Prabowo-Gibran Diminta Jangan Pilih Sosok Toxic di Pemerintahannya

Ketua Umum Ikatan Sarjana Al-Washliyah, Adheri Zulfikri Sitompul mengaku prihatin bila kabinet pemerintahan berikutnya diisi oleh orang orang yang tidak memiliki kemampuan dan diragukan kredibilitasnya.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 05 Mei 2024, 12:29 WIB
Pasangan calon presiden dan wakil presiden (Capres-Cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka tiba di Gedung Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI), Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berpesan kepada presiden terpilih Prabowo Subianto  untuk tidak membawa orang toxic atau bermasalah ke dalam jajaran kabinetnya.

“Untuk presiden terpilih, saya bilang jangan bawa orang toxic ke kepemerintahanmu, itu akan sangat merugikan kita,” ujar Luhut di Jakarta, Jumat (3/5/2024).

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Ikatan Sarjana Al-Washliyah, Adheri Zulfikri Sitompul mengaku prihatin bila kabinet pemerintahan berikutnya diisi oleh orang orang yang tidak memiliki kemampuan dan diragukan kredibilitasnya. Dia pun mendukung pesan yang tegas disampaikan oleh Luhut Binsar Panjaitan.

“Jangan membawa orang toxic ke pemerintahan karena pasti sangat merugikan,” kata Adheri seperti dikutip dari siaran pers diterima, Minggu (5/5/2024).

Sebagai bagian dari kelompok ormas yang mengamati jalannya pemerintahan, Adheri mencermati ada tiga katagori orang toxic yang bisa berpengaruh ke kabinet, pertama, sosok yang sering diperiksa aparat penegak hukum karena kasus dugaan rasuah.

“Kategori kedua adalah mereka yang menyalahgunakan kekuasaan saat menjabat sebagai menteri dan ketiga adalah orang yang moralitas rusak dan melakukan penghinaan pada Prabowo-Gibran pada saat berlangsungnya kampanye Pilpres 2024,” jelas dia.


Pilih Latar Belakang Aktivis

Adheri berharap, pemerintahan berikutan bisa memilih para menteri yang berasal dan berlatar belakang aktivis namun mengerti tentang mengatur organisasi skala nasional, berwawasan luas, berlatar kewiraswastaan sehingg tidak butuh mencari kekayaan melalui jabatan.

“Karena sudah cukup kehidupannya hanya tinggal dianya mensedeqahkan dirinya pada bangsa dan negara ini saja,“ dia menandasi.

Infografis Pertemuan Prabowo dengan Megawati, SBY dan Jokowi. (Liputan6.com/Abdillah)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya