Liputan6.com, Gorontalo - Proyek pembangunan irigasi di Kecamatan Tolinggula, Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) menuai sorotan. Sebab, proyek itu dinilai tidak memiliki perencanaan yang matang.
Padahal, irigasi tersebut merupakan infrastruktur prioritas masyarakat setempat. Namun yang terjadi, irigasi hanya memiliki dampak negatif bagi warga.
Baca Juga
Advertisement
Irigasi yang seharusnya menjadi aliran persawahan, malah penyumbang luapan air ke rumah warga. Konstruksi bangunan yang tidak sesuai membuat irigasi mudah tersumbat oleh sampah.
"Kalau air irigasi sudah tersumbat, pasti dampaknya ke kami. Air masuk ke dalam rumah, irigasi yang harusnya jadi pengurai dampak banjir, malah jadi penyebab banjir," kata Lisna warga setempat.
Keluhan ini juga sampai ke telinga Anggota DPRD Provinsi Gorontalo. Menurutnya yang menjadikan proyek seperti itu karena perencanaan yang dinilai gagal.
"Dampak negatif yang diterima masyarakat itu karena proyek yang perencanaannya tidak matang," kata Ance Robot, salah satu Anggota DPRD Provinsi Gorontalo.
Menurut Ance, jika yang dikeluhkan masyarakat tersebut yakni tidak dibongkarnya palat duiker lama oleh pihak pelaksana. Sehingga, sampah yang mengalir di irigasi mudah tersumbat.
“Alhasil, jika hujan turun mengakibatkan debit air irigasi naik. Saat sampah menumpuk, maka air meluap dan membanjiri rumah warga,”ungkapnya.
Membayakan Pengguna Jalan
Tidak hanya itu, kata Ance, sisa material proyek masih banyak yang bertumpuk di pinggir jalan. Hal itu bisa membahayakan para pengguna jalan di Kecamatan Tolinggula.
"Kalau material pasir dan lainnya tidak dibersihkan dan diangkut, maka bisa mengakibatkan kecelakaan lalu lintas," tegasnya.
"Saya sudah tekankan juga ke Dinas PUPR untuk lebih selektif memberikan pekerjaan ke kontraktor. Agar perencanaannya jelas dan pekerjaan tidak asal-asalan," pintanya.
Protes warga dan Anggota DPRD ini menjadi dorongan pemerintah agar lebih meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur Provinsi Gorontalo. Agar pembangunan di tanah serambi madinah bisa berjalan dengan baik.
"Ingat, kata projek atau proyek itu berasal dari dua suku kata Pro dan jek. Artinya dukungan masa depan. Jadi, kalau perencanaanya asal-asalan maka itu bukan projek namanya," ia menandaskan.
Advertisement