Kepala BPIP: Tidak Ada Alasan Menunda Pendidikan Pancasila

Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Prof. Yudian Wahyudi, mengingatkan kepada satuan pendidikan dan Perguruan Tinggi untuk segera mengimplementasikan Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila di tingkat Dasar sampai Perguruan Tinggi di Indonesia.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 07 Mei 2024, 08:59 WIB
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Prof. Yudian Wahyudi saat menghadiri Olimpiade PPKn 13 Tingkat Nasional di Universitas Negeri Riau, Provinsi Riau (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Yudian Wahyudi, mengingatkan kepada satuan pendidikan dan Perguruan Tinggi untuk segera mengimplementasikan Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila di tingkat Dasar sampai Perguruan Tinggi di Indonesia.

Menurut dia, tidak ada alasan untuk menunda penanaman pendidikan Pancasila. Sebab dalam Peraturan Pemerintah dan berdasarkan surat keputusan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sudah ditegaskan Pendidkan Pancasila sebagai muatan wajib.

"Saya kembali menegaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pancasila merupakan muatan wajib dalam kurikulum setiap jenjang pendidikan", ujar Prof Yudian saat keynote speaker sekaligus membuka Olimpiade PPKn 13 Tingkat Nasional di Universitas Negeri Riau, Provinsi Riau, seperti dikutip dari siaran pers, Senin (6/5/2024).

Dia menjelaskan, Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 026.C/H/P/2023 tentang Penetapan Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila juga menegaskan untuk segera diimplementasikan.

"Oleh karena itu, kita berharap kegiatan ini menjadi sarana untuk memaksimalkan pengimplementasikan BTU Pendidikan Pancasila di satuan pendidikan kita", harap dia.

Kepala BPIP juga memastikan, tujuan utama dari implementasi BTU Pendidikan Pancasila ini adalah agar para pemangku kepentingan kembali menghadirkan materi pendidikan Pancasila yang sesuai dengan fakta sejarah kelahiran, perumusan, dan penetapan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, pandangan hidup bangsa, dan falsafah dasar bangsa.

"Keputusan Mendikbudristek ini secara jelas mengubah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menjadi Pendidikan Pancasila", tegas dia.


Apresiasi

Senada dengan itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Riau Edi Rusma Dinata, mengapresiasi kepada BPIP dan Universitas Negeri Riau yang sudah peduli dengan Pendidikan terutama tentang Penguatan karakter Pancasila.

"Saat ini pendidikan Indonesia sangat maju, maka dengan kolaborasi dan gotong royong ini, kita lebih memajukan Pendidikan Pancasila", paparnya.

Pihaknya juga mengatakan, kegiatan tersebut merupakan memiliki peran besar dalam mewujudkan tujuan Bangsa yaitu ikut membantu mencerdaskan kehidupan Bangsa.

"Generasi muda sangat penting dalam membangun kebhinekaan. Persatuan, nasionalisme melalui Pendidikan Pancasila", ujarnya.

Sebagai informasi, kegiatan bertema "Melalui Olimpiade PPKn 13 Memperkuat Pondasi Harmoni Kebhinekaan & Moral Guna Menciptakan Generasi Emas yang Berkepribadian Pancasila" ini turut mendapatkan apresiasi dari pihak kampus.

Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unri Prof. Dr. Jimmy Copriady M.Si mewakili Rektor Unri melaporkan kegiatan tersebut diikuti ratusan peserta tingkat SMA sampai perguruan tinggi se-Indonesia.

"Ini merupakan kesempatan anak-anak untuk menuju Indonesia Emas Tahun 2045" ujarnya.

Ia bahkan mengakui anak anak saat ini harus memiliki soft skill dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara dengan niliai-nilai Pancasila.

"Saya juga minta kepada mahasiswa untuk terus menginternalisasi nilai nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari", ajaknya menandasi.

 

Pemerintah telah menetapkan 5 Destinasi Super Prioritas, antara lain Borobudur, Likupang, Danau Toba, Mandalika, dan Labuan Bajo. (Dok: Tim Grafis/Abdillah)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya