan dari pihak keluarga korban.

"Kalau bisa didahulukan dulu biar lebih cepet gitu kan, biar keluarga bisa mengadakan acara di bali proses pemakaman," jelas dia.

Terkait dengan kematian P, pihak keluarga telah mendapatkan kabar dari kampus bahwa yang bersangkutan telah meninggal dunia. Almarhum sempat di bawa ke RS Tarumajaya guna penanganan awal, lalu dipindah ke RS Polri Kramatjati guna dilaksanakan autopsi.

Tumbur mengatakan, proses autopsi sudah berjalan sejak pagi tadi dan hingga saat ini masih berproses.

"Tadi saya dapat informasi jam 9, selesai mungkin jam 3," tuturnya.

Pihak keluarga korban berharap akan kasus ini dapat diungkapkan secara terbuka dan pelaku dapat diberikan ganjaran hukuman yang setimpal.


Luka

Sebelumnya, kepolisian yang menyelidiki kasus tersebut mengungkap ditemukan luka lebam pada bagian tubuh korban.

"Ada luka bekas kekerasan bagian sekitar ulu hati," ujar Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arief Setyawan kepada wartawan, Sabtu (4/5).

Menurut rekaman CCTV yang ada telah diamankan kepolisian, insiden itu terjadi di salah satu kamar mandi kampus.

Gidion menegaskan, dugaan penganiayaan tersebut bukan berdasarkan kegiatan yang sedang dilaksanakan oleh pihak kampus.

"Saya rasa CCTV cukup clear untuk menceritakan rangkaian peristiwa itu yang dari karena peristiwa kejadian di salah satu kamar mandi artinya ini kegiatan yang memang tidak dilakukan secara resmi oleh lembaga. Ini kegiatan perorangan mereka, tidak dilakukan secara terstruktur maupun kurikulum tapi ini kegiatan inisiasi para siswa," pungkas dia.

Pasca kejadian tersebut, P sempat dibawa ke bagian Klinik kampus, hanya saya korban dinyatakan sudah tidak bernyawa lagi dan langsung dievakuasi ke RS Polri Kramatjati guna dilakukan proses autopsi.


Amankan Seorang Senior

Sejauh ini, kepolisian telah mengamankan salah seorang senior itu yang diduga menjadi pelaku pemukulan juniornya.

Namun proses penyelidikan masih berlangsung sambil menunggu hasil autopsi dari pihak rumah sakit.

"Kami masih mendalami secara utuh bagaimana rangkaian peristiwanya," jelas Gidion.

Sumber: Rahmat Baihaqi/Merdeka.com

Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya