Cuaca Indonesia Hari Ini Rabu 8 Mei 2024: Langit Pagi Cenderung Cerah Berawan

Cuaca pagi di sejumlah kota besar Indonesia pada Rabu (8/5/2024) diprakirakan sebagian wilayah cerah, berawan, cerah berawan, kabut, dan hujan ringan. Begitulah prediksi cuaca Indonesia hari ini.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 09 Mei 2024, 20:33 WIB
Pagi hari di Indonesia, Rabu (8/5/2024) langitnya diprakirakan sebagian cerah, berawan, cerah berawan, kabut, dan hujan ringan. Begitulah prediksi cuaca Indonesia hari ini. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pagi hari di Indonesia, Rabu (8/5/2024) langitnya diprakirakan sebagian cerah, berawan, cerah berawan, kabut, dan hujan ringan. Begitulah prediksi cuaca Indonesia hari ini.

Berdasarkan laporan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan dengan intensitas ringan pagi ini diprakirakan guyur Pontianak, Samarinda, Pangkal Pinang, dan Kota Jayapura.

Siang nanti, sebagian langit Indonesia diprediksi BMKG bakal cerah, berawan, cerah berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, dan hujan petir.

Wilayah Serang, Gorontalo, Palangkaraya, Tarakan, Pangkal Pinang, Tanjung Pinang, Ternate, Manokwari, Pekanbaru, Makassar, dan Palembang diprakirakan hujan ringan siang nanti, lalu hujan sedang di Kendari dan Medan, serta waspada hujan petir di Samarinda dan Bandar Lampung.

Cuaca Indonesia malam hari nanti sebagiannya diprediksi berawan, cerah berawan, hujan ringan, hujan sedang, dan hujan petir.

Untuk malam nanti, cuaca hujan dengan intensitas ringan diprakirakan turun di Gorontalo, Bandung, Samarinda, Ambon, Ternate, dan Kendari.

Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Banda Aceh  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Denpasar  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Serang  Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Bengkulu  Berawan  Cerah  Cerah Berawan
 Yogyakarta   Cerah Berawan  Cerah  Cerah Berawan
 Jakarta Pusat   Berawan  Berawan  Berawan
 Gorontalo   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Jambi   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Bandung   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Semarang   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Surabaya   Cerah  Cerah  Cerah Berawan
 Pontianak   Hujan Ringan  Berawan  Berawan
 Banjarmasin   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Palangkaraya  Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Samarinda  Hujan Ringan  Hujan Petir  Hujan Ringan
 Tarakan   Berawan  Hujan Ringan  Hujan Petir
 Pangkal Pinang  Hujan Ringan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Tanjung Pinang   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Bandar Lampung  Cerah Berawan  Hujan Petir  Cerah Berawan
 Ambon   Berawan  Berawan Tebal  Hujan Ringan
 Ternate   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Mataram   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Kupang   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Kota Jayapura  Hujan Ringan  Berawan  Berawan
 Manokwari   Berawan  Hujan Ringan  Hujan Sedang
 Pekanbaru   Kabut  Hujan Ringan  Berawan
 Mamuju   Berawan  Berawan  Berawan
 Makassar   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Kendari   Berawan  Hujan Sedang  Hujan Ringan
 Manado    Cerah Berawan  Cerah   Berawan
 Padang   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Palembang  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Medan   Cerah Berawan  Hujan Sedang  Hujan Sedang

Indonesia Tidak Diterjang Gelombang Panas, Ini Penjelasan BMKG

Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana meninjau lokasi banjir di Kabupaten Jepara dan Kabupaten Demak, Senin, 18 Maret 2024.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa cuaca panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini bukanlah akibat gelombang panas atau heat wave.

Dia menjelaskan, berdasarkan karakteristik dan indikator statistik pengamatan suhu yang dilakukan BMKG, fenomena cuaca panas tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai gelombang panas.

"Memang betul, saat ini gelombang panas sedang melanda berbagai negara Asia, seperti Thailand dengan suhu maksimum mencapai 52°C. Kamboja, dengan suhu udara mencapai level tertinggi dalam 170 tahun terakhir, yaitu 43°C pada minggu ini," ungkap Dwikorita kepada wartawan, Senin 6 Mei 2024.

"Namun, khusus di Indonesia yang terjadi bukanlah gelombang panas, melainkan suhu panas seperti pada umumnya,"  sambung dia.

Dwikorita menerangkan, kondisi maritim di sekitar Indonesia dengan laut yang hangat dan topografi pegunungan mengakibatkan naiknya gerakan udara.

"Sehingga dimungkinkan terjadinya penyanggaan atau buffer kenaikan temperatur secara ekstrem dengan terjadi banyak hujan yang mendinginkan permukaan secara periodik. Hal inilah yang menyebabkan tidak terjadinya gelombang panas di wilayah Kepulauan Indonesia," papar dia.


Penyebab Suhu Panas yang Terjadi

Kawasan gunung Gede-Pangrango terlihat samar menjadi latar belakang pemandangan di Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta, Kamis (18/2/2021). Jika cuaca cerah, kawasan gunung Gede-Pangrango bisa terlihat dengan jelas dari atas jembatan layang Jalan HBR Motik. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Suhu panas yang terjadi, kata Dwikorita, adalah akibat dari pemanasan permukaan sebagai dampak dari mulai berkurangnya pembentukan awan dan berkurangnya curah hujan.

"Sama halnya dengan kondisi 'gerah' yang dirasakan masyarakat Indonesia akhir-akhir ini," ucap dia.

Hal tersebut, kata dia, juga merupakan sesuatu yang umum terjadi pada periode peralihan musim hujan ke musim kemarau, sebagai kombinasi dampak pemanasan permukaan dan kelembaban yang masih relatif tinggi pada periode peralihan ini.

"Periode peralihan ini umumnya dicirikan dengan kondisi pagi hari yang cerah, siang hari yang terik dengan pertumbuhan awan yang pesat diiringi peningkatan suhu udara, kemudian terjadi hujan pada siang menjelang sore hari atau sore menjelang malam hari," paparnya.

Sedangkan pada malam hari, kondisi gerah serupa juga dapat terasa jika langit masih tertutup awan dengan suhu udara serta kelembaban udara yang relatif tinggi.

"Selanjutnya, udara berangsur-angsur dirasakan mendingin kembali jika hujan sudah mulai turun," tandas Dwikorita.


Hasil Pantauan Suhu Udara di Indonesia

Cuaca esktrem bakal terjadi di Sulut.

Sementara itu, Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menyampaikan, suhu udara maksimum tertinggi di Indonesia selama sepekan terakhir tercatat terjadi di Palu 37,8°C pada 23 April lalu.

"Suhu udara maksimum di atas 36,5°C juga tercatat di beberapa wilayah lain, yaitu pada tanggal 21 April di Medan, Sumatera utara yang mencapai 37,0°C, dan di Saumlaki, Maluku mencapai suhu maksimum sebesar 37.8°C, serta pada tanggal 23 April di Palu, Sulawesi Tengah mencapai 36,8°C," ucap dia.

Berdasarkan hasil pantauan jaringan pengamatan BMKG, kata Ardhasena, hingga awal Mei 2024 menunjukkan bahwa baru sebanyak 8% wilayah Indonesia (56 Zona Musim atau ZOM) telah memasuki musim kemarau.

Wilayah yang telah memasuki periodemusim kemarau tersebut meliputi sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, Riau bagian utara, sekitar Pangandaran Jawa Barat, sebagian Sulawesi Tengah dan sebagian Maluku Utara.

Pada periode hingga satu bulan ke depan, terdapat beberapa wilayah yang akan memasuki musim kemarau seperti sebagian Nusa Tenggara, sebagian Pulau Jawa, sebagian Pulau Sumatera, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Maluku, serta Papua bagian Timur dan Selatan.

"Meskipun demikian, sekitar 76 % wilayah Indonesia lainnya (530 ZOM) masih berada pada periode musim hujan," jelas Ardhasena.

Infografis Waspada Potensi Cuaca Ekstrem 6-12 Februari 2023. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya