Liputan6.com, Jakarta - Seorang penumpang pesawat menuding maskapai JetBlue mendiskriminasinya setelah ia dikeluarkan dari penerbangan. Penumpang bernama Paul Faust (54) itu menyebut maskapai tersebut telah bersikap anti-semitis karena ia seorang Yahudi.
Mengutip laman NY Post, Selasa, 7 Mei 2024, Faust yang merupakan pengusaha telekomunikasi dari Parkland, Florida itu terbang pada Minggu, 28 April 2024, dari Florida ke Las Vegas. Ia mendapat seorang pramugari terlihat mengenakan pin bertuliskan Free Palestine saat itu.
Advertisement
Tak terima dengan dukungan yang diberikan pramugari tersebut pada Palestina, ia mengomel. Ia mengajukan keberatan hingga diturunkan dari pesawat. Dia ditemui oleh seorang pejabat JetBlue setelah turun dari pesawat, katanya dalam sebuah video tentang insiden tersebut yang pertama kali dilaporkan oleh DailyMail.com.
Ayah dua anak tersebut mengatakan bahwa pejabat JetBlue menuduhnya "menyebabkan gangguan" selama penerbangan dan menelepon departemen kepolisian Las Vegas. JetBlue mengaku telah meluncurkan penyelidikan atas insiden tersebut.
"Kami menangani masalah ini dengan sangat serius dan melakukan penyelidikan penuh atas tindakan awak pesawat kami," kata perwakilan maskapai tersebut kepada The Post pada Senin, 6 Mei 2024. "Kami akan mengambil tindakan yang tepat setelah penyelidikan kami selesai akibat ketidakpatuhan terhadap kebijakan JetBlue."
Faust mengatakan bahwa dia awalnya diam setelah melihat pramugari memakai beberapa pin, termasuk yang bergambar bendera Palestina dan tulisan "Free Palestine", serta lencana Black Lives Matter. Dia kemudian angkat bicara selama penerbangan lintas benua, tepatnya setelah pramugari tersebut menyajikan minuman.
Mengklaim Pramugari Melakukan Tindakan Provokatif dan Disengaja
Faust mengklaim bahwa pramugari telah menggeser pin pro Palestina ke bagian depan celemeknya. Tindakan tersebut menyinggungnya dan dia menafsirkan hal tersebut sebagai tindakan provokatif dan disengaja.
Faust mengatakan dia menyampaikan keluhannya kepada pramugari lain, dengan mengatakan, "Saya hanya ingin memberitahu Anda bahwa saya adalah frequent flyer (program loyalitas yang ditawarkan oleh maskapai penerbangan), dan sangat disayangkan dia mengenakan itu, dan dia hanya mengganti pin itu di bagian depan apron, bukan yang lain."
Kemudian, pramugari itu merespons Faust dengan mengatakan, "Oke, saya akan berbicara dengannya."
"Saya tidak ingin ada masalah," jawab Faust. "Mungkin berbicara dengannya setelah kita meninggalkan pesawat. Bicara saja tentang bagaimana hal itu mungkin sedikit tidak sensitif, itu membuat saya merasa sedikit tidak nyaman."
Setelah penumpang turun, Faust mengatakan salah satu pramugari menunjukkan dia kepada petugas JetBlue lainnya yang mengenakan rompi kuning. "Pak, saya perlu berbicara dengan Anda," kata pejabat itu kepada Faust.
Faust mengatakan bahwa dia diberitahu bahwa dia telah menyebabkan gangguan dan dia perlu menunjukkan tanda pengenal.
Advertisement
Penerbangannya Dibatalkan
Faust yang tidak merasa mengganggu, menolak memberikan ID cardnya kepada petugas. "Saya tidak menyebabkan gangguan apa pun. Saya tidak memberikan ID saya kepada Anda," kata Faust kepada mereka.
Pejabat JetBlue kemudian menelepon polisi dan mengatakan kepada pihak berwenang, "Saya berdiri di sini bersama seorang penumpang yang menyebabkan gangguan pada penerbangan kami."
Faust tetap tidak terima dan mengatakan dia pergi karena "Saya tidak akan duduk di sana sementara dia berbohong."
Keesokan harinya, Faust yang dijadwalkan terbang kembali ke Florida mengaku penerbangan pulangnya dibatalkan mendadak oleh pihak maskapai. JetBlue, kata dia, tidak memberi tahu Faust alasan pembatalan tersebut.
Ketika Faust menelepon layanan pelanggan untuk menindaklanjuti masalah tersebut, dia mengatakan bahwa maskapai tersebut membatalkan penerbangannya karena dia "menyebabkan gangguan dalam penerbangan, tidak mendengarkan instruksi awak pesawat, dan tidak mendengarkan supervisor di gerbang." Faust yang tidak merasa mengganggu membantah tuduhan tersebut.
Mengundang Kemarahan Warganet
Juru bicara JetBlue mengatakan bahwa maskapai tersebut telah mempercepat perubahan pada kebijakan pinnya. Kebijakan tersebut dikatakan sudah ada sejak bertahun-tahun yang lalu dan pihak maskapai juga mengizinkan anggota kru untuk memakai satu pin pribadi pilihan mereka, "untuk mencerminkan lingkungan saat ini," kata mereka.
Atas kejadian tersebut, pihak maskapai menghubungi Faust dan meminta maaf. "Permintaan maaf kami atas pelanggaran kebijakan kami selama penerbangannya," kata perwakilan tersebut. "Kami berharap dengan tindakan ini kami dapat menyambutnya kembali ke penerbangan JetBlue di masa depan," tambahnya.
Beberapa pengguna media sosial menyerukan boikot terhadap JetBlue setelah Faust mengunggah videonya pada Senin, 29 April 2024 di akun Instagram miliknya @coolguypaulfaust.
"@jetblue Ini menyedihkan! sebagai frequent flier seperti yang kita lakukan, saya sekarang takut untuk menerbangkan maskapai Anda, karena jelas beberapa dari Anda karyawan adalah orang anti-semitisme yang fanatik, akan mengambil bisnis di tempat lain kecuali Anda memberhentikan pramugari pembohong ini! @coolguypaulfaust," ujar pemilik akun @tablescapesny dalam kolom komentar.
Advertisement