Canggih, Teknologi Karya Anak Bangsa Ini Bisa Bikin Makanan Bertahan Setahun Tanpa Pengawet

Teknik menyimpan makanan yang membuatnya dapat bertahan selama 12 bulan atau 1 tahun dengan rasa dan tekstur yang tidak berubah setelah disimpan selama 52 minggu tanpa bahan pengawet mungkin terdengar mustahil bagi sebagian besar pecinta kuliner.

oleh Septian Deny diperbarui 06 Mei 2024, 17:40 WIB
Makanan Kaleng. (History.com)

 

Liputan6.com, Jakarta Teknik menyimpan makanan yang membuatnya dapat bertahan selama 12 bulan atau 1 tahun dengan rasa dan tekstur yang tidak berubah setelah disimpan selama 52 minggu tanpa bahan pengawet mungkin terdengar mustahil bagi sebagian besar pecinta kuliner.

Namun Ralali sebagai sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kuliner dengan teknologi tinggi yang memiliki pengalaman pada ekosistem digital Business to Business (B2B) selama 10 tahun bisa mewujudkan hal tersebut.

Menurut CEO Ralali Joseph Aditya, Ralali Food Venture saat ini telah menghadirkan solusi inovatif bagi para pengusaha makanan dengan menyediakan akses untuk memiliki opsi produk makanan instan yang dapat bertahan di suhu ruang selama satu tahun tanpa bahan pengawet.

“Makanan instan yang dapat bertahan selama satu tahun tanpa bahan pengawet dimungkinkan oleh teknologi sterilisasi (retort) yang canggih dan dipatenkan oleh perusahaan teknologi pangan yaitu PT Kokikit Indonesia Teknologi. Dengan teknologi ini, nutrisi, rasa dan tekstur makanan tetap terjaga sehingga makanan dapat dinikmati kapanpun dan dimanapun tanpa kehilangan cita rasa aslinya,” papar Joseph Aditya dikutip Senin (6/5/2024).

Dengan teknologi ini lanjut Joseph, nusantara yang terkenal dengan warisan kuliner yang beragam dimana setiap daerah memiliki karakteristik hidangan yang khas, kendala logistik yang diakibatkan oleh luasnya wilayah Indonesia dan mengakibatkan pengiriman jadi tersendat dan berimbas makanan menjadi lekas basi bisa diatasi.

“Kami sangat antusias memperkenalkan Ralali Food Venture yang menandai era baru dalam teknologi pangan Indonesia. Platform yang kami miliki bertujuan untuk memberdayakan bisnis F&B untuk dapat menjangkau pelanggan ke seluruh pelosok nusantara bahkan ke seluruh dunia,” jelas Joseph menambahkan.

Kolaborasi Ralali dan Kokikit yang kini terjalin ungkap Joseph dapat memberikan solusi esensial dan layanan pendukung bagi pengusaha F&B sehingga dapat mempercepat ekspansi bisnis para pengusaha kuliner.

Selain itu Ralali Foo Venture juga siap berkolaborasi erat dengan platform pesan antar makanan terkemuka seperti Grab Food, Go Food dan Shopee Food untuk memberdayakan jaringan merchant mereka agar dapat berekspansi ke kota-kota baru dengan cepat dan mudah.

 


Bidik Pasar Domestik

BPKN melakukan kunjungan 22 pasar tradisional dan ritel di Jabodetabek untuk langsung melakukan pengawasan serta penggunaan Qris dimana pemerintah mengeluarkan kebijakan yang memudahkan konsumen. (merdeka.com/imam buhori)

Hal senada juga diungkapkan CEO Kokikit Andry Suhaili yang menambahkan bahwa selain membidik pasar domestik, untuk memperluas market dibidang industri makanan dan minuman, pihaknya juga mengincar pangsa pasar diluar negeri yang menyasar kalangan diaspora yang diperkirakan mencapai sekitar 9 juta orang.

“Market kami berada di lima negara yang meliputi Taiwan, Singapura, Malaysia, Hongkong dan Arab Saudi. Saat ini kami sudah mendistribusikan makanan yang memiliki cita rasa Indonesia ke negara-negara tersebut tentunya setelah diurus izin edarnya,” ungkap Andry menjelaskan.

 


Kemasan Ramah Lingkungan

Aktivitas pedagang wadah dan kemasan plastik di Cipadu, Kota Tangerang, Jumat (17/9/2021). Tahun depan, pemerintah akan memutuskan untuk menerapkan cukai plastik, cukai alat makan dan minum sekali makan, serta cuka minuman manis dalam kemasan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berdiri semenjak tahun 2021 lalu, Kokikit Indonesia Teknologi tambah Andry berkomitmen pada lingkungan dengan kemasan yang ramah lingkungan dan pengurangan jejak karbon.

Saat disinggung apa manfaat Ralali dan Kokikit mengikuti Pameran All Indonesia Food di ICE BSD, Andry menjelaskan bahwa pihaknya membuka peluang kerja sama dengan pelaku F&B untuk mengembangkan bisnis mereka.

“Kami mentargetkan 1.000 F&B yang akan kami transformasikan dan berdayakan menjadi kuliner yang siap dijual secara nasional serta mempopulerkan makanan yang memiliki cita rasa Indonesia ke seluruh dunia,” jelas Andry.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya