Bursa Saham Asia Beragam di Tengah Harapan Penurunan Suku Bunga The Fed

Di tengah bursa saham Asia Pasifik yang bervariasi, investor menanti keputusan suku bunga the Reserve Bank of Australia pada Selasa pekan ini dan data perdagangan China.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Mei 2024, 09:01 WIB
Bursa saham Asia Pasifik menguat pada Senin (6/5/2024) mengikuti wall street. (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada Senin (6/5/2024). Pergerakan bursa saham Asia di tengah sentimen laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dari perkiraan memicu harapan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) dapat segera menurunkan suku bunganya.

Dikutip dari CNBC,  investor menanti keputusan suku bunga the Reserve Bank of Australia pada Selasa pekan ini dan data perdagangan China pada Kamis pekan ini.

ING menyebutkan, pertemuan Bank Sentral Australia layak dicermati seiring data inflasi terbaru dari Australia menunjukkan pertumbuhan harga mulai meningkat.

Namun, analis mengatakan, data inflasi Australia lebih baik dari perkiraannya, dan dibandingkan dengan Amerika Serikat, perekonomian negara itu telah melambat dengan pasar tenaga kerja yang melemah secara substansial. Oleh karena itu, analis prediksi tidak ada perubahan pada tingkat bunga acuan Bank Sentral Australia 4,35 persen.

Pada Senin, indeks composite pembacaan manajer pembelian gabungan akan dirilis oleh S&P Global untuk Hong Kong. Sedangkan pembacaan PMI jasa akan rilis kinerja China dan India. Adapun bursa saham Jepang dan Korea Selatan libur.

Indeks ASX 200 di Australia naik 0,46 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 18.529, melemah dari penutupan sebelumnya 18.475,92.

Pada Jumat lalu, saham di wall street melonjak tajam setelah laporan pekerjaan pada April lebih lemah dari perkiraan.

Laporan nonfarm payrolss pada Jumat menunjukkan 175.000 pekerjaan bertambah pada April di bawah perkiraan oleh ekonom yang disurvei Dow Jones sebesar 240.000.

Tingkat pengangguran naik tipis menjadi 3,8 persen dibandingkan 3,8 persen pada bulan sebelumnya, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja. Angka upah juga lebih rendah dari perkiraan, tanda yang menggembirakan bagi inflasi.

Di wall street, indeks S&P 500 menguat 1,26 persen, dan hari terbaik sejak Februari. Indeks Nasdaq bertambah 1,99 persen dan Indeks Dow Jones menguat 1,18 persen.


Penutupan Bursa Saham Asia pada Jumat 3 Mei 2024

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Sebelumnya, bursa saham Hong Kong pimpin penguatan di bursa saham Asia pada Jumat, 3 Mei 2024 mengikuti wall street yang melesat jelang data tenaga kerja Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari CNBC, saham suppliers Apple menjadi perhatian setelah Perseroan melaporkan kinerja laba melebihi harapan. Saham Taiwan Semiconductor Manufacturing Company naik 1 persen. Saham Hon Tai Technology Group atau dikenal Foxconn naik 1,3 persen.

Kenaikan saham itu seiring Apple melaporkan kinerja keuangan yang melebihi harapan. Laba Apple melebihi prediksi. Selain itu, jelang akhir pekan, Apple melaporkan program buyback saham senilai USD 110 miliar. Saham produsen iPhone melompat 6 persen dengan investor fokus ke saham supplier di Taiwan dan Korea Selatan.

Indeks Kospi melemah 0,26 persen ke posisi 2.676,63. Indeks Kosdaq susut 0,22 persen ke posisi 865,59. Indeks Taiwan menguat 0,53 persen ke posisi 20.330,32. Indeks Hang Seng melompat 1,34 persen. Di Australia, indeks ASX 200 naik 0,55 persen ke posisi 7.629.

Sementara itu, bursa saham Jepang dan China libur. Namun, Yen Jepang menguat terhadap dolar AS ke posisi 153,13 usai ada dugaan pemerintah lakukan intervensi.

 


Harga Saham Apple

Kantor Apple

Sebelumnya, harga saham Apple melonjak 7 persen usai perdagangan pada Kamis, 2 Mei 2024. Penguatan saham Apple usai melaporkan kinerja keuangan kuartal II untuk tahun fiskal yang melampaui perkiraan.

Selain itu, Apple juga mengumumkan program pembelian kembali atau buyback saham. Apple telah mendapatkan persetujuan dari dewan untuk buyback saham senilai USD 110 miliar atau sekitar Rp 1.770 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.095).

Jumlah buyback saham itu naik 22 persen dibandingkan tahun lalu senilai USD 90 miliar. Demikian mengutip CNBC, Jumat (3/5/2024).

Berdasarkan data dari Birinyi Associates, ini merupakan pembelian kembali terbesar dalam sejarah, melampaui buyback saham Apple sebelumnya.

Akan tetapi, penjualan Apple turun 4 persen secara keseluruhan. Penjualan iPhone susut 10 persen year over year selama kuartal tersebut. Apple menilai hal itu sulit untuk dibandingkan tahun lalu.

Berikut kinerja keuangan Apple dengan perkiraan konsensus dari LSEG untuk laporan keuangan kuartalan yang berakhir 30 Maret 2024:

EPS: USD 1,53 vs USD 1,50 (prediksi)

Pendapatan: USD 90,75 miliar vs USD 90,01 miliar (prediksi)

Pendapatan iPhone: USD 45,96 miliar vs USD 46 miliar (prediksi)

Pendapatan Mac: USD 7,5 miliar vs USD 6,86 miliar (prediksi)

Pendapatan iPad: USD 5,6 miliar vs USD 5,91 miliar (prediksi)

Pendapatan produk lainnya: USD 7,9 miliar vs USD 8,08 miliar (prediksi)

Pendapatan jasa: USD 23,9 miliar vs USD 23,27 miliar (prediksi)

Margin kotor: 46,5 persen vs 46,6 persen (prediksi)

Adapun Apple tidak menyediakan panduan secara formal. Namun, CEO Apple Tim Cook menuturkan, penjualan keseluruhan akan tumbuh "low single digit” hingga Juni.

Apple mencatat pendapatan USD 81,18 miliar hingga akhir Juni dan analis LSEG prediksi USD 83,23 miliar.

 


Kinerja Apple

Seri iPad Pro baru resmi diluncurkan. (Doc: Apple)

Saat pembicaraan dengan analis, Direktur Keuangan Apple, Luca Maestri menuturkan, Apple prediksi kuartal ini akan catat pertumbuhan penjualan iPad dua digit year over year. Ia menuturkan, divisi layanan akan terus tumbuh pada tingkat tertinggi yang dicapai selama dua kuartal terakhir.

Adapun Apple melaporkan laba bersih USD 23,64 miliar atau USD 1,53 per saham, turun 2 persen dari USD 24,16 miliar atau USD 1,52 per saham pada periode sama tahun sebelumnya.

Kepada CNBC, Cook menuturkan, penjualan pada kuartal kedua tahun fiskal mengalami perbandingan yang sulit dengan periode tahun sebelumnya, saat perusahaan merealisasikan penjualan iPhone 14 yang tertunda senilai USD 5 miliar karena masalah pasokan imbas COVID-19.

Apple menuturkan, penjualan iPhone turun hampir 10 persen menjadi USD 45,96 miliar, menunjukkan lemahnya permintaan untuk ponsel pintar generasi saat ini yang dirilis pada September. Penjualan itu sejalan dengan perkiraan analis. Cook menuturkan, tanpa peningkatan penjualan tahun lalu, pendapatan iPhone akan mendatar.

Penjualan Mac naik 4 persen menjadi USD 7,45 miliar, tetapi angka itu masih di bawah angka tertinggi segmen yang ditetapkan pada 2022. Cook menuturkan, penjualan didorong oleh model MacBook Air baru yang dirilis dengan chip M3 yang ditingkatkan pada Maret.

Selain itu, produk Apple Watch dan headphone AirPods juga turun 10 persen year over year menjadi USD 7,9 miliar.

 

Infografis Keuntungan iPhone terhadap Apple (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya