Liputan6.com, Jakarta - Salah satu bahasan pada gelaran Asia Pacific Conference for Media, Advertising and Marketing (APMF) di Nusa Bali 1-3 Mei 2024 terkait etos kerja karyawan pada perusahaan serta bagaimana seorang pemimpin mampu menggugah tim untuk memunculkan kreativitas yang berdampak pada kinerja perusahaan.
Sebab banyak yang menyebut dalam sebuah pekerjaan ada unsur keindahan, keteraturan, harmoni, artistik seperti halnya seni.
Untuk mencapai tingkat penghayatan seperti itu dibutuhkan suatu kreativitas mengembangkan dan menyelesaikan setiap masalah pekerjaan. Selain bekerja untuk mendapatkan income, lebih dari itu dalam pekerjaan ada aktualisasikan diri, potensi kreatif untuk mencapai kepuasan seperti halnya pekerjaan seni sehingga kesadaran ini akan membuat kita bekerja dengan enjoy seperti halnya melakukan hobi.
Baca Juga
Advertisement
Seperti yang juga dikatakan oleh seorang motivator dan enterpreuner kelas dunia Arko Van Brakel sekaligus Co-Founder & Chief Inspiration Officer, Semco Style Institute bahwa permasalahan saat ini tidak dapat diselesaikan dengan solusi yang bersifat linear dan kuno.
Ia yakin para pemimpin saat ini memerlukan pendekatan yang berpusat pada masyarakat, pemikiran futuristik, dan kemampuan memanfaatkan wawasan ilmiah dan pengalaman pribadi sehingga pekerjaan menjadi luar biasa.
"Kepuasan karyawan memiliki pengaruh langsung terhadap kualitas layanan yang mereka berikan, yang berdampak pada loyalitas pelanggan. Karyawan yang bahagia cenderung memberikan pelayanan yang lebih baik, menciptakan pengalaman positif bagi pelanggan yang meningkatkan kemungkinan mereka untuk kembali dan merekomendasikan perusahaan kepada orang lain," ujar Arko dalam sesi wawancara dengan Lip6.
Menurut dia, untuk mengubah pelanggan menjadi penggemar, perusahaan harus menekankan pada peran karyawan sebagai duta merek. Mendorong keterlibatan karyawan dengan pelatihan yang berfokus pada pengalaman pelanggan dan pemberian wewenang kepada mereka untuk membuat keputusan yang dapat memperbaiki pengalaman pelanggan secara langsung.
"Memelihara hubungan yang autentik dan personal dengan pelanggan juga penting, bahkan dalam era digital," imbuhnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Komitmen Pengembangan Diri dan Peran AI
Dia menjelaskan, organisasi sering menghadapi tantangan dalam menjaga keseimbangan antara efisiensi dan personalisasi. Tantangan ini dapat diatasi dengan menanamkan nilai-nilai kepedulian dan keterbukaan dalam budaya perusahaan.
"Juga, memberikan teknologi yang mendukung interaksi manusia daripada menggantikannya, dan memastikan bahwa sistem dan kebijakan mendukung fleksibilitas dan keberagaman cara kerja," terangnya lagi.
Ditambah lagi para pemimpin yang ingin mengembangkan pendekatan yang lebih berpusat pada manusia harus fokus pada mendengarkan dan memahami kebutuhan baik karyawan maupun pelanggan.
"Mereka harus berkomitmen pada pengembangan diri dan tim mereka, menanamkan empati dan kejujuran dalam setiap aspek operasi, dan secara proaktif mencari umpan balik untuk terus menerus melakukan perbaikan. Selain itu, penting untuk tetap transparan dalam komunikasi dan konsisten dalam menunjukkan apresiasi serta pengakuan terhadap upaya tim," tegas Arko.
Dalam kesempatan itu ia juga mengulas sedikit tentang perkembangan artificial intellegence (AI) atau kecerdasan buatan yang saat ini telah merambah di hampir sendi kehidupan manusia.
Menurutnya dalam beberapa tahun mendatang, kita dapat mengharapkan bahwa AI akan memainkan peran yang lebih besar dalam mendukung pengambilan keputusan dalam kewirausahaan dan kepemimpinan.
"Teknologi AI akan membantu dalam mengidentifikasi peluang pasar, personalisasi layanan, dan efisiensi operasional. Kepemimpinan yang adaptif akan diperlukan untuk mengintegrasikan teknologi ini dalam cara yang etis dan efektif," tegasnya.
Advertisement