Liputan6.com, Jakarta Pada 29 April 2024, Tugu Insurance telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta.
Dalam RUPST tersebut, perusahaan asuransi ini sepakat memutuskan untuk melakukan pembayaran dividen untuk tahun buku 2023 sebesar Rp528,96 miliar dari laba sebesar Rp1,32 triliun.
Advertisement
Sebelumnya, Tugu Insurance telah membayarkan dividen interim kepada para pemegang saham sebesar Rp90,71 miliar pada 20 Desember 2023.
Dengan demikian, sisa dividen tunai untuk tahun buku 2023 yang akan dibayarkan perseroan adalah Rp438,25 miliar atau sebesar Rp123,26 per saham yang akan dibagikan kepada 3.555.575.600 saham. Adapun tanggal pembayaran dividen tunai tersebut pada 29 Mei 2024.
Sepanjang 2023, emiten Anak BUMN Pertamina dengan kode saham "TUGU" ini berhasil mencatatkan laba Rp1,32 triliun. Raihan ini meroket 281 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp347,15 miliar.
Tugu Insurance juga berhasil mencatatkan pencapai premi bruto secara konsolidasian Rp7,7 triliun, naik 15 persen dibanding dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp6,7 triliun.
Kinerja Awal 2024
Lalu, bagaimana dengan kinerja Tugu Insurance per kuartal I 2024? Jika dilihat dari laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Tugu Insurance per Maret 2024, mencatatkan laba tahun berjalan Rp241,66 miliar.
Sekilas seperti ada penurunan secara year on year (yoy) dari Rp924,14 miliar pada kuartal I 2023. Namun, jika menilik Laporan Keterbukaan Informasi yang pernah disampaikan emiten asuransi ini pada BEI tahun lalu, menurunnya angka laba yang tercatat tersebut bukan disebabkan oleh kinerja perseroan. Melesatnya laba perseroan pada 2023 yang mencapai 1.184,48 persen turut dipengaruhi atas kemenangan pada kasus Citibank N.A.
Saat itu, Tugu Insurance telah menerima pembayaran atas kemenangan pada kasus pengadilan The Hong Kong of Final Appeal dari Citibank N.A sebesar USD43,12 juta ekuivalen Rp645,9 miliar dan masih akan menerima bunga atas kasus tersebut sebesar USD31,14 juta ekuivalen Rp466,4 miliar.
Sehingga yang dicatat sebagai pendapatan adalah sebesar Rp1,1 triliun (atau sekitar Rp 850 miliar setelah pajak dan biaya lainnya). Alhasil, pada kuartal I 2023, Tugu Insurance berhasil membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp924,14 miliar.
Jadi disimpulkan, penurunan secara angka yang terjadi tidaklah ada kaitannya dengan performa kinerja Perseroan. Karena, apabila perbandingan kinerja Laba Tahun Berjalan antara periode kuartal 1 2024 dengan kuartal I 2023 tanpa memasukkan penyelesaian kasus Citibank N.A, maka catatan Laba Tahun Berjalan di kuartal I 2024 tetap meningkat signifikan.
Jika tanpa memasukkan pendapatan dari penyelesaian kasus Citibank N.A, maka Laba Tahun Berjalan perusahaan asuransi ini naik signifikan 327 persen, yakni dari Rp56,5 miliar di kuartal 1 2023 menjadi Rp241,6 miliar di kuartal 1 2024.
"Tahun lalu tercatat pendapatan lain-lain dari penyelesaian kasus hukum antara Tugu Insurance dengan Citibank N.A sebesar Rp 1,1 triliun atau Rp Rp867,63 miliar setelah pajak dan biaya lainnya sebagaimana yang telah kami laporkan juga melalui kewajiban keterbukaan informasi pada Februari 2023,” jelas Presiden Direktur Tugu Insurance, Tatang Nurhidayat, Minggu (5/5/2024).
Total Premi
Adapun premi yang dibukukan Tugu Insurance mencapai Rp1,97 triliun di kuartal 1 2024, atau naik 22,51 persen secara yoy dari Rp1,61 triliun.
Dari sisi pendapatan, pendapatan underwriting tercatat sebesar Rp835,55 miliar, naik 38,07 persen yoy dari sebelumnya Rp605,17 miliar dan pendapatan investasi tercatat Rp142,20 miliar atau naik 46,38 persen secara yoy dari Rp97,14 miliar.
Terkait pencapaian kinerja pada kuartal I 2024, Tatang merasa bersyukur hingga 31 Maret 2023, kinerja perseroan masih melebihi target yang telah ditetapkan. Pada periode ini, produksi Premi Bruto Tugu Insurance konsolidasian mayoritas dikontribusikan oleh lini bisnis Fire & Property, lalu diikuti oleh Miscellaneous, Marine Hull dan Onshore.
Sementara, Emil Hakim selaku Direktur Keuangan & Layanan Korporat Tugu Insurance menambahkan, kinerja positif Tugu Insurance sejauh ini juga tercermin dari raihan global rating yang diterima oleh perusahaan ini dari Lembaga Pemeringkat bertaraf internasional, yakni AM Best. Tugu Insurance berhasil meraih predikat Financial Strength Rating A- (Excellent) dan the Long-Term Issuer Credit Rating of “a-” (Excellent) selama delapan kali berturut-turut sejak 2016. Bahkan, sejak 2023 dilengkapi juga dengan predikat National Scale Rating (NSR) yaitu aaa.ID (Exceptional).
“Merujuk pada laporan kuartal I 2024, Tugu Insurance juga berhasil mencatatkan aset sebesar Rp26,3 triliun, atau naik 4,6 persen dari periode Desember 2023 dari sebelumnya Rp25,1 triliun. Pun demikian dengan ekuitas yang naik dari periode Desember 2023 dari Rp10,3 triliun menjadi Rp10,5 triliun. Saat ini tingkat Risk Based Capital (RBC) Emiten Anak BUMN PT Pertamina (Persero) berkode saham TUGU mencapai 545,34% yang berada jauh di atas ketentuan batas minimum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu sebesar 120%” jelas Emil.
Advertisement