Liputan6.com, Jakarta - Seiring permintaan pelanggan yang merosot, manajemen PT Sepatu Bata Tbk (BATA) mengumumkan setop produksi di pabrik Perseroan di Purwakarta, Jawa Barat.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin, (6/5/2024), manajemen PT Sepatu Bata Tbk mengatakan telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi COVID-19 dan perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat.
Advertisement
"Perseroan sudah tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta, karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di Pabrik Purwakarta terus menurun,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Sepatu Bata Tbk Hatta Tutuko dalam keterbukaan informasi BEI.
Ia menambahkan, kapasitas produksi pabrik jauh melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Indonesia.
Keputusan menghentikan aktivitas produksi pabrik PT Sepatu Bata Tbk yang berada di Purwakarta berdasarkan keputusan direksi pada 30 April 2024 yang sebelumnya telah disetujui berdasarkan persetujuan dari keputusan dewan komisaris pada 29 April 2024.
“Dengan adanya keputusan ini, Perseroan tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta,” tulis Hatta.
Hatta menuturkan, keputusan ini merupakan hal terbaik yang dapat diambil berdasarkan evaluasi menyeluruh dan kesepakatan pihak-pihak terkait, dan bertujuan mengefektifkan operasional Perseroan.
"Perseroan berkomitmen untuk memastikan kelancaran transisi bagi seluruh karyawan dan mitra kami yang terkena dampak perubahan ini,” tulis Hatta.
Seiring penutupan pabrik di Purwakarta yang telah beroperasi sejak 1994 ini, menarik untuk diketahui siapa pendiri dan pemegang saham PT Sepatu Bata Tbk ini.
Sejarah Sepatu Bata
Mengutip Kanal Regional Liputan6.com, PT Sepatu Bata Tbk merupakan produsen sepatu legendaris dan bernama BATA. Perusahaan ini didirikan oleh Tomas, Anna dan Antonin Bata pada 21 September 1894 di Zlin, Republik Ceko demikian dikutip dari situs resmi Perseroan.
Tiga bersaudara ini merupakan generasi kedelapan dari keluarga Bata yang memiliki bisnis sepatu. Sebelumnya keluarga ini hanya memiliki bisnis berbentuk bengkel tradisional yang dijalankan oleh satu orang saja.
Selanjutnya tiga bersaudara itu menggantikan bisnis tradisionalnya dan memulai perusahaannya dengan mempekerjakan 10 orang. Pada 1897, perusahaannya mulai memakai mesin yang modern.
Mesin tersebut dijalankan oleh uap dan menjadi perusahaan sepatu massal pertama di benua Eropa. Dua tahun kemudian toko Bata pertama dibuka di Zlin, Republik Ceko dan enam tahun kemudian produksinya meningkat hingga mencapai 2.200 pasang sepatu setiap harinya.
Bata kemudian ekspansi ke berbagai negara usai menjadi produsen alas kaki terbesar di Eropa pada masa itu. Perseroan ekspansi ke megara Eropa, Asia, hingga Amerika sekitar 1930-an. Perseroan memakai nama perusahaan yang berbeda-beda di negara tersebut. Contohnya di Prancis memakai Bataville, Batawa di Kanada, Batanagar di India, dan Cali-Bata di Jawa saat itu masih Hindia-Belanda.
Bata sudah memiliki perusahaan di lebih dari 30 negara dan memiliki 5.300 toko di seluruh dunia delapan tahun kemudian.
Adapun Guinness World Records mengakui perusahaan Bata sebagai produsen dan pengecer sepatu terbesar di dunia pada 2024.
Bata telah mengoperasikan 27 fasilitas produksi di 20 negara, lebih dari 5.000 toko ritel di lebih dari 90 negara, mempekerjakan lebih dari 40.000 orang.
Advertisement
Sejarah Sepatu Bata di Indonesia
Sepatu Bata telah hadir di Indonesia sejak 1931. Saat itu, Bata bekerja sama dengan NV, Netherlandsch-Indisch sebagai importir sepatu yang beroperasi di Tanjung Priok.
Tomas Bata pun mendirikan pabrik sepatu di tengah Perkebunan karet di area Kalibata, di Jalan Kalibata Raya enam tahun kemudian. Pada 1940, Perseroan mulai produksi sepatu.
Pada 24 Maret 1982, PT Sepatu Bata Tbk tercatat di Jakarta Stock Exchange yang kini bernama Bursa Efek Indonesia (BEI). Sementara itu, konstruksi pabrik sepatu di Purwakarta telah rampung pada 1994. Sebagai salah satu pabrik terbesar di Indonesia, Bata memiliki spesialisasi produk sepatu injeksi untuk konsumsi dalam dan luar negeri.
Siapa pemegang saham PT Sepatu Bata Tbk?
Berdasarkan laporan tahunan Perseroan, kepemilikan saham Bata dimiliki Bafin (Nederland) B.V sebesar 1.066.187.400 saham atau 82,01 persen dan masyarakat sebanyak 233.812.600 saham atau 17,99 persen. Adapun Bafin (Nederland) B.V merupakan pemegang saham pengendali atau entitas induk perusahaan dan Compas Limited, Bermuda sebagai pemegang saham utama atau entitas induk terakhir perusahaan.
Pada penutupan perdagangan Senin, 6 Mei 2024, harga saham BATA melemah 13,68 persen ke posisi Rp 82 per saham. Harga saham BATA dibuka stagnan di posisi Rp 95 per saham. Harga saham BATA berada di level tertinggi Rp 95 dan terendah Rp 81 per saham. Total frekuensi perdagangan 207 kali dengan volume perdagangan 27.174 saham. Nilai transaksi Rp 226,2 juta.
Advertisement