Liputan6.com, Lampung - Jajaran Polsek Teluk Betung Selatan dibantu Polresta Bandar Lampung masih melakukan pengejaran terhadap 9 orang terduga pelaku yang terlibat tawuran hingga menewaskan seorang pelajar di Kecamatan Teluk Betung Selatan, kota setempat, Sabtu (4/5/2024) dini hari.
Diketahui sebelumnya, Polsek Teluk Betung Selatan telah mengamankan 14 orang yang diduga terlibat dalam tawuran hingga menewaskan seorang pelajar SMA berinisial RZ (16) karena terkena sabetan senjata tajam.
Advertisement
Kapolsek Teluk Betung Selatan, Kompol Enrico Donald Sidauruk mengatakan, 14 orang yang diamankan itu statusnya masih terperiksa serta sedang dilakukan pendalaman terkait perannya di aksi tawuran tersebut.
"Belum ditetapkan tersangka, semuanya masih terperiksa. Untuk statusnya belasan orang ini sebagian ada yang masih pelajar dan ada yang sudah lulus sekolah," kata Enrico, Minggu (5/5/2024).
Dia menyampaikan, selain dari 14 orang tersebut pihaknya juga sedang melakukan pengejaran terhadap 9 terduga pelaku lain yang diduga terlibat tawuran.
"Kita sudah kantongi identitasnya, sembilan orang yang telah masuk daftar pencarian orang (DPO) ini diduga terlibat juga dalam aksi tawuran," ungkap dia.
Kemudian, Enrico menjelaskan bahwa selain RZ, ada satu korban lagi yang mengalami luka karena terkena pukulan benda tumpul saat tawuran, beruntung keadaannya tidak terlalu parah.
"Kedua korban ini berada di rumah sakit, korban RZ sudah dinyatakan meninggal dunia karena mengalami sabetan senjata tajam di bagian wajah. Sementara ada satu korban lagi inisial A beruntung masih selamat, korban mengalami luka bekas benda tumpul di bagian punggung dan saat ini masih menjalani perawatan," ungkapnya.
Dia menyampaikan, di lokasi kejadian polisi pun berhasil mengamankan beberapa senjata tajam yang diduga kuat digunakan dalam aksi tawuran.
"Di TKP ada tetesan darah dan senjata tajam yang kita duga kuat digunakan sebagai tawuran. Sudah kita amankan untuk sajam seperti celurit, pedang, sendal, pipa besi dan lain sebagainya," sebut dia.
Dia menjelaskan bahwa aksi tawuran tersebut dipicu saling ejek antar kelompok melalui akun media sosial Instagram.
"Aksi keributan dilakukan oleh dua kelompok remaja ini bermula dari saling ejek di sosial media Instagram yang berujung pada keributan," ungkapnya.