Cuaca Besok Rabu 8 Mei 2024: Langit Cerah Berawan Payungi Pagi Hari Jabodetabek

Seluruh langit pagi wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) besok, Rabu 8 Mei 2024 keseluruhannya diprakirakan cerah berawan. Demikianlah prediksi cuaca besok.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 07 Mei 2024, 08:15 WIB
Seluruh langit pagi wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) besok, Rabu 8 Mei 2024 keseluruhannya diprakirakan cerah berawan. Demikianlah prediksi cuaca besok. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Seluruh langit pagi wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) besok, Rabu, 8 Mei 2024, keseluruhannya diprakirakan cerah berawan. Demikianlah prediksi cuaca besok.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca Jakarta pada siang hari juga diprakirakan tetap cerah berawan, kecuali Jakarta Selatan hujan ringan.

Untuk malam hari, langit Jakarta diprediksi cerah berawan, kecuali Jakarta Barat berawan serta Jakarta Selatan dan Jakarta Timur hujan dengan intensitas ringan.

Wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Jawa Barat pada sepanjang harinya diprakirakan cerah berawan. Di Depok, Jawa Barat diprediksi langit siangnya cerah berawan, namun malam hari hujan ringan.

Berbeda di Kota Bogor, Jawa Barat langit siang hingga malam hari diprakirakan diguyur hujan berintensitas ringan.

"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada skala lokal antara siang hingga menjelang malam hari di sebagian wilayah Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Bandung Barat," kata BMKG.

Sementara itu di Kota Tangerang, Banten sepanjang harinya langitnya diprediksi bakal cerah berawan, tanpa ada hujan sama sekali.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Jakarta Pusat   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Selatan   Cerah Berawan  Berawan  Hujan Ringan
 Jakarta Timur   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Jakarta Utara   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Kepulauan Seribu   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Bekasi   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Depok   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Kota Bogor   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Tangerang  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan

BMKG Jelaskan Penyebab Cuaca Panas di Sebagian Wilayah Indonesia

Warga berjalan menggunakan payung di kawasan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (21/12/2023). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksikan sebagian besar wilayah Indonesia, yaitu sebanyak 63,66 persen zona musim akan memasuki periode kemarau pada Mei hingga Agustus 2024.

"Memasuki periode Mei, sebagian wilayah Indonesia mulai mengalami awal kemarau dan sebagian wilayah lainnya masih mengalami periode peralihan musim atau pancaroba, sehingga potensi fenomena suhu panas dan kondisi cerah di siang hari masih mendominasi cuaca secara umum di awal Mei 2024," tutur Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto dalam keterangannya, Sabtu, 4 Mei 2024.

Guswanto menyebut, pihaknya mencermati kejadian fenomena gelombang panas yang terjadi di sebagian wilayah Asia dalam sepekan terakhir, bahwa hal itu tidak terkait dengan kondisi suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia.

Sebab, kata dia, udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan merupakan fenomena siklus tahunan, sebagai akibat dari adanya gerak semu matahari dan kondisi cuaca cerah pada siang hari.

Lebih lanjut, istilah gelombang panas menurut World Meteorological Organization (WMO) merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama lima hari atau lebih secara berturut-turut, dengan suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5 derajat celsius atau lebih.


Kondisi Suhu Panas di Indonesia

Melansir laman bmkg.go.id, cuaca Jakarta dan Kepulauan Seribu di pagi hari cerah berawan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Guswanto mengatakan, fenomena tersebut umumnya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa, Amerika, dan sebagian wilayah Asia.

"Secara meteorologis, hal tersebut dapat terjadi karena adanya udara panas yang terperangkap di suatu wilayah dekat permukaan akibat anomali dinamika atmosfer, sehingga aliran udara tidak bergerak dalam skala yang luas, misalnya pada sistem tekanan tinggi skala luas dalam periode cukup lama. Kondisi atmosfer tersebut sulit terjadi di wilayah Indonesia yang berada di wilayah ekuator," ucap Guswanto.

Berdasarkan data BMKG, kondisi suhu panas di wilayah Indonesia dengan nilai di atas 36 derajat C celsius tercatat pada beberapa wilayah, seperti di Deli Serdang 37,1 derajat celsius; Medan 36,6 derajat celsius; Kapuas Hulu 36,6 derajat celsius; Sidoarjo 36,6 derajat celsius; dan Bengkulu sebesar 36,6 derajat celsius.

Meskipun beberapa wilayah mengalami cuaca yang panas, potensi hujan sedang-lebat di sebagian wilayah Indonesia tetap masih ada.

"Dalam sepekan terakhir bulan April 2024, hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat masih terjadi di beberapa wilayah, seperti di Kerinci Jambi 83,8 mm per hari, Manado Sulawesi Utara 80 mm per hari, Aceh Besar 130 mm per hari, Sorong Papua Barat 91,0 mm per hari, Minangkabau Sumatera Barat 84 mm per hari, Kufar Maluku 83 mm per hari, dan Indragiri Riau sebesar 92 mm per hari," kata Guswanto.


Potensi Hujan Lebat Masih Terjadi

Pejalan kaki mengenakan payung untuk menghindari panas matahari di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (26/9/2023). (merdeka.com/Imam Buhori)

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menambahkan, memasuki awal Mei 2024 ini, potensi hujan dengan intensitas lebat masih dapat terjadi dalam sepekan ke depan di beberapa wilayah Indonesia.

Seperti di sebagian Sumatra Barat, Riau, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

Kondisi itu dipicu oleh aktivitas gelombang atmosfer, yaitu gelombang ekuatorial Rossby dan gelombang Kelvin, Madden-Julian Oscillation (MJO), dan sirkulasi siklonik yang membentuk daerah perlambatan dan pertemuan angin, khususnya di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.

"Mengingat potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat masih dapat terjadi di Indonesia, sedangkan sebagian wilayah lain masih berpotensi mengalami fenomena suhu panas, maka masyarakat dihimbau untuk tetap tenang namun selalu waspada terhadap potensi bencana, serta terus memantau informasi peringatan dini cuaca melalui aplikasi info BMKG untuk mendapatkan informasi yang lebih detail," ujar Andri.

Infografis Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya