Liputan6.com, Jakarta - Wahyu dalam Islam adalah fondasi dari ajaran dan keyakinan umat Muslim. Ini adalah proses ilahi di mana Allah SWT mengungkapkan kehendak-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul-Nya.
Konsep wahyu ini merupakan landasan ajaran Islam yang memandang Al-Quran sebagai wahyu terakhir dan sempurna, serta sumber utama petunjuk bagi umat manusia. Dalam Al-Quran, Allah SWT menyatakan bahwa wahyu adalah cara-Nya untuk memberikan petunjuk kepada manusia agar mereka dapat hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Para nabi dan rasul yang diutus oleh Allah SWT menerima wahyu dalam berbagai bentuk, seperti mimpi, wahyu langsung, atau inspirasi ilahi.
Dalam Islam, wahyu dianggap sebagai bukti kebesaran dan kekuasaan Allah SWT, serta rahmat-Nya kepada umat manusia. Melalui wahyu, manusia diberikan petunjuk yang jelas dan benar untuk mengarungi kehidupan ini dengan penuh keberkahan dan keselamatan.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Cara Wahyu Turun
Menukil Mui.or.id, menurut Syekh Shafiyarrahman Al-Mubarakfuri dalam bukunya Sirah Nabawiyah (2012, Pustaka Al-Kautsar). Mengutip Ibnu Qayyim, dijelaskan bahwa ada tujuh cara Allah SWT menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW yaitu sebagai berikut:
Pertama, mimpi yang hakiki atau benar. Mimpi ini termasuk salah satu permulaan media penyampaian wahyu yang turun kepada Nabi Muhammad SAW.
Kedua, melalui bisikan dalam jiwa dan hati Nabi tanpa diihatnya. Nabi Muhammad SAW berkata:
إنَّ رُوحَ القُدُسِ نفثَ في رُوعِي ، أنَّ نفسًا لَن تموتَ حتَّى تستكمِلَ أجلَها ، وتستوعِبَ رزقَها ، فاتَّقوا اللهَ ، وأجمِلُوا في الطَّلَبِ ، ولا يَحمِلَنَّ أحدَكم استبطاءُ الرِّزقِ أن يطلُبَه بمَعصيةِ اللهِ ، فإنَّ اللهَ تعالى لا يُنالُ ما عندَه إلَّا بِطاعَتِهِ
“Sesungguhnya Ruhul-Qudus menghembuskan ke dalam diriku, bahwa suatu jiwa sama sekali tidak akan mati hingga disempurkan Rezekinya. Maka bertakwalah kepada Allah, baguskan dalam meminta, dan janganlah kalian menganggap lamban datangnya rezeki, sehingga kalian mencarinya dengan cara mendurhakai Allah, karena apa yang di sisi Allah tidak akan bisa diperoleh kecuali dengan menaati-Nya.’’
Advertisement
Cara Lainnya
Ketiga, malaikat muncul di hadapan Nabi Muhammad SAW.
Malaikat menyerupai seoarng laki-laki menemui secara langsung kepada Nabi. Lalu, ia berbicara dengan Nabi hingga bisa menangkap secara langsung apa yang dibicarakan. Bahkan, dalam hal ini terkadang para sahabat juga bisa melihat penjelmaaan malaikat.
Keempat, wahyu datang menyerupai gemerincing lonceng. Wahyu ini dianggap wahyu paling berat dan malaikat tidak dapat dilihat oleh pandangan Nabi.
Dahi Nabi sampai berkerut dan mengeluarkan keringat sekalipun pada waktu yang sangat dingin. Bahkan, hewan yang ditunggangi Nabi menderum ke tanah.
Wahyu seperti ini pernah terjadi tatkala paha beliau berada di atas Zaid bin Tsabit, sehingga Zaid merasa keberatan dan hampir saja tidak kuat menyangganya.
Kelima, malaikat melihatkan rupa aslinya. Peristiwa seperti ini pernah terjadi dua kali kepada Nabi. Malaikat mendatangi Nabi untuk menyampaikan wahyu seperti yang dikehendaki Allah kepada beliau. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Allah di dalam surat An-Najm.
Keenam, Wahyu yang disampaikan Allah kepada Nabi. Kejadian ini terjadi di lapisan-lapisan langit pada malam Mi’raj. Wahyu ini berisi kewajiban untuk melaksanakan sholat dan lain-lain.
Ketujuh, Allah berfirman langsung kepada Nabi tanpa perantara. Dalam hal ini, sebagaimana Allah telah berfirman dengan Musa bin Imran. Wahyu semacam ini berlaku bagi Musa berdasarkan nash Alquran. Sedangkan Nabi Muhammad terjadi dalam hadist tentang Isra.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul