Liputan6.com, Lampung - Kepolisian Sektor (Polsek) Teluk Betung Selatan menangkap 14 orang diduga terlibat dalam aksi tawuran yang menewaskan seorang pelajar sekolah menengah atas (SMA) lantaran terkena sabetan senjata tajam di Bandar Lampung, Sabtu (4/5/2024) malam.
Belasan orang yang diamankan itu statusnya masih terperiksa. Keterangannya pun masih didalami oleh polisi sejauh apa perannnya dalam aksi tawuran tersebut.
Baca Juga
Advertisement
"14 orang ini ada yang masih pelajar, ada juga yang sudah lulus sekolah, semuanya warga Bandar Lampung. Belum kami tetapkan tersangka karena semuanya masih kita dalami lagi keterangannya," kata Kapolsek Teluk Betung Selatan, Kompol Enrico Donald Sidauruk, Sabtu (4/5/2024).
Enrico mengatakan, lokasi kekejadian tawuran yang menewaskan pelajar SMA berinisial RZ (16) itu berada di Jalan Ikan Mas, Kelurahan Kangnkung, Kecamatan Teluk Betung Selatan, Sabtu (4/5/2024) sekira pukul 3.15 WIB.
Salain RZ, Enrico menjelaskan bahwa ada satu korban lagi yang mengalami luka sabetan senjata tajam, beruntung keadaannya tidak terlalu parah.
"Kedua korban ini berada di rumah sakit, korban RZ sudah dinyatakan meninggal dunia karena mengalami sabetan senjata tajam di bagian wajah. Sementara ada satu korban lagi inisial A beruntung masih selamat, korban mengalami luka bekas benda tumpul di bagian punggung dan saat ini masih menjalani perawatan," ungkapnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Pemicu Tawuran
Dia mengungkapkan, di lokasi kejadian polisi pun berhasil mengamankan beberapa senjata tajam yang diduga kuat digunakan dalam aksi tawuran.
"Di TKP ada tetesan darah dan senjata tajam yang kita duga kuat digunakan sebagai tawuran. Sudah kita amankan untuk sajam seperti celurit, pedang, sendal, pipa besi dan lain sebagainya," sebut dia.
Dia menjelaskan bahwa aksi tawuran tersebut dipicu saling ejek antar kelompok melalui akun media sosial Instagram.
"Aksi keributan dilakukan oleh dua kelompok remaja ini bermula dari saling ejek di sosial media Instagram yang berujung pada keributan," ungkapnya.
Dia menyampaikan, saat ini pihaknya telah melakukan upaya pencegahan di lapangan, supaya hal serupa tidak terjadi lagi.
"Kami sudah antisipasi di lapangan, karena dikhawatirkan aksi-aksi tersebut terulang. Kami juga memohon kepada orang tua untuk selalu menjaga, mengawasi, serta mendidik anaknya supaya tidak mengikuti kegiatan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain," pintanya.
Advertisement