Liputan6.com, Yogyakarta - Pasar tradisional umumnya menjual bahan makanan maupun pakaian. Namun, di Indonesia ada juga pasar yang khusus menjual barang-barang antik.
Pasar barang antik menjadi destinasi favorit bagi para kolektor yang berasal dari berbagai daerah. Berkunjung ke pasar barang antik juga dapat memberikan sensasi nostalgia.
Ada banyak pasar barang antik di Indonesia yang bisa dikunjungi. Mengutip dari kemenparekraf.go.id, berikut rekomendasi pasar barang antik di Indonesia:
Baca Juga
Advertisement
1. Pasar Cikapundung
Pasar Elektronik Cikapundung berlokasi di Jalan ABC Blok U-1, Braga, Sumurbandung, Kota Bandung. Walau namanya pasar elektronik, tetapi komoditas utama di Pasar Cikapundung justru barang-barang antik.
Banyak barang antik keluaran 50-an hingga 90-an, mulai dari pakaian bekas, perabot rumah tangga, jam dinding, jam tangan, kamera analog, piringan hitam, hingga pajangan-pajangan kecil. Selain itu, sepanjang Jalan ABC juga terdapat seniman yang memamerkan karya-karya mereka.
2. Pasar Klithikan Pakuncen
Kota Yogyakarta juga menjadi destinasi bagi para kolektor barang antik, tepatnya di Pasar Klithikan Pakuncen. Pasar Klithikan Pakuncen terletak di Jalan HOS Cokroaminoto No. 34.
Nama klithikan berarti barang-barang kecil atau printilan yang menjadi daya tarik di pasar barang antik. Uniknya, banyak pedagang barang antik di pasar ini yang sekaligus menjadi kolektor.
Pasar Klithikan Pakuncen tak hanya menjual barang antik dari Indonesia, tapi juga dari Tiongkok hingga Thailand. Beberapa barang antik yang bisa temukan di sini, di antarahya keramik, uang kuno, miniatur, buku, dan onderdil kendaraan.
Pasar Klitikan Kota Lama
3. Pasar Klitikan Kota Lama
Sesuai namanya, lokasi pasar barang antik ini berada di kawasan Kota Lama Semarang, tepatnya di Jalan Garuda, Tanjung Mas, Semarang Utara. Para pedagang barang antik di pasar ini sudah ditata dengan rapi di Galeri Industri Kreatif di belakang Gereja Blenduk.
Pedagang di pasar ini menjual berbagai macam barang antik, mulai dari abad ke-13 SM, uang kuno, keris, telepon dari tahun 70-an, buku-buku kuno, hingga mangkok dan guci yang sudah berabad lamanya.
4. Pasar Nostalgia
Pasar Nostalgia berada di Lantai 2 Pasar Burung Bratang Jalan Bratang Binangun, Gubeng, Surabaya. Sedikit berbeda dengan pasar barang antik lainnya, hampir sebagian besar barang yang dijual di pasar ini berasal dari luar negeri, yakni dari Singapura, Malaysia, hingga Afghanistan.
5. Pasar Triwindu
Pasar Triwindu merupakan salah satu pasar barang antik populer di Kota Solo. Pasar ini berlokasi di Jalan Diponegoro, Keprabon, Banjarsari, tepatnya berdekatan dengan pintu masuk utama Pura Mangkunegaran.
Awalnya, Pasar Triwindu dibangun untuk merayakan kenaikan tahta Adipati Sri Mangkunegara VII yang ke-24. Adipati Sri Mangkunegara VII sudah bertahta selama tiga windu (Triwindu).
Kini, Pasar Triwindu menjadi destinasi bagi para kolektor barang antik yang berkunjung ke Solo. Pasar Triwindu yang berdisi sejak 1939 ini menawarkan berbagai koleksi barang antik, seperti guci, piring antik, lampu, topeng, hingga uang kuno keluaran 1800-an.
6. Jalan Surabaya
Berbeda dengan pasar barang antik lainnya yang memang disediakan tempat bernama pasar, di Jalan Surabaya para pedagang menjajakan barang-barang antik di tengah-tengah permukiman elite Jakarta. Namun, pusat barang antik berada di Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat.
Lokasi ini bahkan sudah terkenal hingga mancanegara karena sudah beroperasi sejak 1975. Pada 1988, baru terdapat kios-kios permanen. Sepanjang Jalan Surabaya Menteng tercatat ada sekitar 150 pedagang yang menjajakan barang-barang antik, mulai dari seni kriya topeng, vas, guci, lampu, piring keramik, kaset pita, piringan hitam, hingga koper jadul.
(Resla)
Advertisement