Liputan6.com, Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam tengah menggenjot penyelesaian sederet proyek strategis hilirisasi di Indonesia. Mulai dari pembangunan smelter alumina, pabrik feronikel, hingga transaksi kerja sama baterai kendaraan listrik.
Secara rinci, proyek Antam itu terbagi diantaranya; proyek Kerjasama Inalum & Antam membangun Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah, Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim, dan penyelesaian rangkaian transaksi kerja sama untuk Project EV Battery.
Advertisement
"Secara berkelanjutan, Antam melakukan pengembangan usaha melalui hilirisasi produk hasil tambang dalam rangka meningkatkan nilai tambah yang dihasilkan," kata Direktur Pengembangan Usaha Aneka Tambang, I Dewa Wirantaya dalam keterangannya, Sabtu (4/5/2024).
Sebagaimana diketahui, proyek SGAR fase 1 Mempawah Kalimantan Barat ditargetkan selesai pada tahun ini dan mulai beroperasi penuh pada awal tahun 2025. Proyek strategis nasional ini akan melengkapi upaya hilirisasi bijih bauksit menjadi aluminium di dalam negeri.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjunganya ke SGAR Mempawah pada Maret lalu menegaskan proyek ini untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Pasalnya, selama ini separuh kebutuhan alumina dipenuhi dari impor.
Saat beroperasi penuh nantinya, pabrik pemurnian fase 1 yang dikembangkan bersama PT Inalum ini dapat memproduksi sedikitnya 1 juta ton alumina per tahun dengan serapan 3,3 juta ton bijih bauksit.
“Nantinya proyek ini akan mendukung rantai industri komoditas bauksit di Indonesia,” kata dia.
Sementara, pada Proyek Pabrik Feronikel Haltim (P3FH), ANTAM telah melakukan proses tapping metal perdana Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) yang dilaksanakan pada tanggal 12 September 2023. Proses tapping metal perdana ini merupakan tahapan ketiga dari rangkaian commissioning Pabrik Feronikel Haltim, sekaligus kelanjutan dari tahapan switch-on Electric Smelting Furnace (ESF) yang telah diselenggarakan pada tanggal 19 Juli 2023.
Tingkatkan Produksi Antam
Pabrik Feronikel Haltim yang berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara akan memiliki kapasitas produksi sebesar 13.500 Ton Nikel dalam Feronikel (TNi) per tahun.
Setelah beroperasi secara penuh, Pabrik Feronikel Haltim akan mendukung produksi feronikel dari Pabrik Feronikel Kolaka di Sulawesi Tenggara yang berkapasitas 27.000 TNi per tahun, sehingga Antam akan mencatatkan portofolio kapasitas produksi feronikel terpasang sebesar 40.500 TNi per tahun.
"Antam juga senantiasa mencari alternatif pengembangan komoditas nikel lainnya seiring dengan koreksi harga komoditas feronikel, guna meningkatkan daya saing usaha," ucapnya.
Advertisement
Proyek EV Battery
Sementara itu, untuk proyek baterai kendaraan listrik atau EV Battery, ada penyelesaian rangkaian transaksi kerja sama antara dengan Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL).
Transaksi tersebut akan menjadi landasan penting bagi pengembangan ekosistem EV Battery di Indonesia. Per akhir Desember 2023, Antam berhasil menyelesaikan serangkaian transaksi terkait hilirisasi mineral nikel terintegrasi di Indonesia dengan CBL melalui anak perusahaannya HongKong CBL Limited (HKCBL).
"Keterlibatan ANTAM dalam proyek ini juga merupakan salah satu bentuk pengembangan bisnis Perusahaan melalui hilirisasi mineral nikel," paparnya.