Liputan6.com, Makassar Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Peningkatan Produktivitas (BBPVP) Makassar dengan Pemda serta Mitra Industri meneken nota kesepahaman dalam rangka kerja sama pelatihan vokasi dan penempatan lulusan pelatihan.
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah menilai bahwa nota kesepahaman yang diteken tersebut menjadi wujud komitmen pemerintah agar lulusan BBPVP berperan aktif membantu penempatan di dunia industri.
Advertisement
"Saya berharap nota kesepahaman yang telah ditandatangani benar-benar dapat diimplementasikan dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan SDM, khususnya di seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Selatan," ujarnya.
Ida pun menegaskan bahwa dalam upaya mempercepat implementasi kebijakan Transformasi BLK untuk mencapai tujuannya, Kemnaker senantiasa menggandeng para stakeholders.
"Tak hanya mitra asing namun juga sesama instansi pemerintah, industri, serikat pekerja serta mitra pembangunan lainnya," tegasnya.
Teken Kerja Sama dengan Austria
Sebelumnya, dalam rangka meningkatkan kompetensi tenaga kerja di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Makassar, Kementerian Ketenagakerjaan menjalin kerja sama di bidang pelatihan vokasi dan pelatihan berbasis kerja dengan Pemerintah Austria.
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah mengatakan bahwa kerja sama inauguration of school operation BLK Maritim di Makasaar ini disiapkan untuk mengembangkan pekerja yang mampu menjawab kesempatan kerja yang dibangun pemerintah Indonesia dan Austria.
"Inauguration of school operation BLK Maritim ini menandai seluruh pembangunan workshop pengadaan peralatan pelatihan dan pengembangan lima program kejuruan, yakni kejuruan listrik, otomotif, las, wood working, dan manufaktur sudah sepenuhnya selesai, sehingga pelaksanaan program pelatihan tersebut bagi pencari kerja dapat segera dilaksanakan," katanya.
"Melalui BLK maritim ini, kami ingin mendorong prioritas pengembangan sektor maritim dan semoga kerja sama ini menjadi saksi dan komitmen kita bersama dalam berkolaborasi untuk peningkatan kompetensi dan daya saing SDM di Indonesia," jelas Ida.
(*)
Advertisement