PAN: Pembentukan Klub Presiden Akan Temui Banyak Hambatan

Saleh menilai rencana wadah berkumpulnya para presiden itu akan sulit terlaksana. Sebab, selain adanya kesibukan masing-masing, agenda kebangsaan yang diusung tidak beririsan.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 05 Mei 2024, 19:12 WIB
Ketua Fraksi PAN DPR Saleh Partaonan Daulay (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Prabowo Subianto berencana membentuk klub presiden atau Presidential Club. Ketua Fraksi PAN DPR, Saleh Partaonan Daulay menilai rencana tersebut sangat baik dan perlu didukung.

Namun demikian, Saleh menilai rencana Presidential Club sebagai wadah berkumpulnya para presiden itu akan sulit terlaksana. Sebab, selain adanya kesibukan masing-masing, agenda kebangsaan yang diusung  tidak beririsan. 

"Pilpres kemarin aja kita sudah bisa melihat adanya perbedaan lingkup pemikiran dalam membangun Indonesia. Ada yang ingin perubahan, ada yang ingin keberlanjutan dan  penyempurnaan, serta ada yang ingin perubahan dan perbaikan. Dasar dan pokok pijakan berpikirnya juga berbeda,” kata Saleh dalam keterangannya, Minggu (5/5/2024).

Menurut Saleh, kalaupun ada silaturrahmi klub presiden, hal agak sulit dapat dihadiri oleh semua presiden RI. Sebab, perlu usaha ekstra untuk menghadirkan semuanya. 

“Ada banyak faktor teknis, ideologis, dan sosial politik yang bisa menjadi hambatan. Semua orang bisa membaca posisi ideologis dan sosial politik semua mantan presiden kita. Kalau mau jujur, di antara mereka kadang ada persoalan komunikasi yang selama ini terkesan terputus. Dan itu tidak mudah untuk dijalin kembali,” ungkapnya.

Meski demikian, ia menyebut pihaknya akan selalu siap mendukung usaha atau upaya apa pun dari Presiden terpilih Prabowo. 

"Tapi, kita tetap dukung semua agenda Prabowo. Semua yang baik harus tetap diupayakan terwujud. Hasilnya, nanti kita lihat. Yang penting, berusaha dan berdoa dulu,” ungkapnya.


Prabowo Tiru Amerika Serikat

Presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto, melalui juru bicaranya, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyatakan ada ide untuk membentuk presidential club atau klub presiden.

Menurut Dahnil, ide Prabowo berkaca dari Amerika Serikat (AS) yang dinilai sudah lebih matang dalam hal berdemokrasi.

 "Presidential club ini istilah saja untuk menggambarkan silaturahmi yang rutin dilakukan oleh para mantan presiden dan presiden yang sedang memerintah. Itu merujuk dengan apa yang ada di Amerika Serikat, misalnya, ada presidential club secara informal," kata Dahnil melalui siaran video diterima, Sabtu (4/5/2025).

Dahnil memastikan presiden klub bukan menjadi sebuah institusi baru. Hanya saja, kehadirannya diharapkan dapat mewadahi para presiden pendahulu seperti Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Jokowi saat Prabowo sudah dilantik dan resmi menjabat sebagai presiden kedelapan Republik Indonesia.

"Presidensial club yang saya maksudkan bukan mendirikan institusi baru atau Pak Prabowo mendirikan lembaga baru, bukan sama sekali. Presidential club ini merupakan wadah perkumpulan presiden yang akan diisi oleh mantan presiden RI," jelas Dahnil.

Dahnil memastikan semangat Prabowo adalah keberlanjutan dengan watak politik yang mempersatukan. Maka dari itu, api semangat harus terus dinyalakan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

"Semangat keberlanjutan, persatuan itu disimbolisasi dengan bentuk silaturahmi dengan sharing secara terus menerus, nantinya Pak Prabowo perlu berdiskusi dengan presiden Jokowi terus menerus. Pun demikian perlu berdiskusi dengan Pak SBY, Ibu Megawati," dia menandasi.

Infografis Nasdem dan PKB Merapat ke Prabowo-Gibran. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya