Berkshire Hathaway Pangkas Kepemilikan Saham di Apple

Perusahaan investasi milik Warren Buffett, Berkshire Hathaway dilaporkan pangkas kepemilikan saham di Apple sekitar 13 persen pada kuartal I 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Mei 2024, 20:00 WIB
Perusahaan investasi milik miliarder Warren Buffett yakni Berkshire Hathaway memangkas kepemilikan saham di Apple pada kuartal pertama.(Unsplash/Trac Vu)

Liputan6.com, New York - Perusahaan investasi milik miliarder Warren Buffett yakni Berkshire Hathaway memangkas kepemilikan saham di Apple pada kuartal pertama.

Mengutip dari CNBC, ditulis Senin (6/5/2024), dalam laporan keuangan kuartal pertama, Berkshire Hathaway dilaporkan pangkas kepemilikan saham di Apple sekitar 13 persen. Kepemilikan Berkshire Hathaway di Apple sekitar USD 135,4 miliar yang setara 790 juta saham. Meski berkurang, Apple masih perusahaan terbesar di portofolio Berkshire Hathaway pada akhir kuartal ini.

Perusahaan investasi milik Warren Buffett ini telah dua kuartal berturut-turut mengurangi kepemilikan saham di perusahaan produsen iPhone tersebut. Berkshire Hathaway menjual sekitar 10 juta saham Apple pada kuartal IV. Dengan pengajuan ini, Berkshire menjual sekitar 116 juta saham Apple dengan perhitungkan perubahan harga saham Apple.

Menjawab pertanyaan pemegang saham pada pertemuan tahunan Berkshire di Omaha, Buffett menuturkan, penjualan saham Apple tersebut dilakukan dengan alasan pajak menyusul keuntungan yang cukup besar.

Ia juga menyiratkan penjualan tersebut mungkin terkait keinginannya menghindari tagihan pajak yang lebih tinggi jika tarif naik untuk mendanai defisit fiskal Amerika Serikat.

“Saya sama sekali tidak merasa terganggu untuk menulis cek itu. Kami akan melakukannya dengan persentase yang sedikit lebih tinggi pada kemudian hari. Saya rasa Anda tidak akan keberatan dengan kenyataan kami menjual sedikit saham Apple tahun ini,” ujar Buffett.

Warren Buffett telah menjadi penggemar berat Apple setelah manajer investasinya Ted Weschler dan Todd Combs meyakinkannya untuk membeli saham Apple beberapa tahun lalu. Buffett menyebut raksasa teknologi itu sebagai bisnis terpenting kedua setelah kelompok perusahaan asuransi Berkshire.

Banyak yang berspekulasi Warren Buffett mengurangi saham Apple karena masalah valuasi. Saham Apple telah naik 48 persen pada 2023 karena saham teknologi kapitalisasi pasar besar itu memimpin reli pasar. Pada puncaknya, Apple menggelembungkan portofolio saham Berkshire dan kuasai 50 persen sahamnya.

 


Warren Buffett Puji Apple

Peringkat kedua diikuti oleh pemilik Berkshire Hathaway, Warren Buffett. Kekayaan pria 86 tahun ini mencapai US$ 75,6 miliar atau sekitar Rp 1.005 triliun. (NYC)

Pada pertemuan tahunan, Buffett terus memuji Apple. Ia mengatakan, “sangat mungkin” Apple akan tetap menjadi perusahaan induk terbesar di Berkshire pada akhir 2024.

Saham Apple  mendapat dorongan besar dalam sepekan terakhir setelah perusahaan tersebut mengumumkan dewan direksi telah mengizinkan pembelian kembali saham senilai USD 110 miliar, yang terbesar dalam sejarah perusahaan. Namun, Apple mencatat penurunan penjualan secara keseluruhan dan penjualan iPhone. Sahamnya telah turun lebih dari 4% sepanjang tahun ini di tengah kekhawatiran tentang bagaimana hal tersebut akan menghidupkan kembali pertumbuhan.

Bahkan dengan penjualan tersebut, Berkshire masih menjadi pemegang saham terbesar Apple di luar penyedia dana yang diperdagangkan di bursa atau exchange trade fund (ETF).


Harga Saham Apple Melonjak Usai Umumkan Buyback Senilai Rp 1.770 Triliun

Jajaran produk iPhone 14 Series yang tersedia di iBox Apple Premium Partner, Plaza Indonesia, Jakarta. (Liputan6/Dinda Charmelita Trias Maharani)

Sebelumnya, harga saham Apple melonjak 7 persen usai perdagangan pada Kamis, 2 Mei 2024. Penguatan saham Apple usai melaporkan kinerja keuangan kuartal II untuk tahun fiskal yang melampaui perkiraan.

Selain itu, Apple juga mengumumkan program pembelian kembali atau buyback saham. Apple telah mendapatkan persetujuan dari dewan untuk buyback saham senilai USD 110 miliar atau sekitar Rp 1.770 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.095).

Jumlah buyback saham itu naik 22 persen dibandingkan tahun lalu senilai USD 90 miliar. Demikian mengutip CNBC, Jumat (3/5/2024).

Berdasarkan data dari Birinyi Associates, ini merupakan pembelian kembali terbesar dalam sejarah, melampaui buyback saham Apple sebelumnya.

Akan tetapi, penjualan Apple turun 4 persen secara keseluruhan. Penjualan iPhone susut 10 persen year over year selama kuartal tersebut. Apple menilai hal itu sulit untuk dibandingkan tahun lalu.

Berikut kinerja keuangan Apple dengan perkiraan konsensus dari LSEG untuk laporan keuangan kuartalan yang berakhir 30 Maret 2024:

  • EPS: USD 1,53 vs USD 1,50 (prediksi)
  • Pendapatan: USD 90,75 miliar vs USD 90,01 miliar (prediksi)
  • Pendapatan iPhone: USD 45,96 miliar vs USD 46 miliar (prediksi)
  • Pendapatan Mac: USD 7,5 miliar vs USD 6,86 miliar (prediksi)
  • Pendapatan iPad: USD 5,6 miliar vs USD 5,91 miliar (prediksi)
  • Pendapatan produk lainnya: USD 7,9 miliar vs USD 8,08 miliar (prediksi)
  • Pendapatan jasa: USD 23,9 miliar vs USD 23,27 miliar (prediksi)
  • Margin kotor: 46,5 persen vs 46,6 persen (prediksi)

Adapun Apple tidak menyediakan panduan secara formal. Namun, CEO Apple Tim Cook menuturkan, penjualan keseluruhan akan tumbuh "low single digit” hingga Juni.

Apple mencatat pendapatan USD 81,18 miliar hingga akhir Juni dan analis LSEG prediksi USD 83,23 miliar.

 


Kinerja Apple

CEO Apple Tim Cook memamerkan sistem kamera canggih pada iPhone 13 Pro baru selama acara khusus di Apple Park di Cupertino, California (14/9/2021). iPhone 13, iPhone 13 Mini, iPhone 13 Pro, dan iPhone 13 Pro Max baru saja dirilis Apple. (Brooks Kraft/Apple Inc. /AFP)

Saat pembicaraan dengan analis, Direktur Keuangan Apple, Luca Maestri menuturkan, Apple prediksi kuartal ini akan catat pertumbuhan penjualan iPad dua digit year over year. Ia menuturkan, divisi layanan akan terus tumbuh pada tingkat tertinggi yang dicapai selama dua kuartal terakhir.

Adapun Apple melaporkan laba bersih USD 23,64 miliar atau USD 1,53 per saham, turun 2 persen dari USD 24,16 miliar atau USD 1,52 per saham pada periode sama tahun sebelumnya.

Kepada CNBC, Cook menuturkan, penjualan pada kuartal kedua tahun fiskal mengalami perbandingan yang sulit dengan periode tahun sebelumnya, saat perusahaan merealisasikan penjualan iPhone 14 yang tertunda senilai USD 5 miliar karena masalah pasokan imbas COVID-19.

Apple menuturkan, penjualan iPhone turun hampir 10 persen menjadi USD 45,96 miliar, menunjukkan lemahnya permintaan untuk ponsel pintar generasi saat ini yang dirilis pada September. Penjualan itu sejalan dengan perkiraan analis. Cook menuturkan, tanpa peningkatan penjualan tahun lalu, pendapatan iPhone akan mendatar.

Penjualan Mac naik 4 persen menjadi USD 7,45 miliar, tetapi angka itu masih di bawah angka tertinggi segmen yang ditetapkan pada 2022. Cook menuturkan, penjualan didorong oleh model MacBook Air baru yang dirilis dengan chip M3 yang ditingkatkan pada Maret.

Selain itu, produk Apple Watch dan headphone AirPods juga turun 10 persen year over year menjadi USD 7,9 miliar.

 

Infografis Keuntungan iPhone terhadap Apple (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya