Liputan6.com, Bandung - Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat, Gedung Pakuan, menjadi destinasi wisata edukasi sejarah bagi masyarakat setiap hari Sabtu-Minggu.
Penjabat (Pj.) Gubernur Jabar Bey Machmudin menuturkan, Gedung Pakuan memiliki nilai edukasi sejarah tinggi yang belum banyak diketahui oleh warga.
"Kami ingin supaya masyarakat tahu bahwa itu gedung bersejarah. Kurang lebih seperti Gedung Sate. Jadi wisata edukasi sejarah," ucap Bey di Kantor Gubernur Jabar, Gedung Sate, Bandung, (3/5/2024).
Bey memastikan masyarakat tidak dipungut biaya apapun, dan di lokasi disediakan air minum gratis.
"Tidak dipungut biaya kecuali beli minuman di sana ya bayar kalau ada yang jual. Tapi kalau air putih disediakan gratis," jelas Bey.
Baca Juga
Advertisement
Bey juga meminta masyarakat untuk tertib dan mengikuti arahan pemandu selama berkunjung ke Gedung Pakuan.
"Nanti ada tour guide-nya. Ikuti saja dengan tertib," ungkap Bey.
Reservasi tiket Gedung Pakuan untuk umum dapat dilakukan melalui Sapawarga. Masyarakat tinggal men-download Sapawarga. Setelah itu, pilih menu Reservasi Kunjungan Gedung Pakuan di Sapawarga.
Isi Form Pemesanan reservasi kunjungan. Kemudian, masyarakat akan mendapat undangan melalui Whatsapp, dan bisa berkunjung ke gedung yang didirikan pada masa Kolonial Belanda tersebut sesuai jadwal dan sesi undangan.
Reservasi tiket Gedung Pakuan berlangsung pada Rabu-Jumat. Masyarakat dapat memesan tiket H-3 kunjungan, dan maksimal memesan 5 tiket/akun.
Kuota kunjungan per sesi sebanyak 80 tiket. Ada dua sesi kunjungan Gedung Pakuan yakni sesi pagi pukul 09:00-11:00 WIB dan sesi siang pukul 13.00-15.00 WIB.
Gedung Pakuan dibangun di era kolonial tahun 1867 pada masa Gubernur Jenderal Ch. F. Pahud. Gedung yang digunakan sebagai rumah dinas Gubernur Jabar ini berlokasi di Jl. Cicendo No. 1 Babakan Ciamis Kecamatan Sumur Bandung.
Gedung Pakuan juga pernah dijadikan tempat beristirahat tokoh-tokoh penting dunia sebagai delegasi Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955.
Simak Video Pilihan Ini:
Sekilas Tentang Gedung Pakuan
Dicuplik dari berbagai sumber, Gedung Pakuan merupakan salah satu bangunan bersejarah yang terletak di Jalan Otto Iskandardinata No. 1, Bandung, Jawa Barat.
Bangunan ini memiliki peran penting dalam sejarah dan telah menjadi tempat persinggahan bagi tokoh-tokoh penting internasional.
Berikut beberapa fakta menarik tentang Gedung Pakuan:
1. Sejarah
Gedung Pakuan didirikan sebagai rumah kediaman resmi Residen Priangan pada zaman kolonial Belanda. Pembangunannya dimulai pada tahun 1864 dan selesai pada tahun 1867. Pemindahan ibu kota Karesidenan Priangan dari Cianjur ke Bandung menjadi alasan utama pendirian gedung ini.
2. Arsitektur
Gedung Pakuan memiliki gaya arsitektur Indische Empire Stijl yang anggun dan monumental. Gaya ini sangat digemari oleh Jenderal Herman Willem Daendels.
Bangunan ini dirancang oleh Insinyur Kepala dari Departement van Burgerlijke Openbare Werken (B.O.W) atau DPU sekarang, yang juga merancang bangunan Sakola Raja (kini Kantor Polwiltabes Bandung) pada tahun 1866.
3. Kunjungan Tokoh Penting Internasional
Sejak zaman Hindia Belanda, Gedung Pakuan telah menjadi tempat persinggahan bagi orang penting, tamu resmi, dan tokoh dunia. Beberapa tokoh penting yang pernah berkunjung ke sini antara lain:
- Raja Siam Chulalongkorn pada tahun 1901
- Perdana Menteri Prancis Georges Clemenceau pada tahun 1921
- Charlie Chaplin dan Mary Pickford pada tahun 1927
- Andreas Segovia, yang memetik dawai gitarnya di depan Residen Priangan beserta tamunya
- Sri Ratu Belanda Juliana beserta Pangeran Bernhard pada tahun 1971
- Presiden Yugoslavia, Josip Broz Tito
- Presiden Uni Soviet, Voroshilov
- Jaksa Agung Amerika Serikat, Robert Kennedy
Advertisement
Kisah Misteri Gedung Pakuan
Gedung Pakuan memang memiliki sejarah yang menarik dan beberapa cerita mistis yang beredar. Berikut adalah beberapa kisah yang menyelimuti Gedung Pakuan:
1. Lorong Bawah Tanah
Terdapat mitos bahwa Gedung Pakuan memiliki sebuah lorong bawah tanah yang menghubungkan langsung dengan kantor dinas Gubernur Jawa Barat, Gedung Sate.
Lorong ini diyakini telah ada sejak zaman Belanda dan digunakan sebagai tempat untuk menyelundupkan barang-barang terlarang.
2. Hantu Wanita Merah
Ada juga cerita tentang hantu wanita merah yang sering muncul di sekitar Gedung Pakuan. Hantu ini diyakini merupakan arwah seorang wanita yang meninggal dalam kecelakaan di dekat gedung.
Meskipun tidak ada bukti konkret yang dapat membuktikan kebenaran cerita-cerita mistis ini, tetap menarik untuk didengar dan diceritakan. Hanya Allah yang lebih mengetahui kebenaran yang sesungguhnya, wallahu a’lam bishawab.