Liputan6.com, Jakarta Ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,11 persen di kuartal I-2024 ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia itu adalah industri pengolahan.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, industri pengolahan menjadi kontributor pertumbuhan ekonomi terbesar dengan 0,86 persen. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan kuartal IV-2023 lalu.
Advertisement
"Jika dilihat dari sumber pertumbuhan pada triwulan I 2024, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan terbesar yaitu sebesar 0,86 persen. Sumber pertumbuhan dari industri pengolahan ini lebih besar dari triwulan IV-2023 namun lebih kecil dari triwulan I-2023," ungkap Amalia dalam Rilis Berita Resmi Statistik, di Jakarta, Senin (6/5/2024).
Selain industri pengolahan tadi, Amalia mencatat kontribusi lainnya. Seperti dari sektor konstruksi dengan 0,73 persen, pertambangan dengan sumber pertumbuhan 0,68 persen, serta perdagangan dengan 0,60 persen.
Secara rinci, industri pengolahan tumbuh stabil ditopang oleh kuatnya permintaan domestik dan permintaan luar negeri. Diantaranya, industri makanan dan minuman tumbuh 5,87 persen didukung oleh pertumbuhan permintaan domestik untuk produk makanan dan minuman selama ramadan dan persiapan menjelang lebaran.
"Industri logam dasar tumbuh 16,57 persen didorong oleh pemingkatan permintaan luar negeri seperti produk logam dasar besi dan baja," kata Amalia.
Selanjutnya, industri kimia, farmasi dan obat tradisional tumbuh 8,01 persen sejalan dengan peningkatan permintaan di pasar domestik dan luar negeri.
Konstruksi hingga Perdagangan
Berikutnya, untuk lapangan usaha konstruksi tercatat tumbuh solid seiring dengan pembangunan proyek infrastruktur baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun pelaku usaha swasta.
"Pertumbuhan ini tentunya sejalan dengan realisasi belanja modal pemerintah untuk konstruksi serta peningkatan produksi dan penjualan semen yang juga meningkat," terangnya.
Lalu, sektor pertambangan pertambangan dan penggalian tumbuh signifikan ditopang oleh permuntaan domestik dan luar negeri. Misalnya, pertmabangan bijih logam tumbuh 34,36 persen didukung oleh peningkatan pertumbuhan bijih tembaga untuk memenuhi permintaan domestik dan luar negeri.
"Pertambangan batu bara dan lignit tumbuh 9,72 persen seiring dengan peningkatan konsumsi domestik dan ekspor batu bara," ucapnya.
Serta, Perdagangan besar dan eceran; reparasi mobik dan sepeda motor tumbuh positif seiring peningkatan produksi domestik dan impor. Pertumbuhan ini didukung juga oleh momen ramadan dan persiapan lebaran yang ditujukan dengan tumbuhnya indeks ritel.
Advertisement
Tertinggi Sejak 2019
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia positif di kuartal I-2024 ini. Ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,11 persen pada Januari-Maret 2024 ini.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2024 ini naik jika dibandingkan dengan kuartal I 2023 lalu.
"Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku sebesar Rp 5.288,3 triliun, PDB atas dasar harga konstan sebesar Rp 3.112,9 triliun, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2024 bila dibandingkan dengan triwulan I 2023 atau secara year-on-year tumbuh sebesar 5,11 persen," kata Amalia dalam Rilis Berita Resmi Statistik, di Jakarta, Senin (6/5/2024).
Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang positif ini ditopang oleh kinerja perekonomian domestik yang terjaga. Pertumbuhan ekonomi 5,11 persen kali ini juga memperpanjang tren pertumbuhan stabil di kisaran 5 persen dalam beberapa waktu terakhir.
Amalia mengatakan, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 ini merupakan yang tertinggi sejak 2019 lalu untuk kategori pertumbuhan ekonomi kuartal pertama.
"Secara year on year, ekonomi triwulan I 2024 tumbuh 5,11 persen dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya ini merupakan pertumbuham triwulan I tertinggi sepanjang periode 2019-2024," kata dia.
Sementara itu, jika dilihat dari pertumbuhan kuartalan, ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar 0,83 persen. Amalia menegaskan, hal ini masih masuk pada pola yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.
"Bila dibandingkan triwulan IV 2023 atau secara Q-to-Q, ekonomi Indonesia pada triwulan I 2024 terkontraksi sebesar 0,83 persen," ucap Amalia.
Sri Mulyani Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2024 di Atas 5%
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 akan berada di atas 5 persen, meskipun di tengah dinamika ketidakpastian global.
"Di tengah dinamika ketidakpastian global, kinerja ekonomi domestik masih cukup resilien. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2024 diperkirakan akan tetap di atas 5 persen dan menguat dibandingkan triwulan IV-2023," kata Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), secara daring, Jumat (3/5/2024).
Sri Mulyani menilai, pertumbuhan ekonomi yang positif tersebut ditopang oleh permintaan domestik yang masih tetap kuat, baik dari sisi rumah tangga, pemerintah, dan Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT).
"Seiring dengan penyelenggaraan Pemilu yang menyebabkan beberapa belanja memang harus dilakukan front loading. Juga kebijakan APBN dengan menaikkan gaji ASN dan pensiunan, serta pemberian Tunjangan Hari Raya dengan Tunjangan Kinerja 100 persen memberikan dukungan kepada belanja atau daya beli masyarakat," ujarnya.
Bendahara negara ini juga optimistis investasi juga akan tumbuh positif yang ditopang oleh pembangunan Proyek Strategis Pemerintah di berbagai daerah, serta dengan adanya aktivitas properti swasta yang merupakan dampak dari insentif pemerintah.
"Kinerja ekspor diperkirakan masih belum kuat sejalan dengan moderasi harga komoditas dan lemahnya permintaan global. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 diperkirakan tetap berada di sekitar 5 persen," ujar Sri Mulyani.
Adapun seiring dengan hal tersebut, KSSK mengumumkan Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Indonesia pada kuartal I-2024 masih dalam kondisi yang terjaga. Hal itu didukung oleh kondisi dari APBN kebijakan fiskal, kebijakan moneter dari Bank Indonesia dan sektor keuangan yang stabil.
Advertisement