Donald Trump Vs Joe Biden, Siapa yang Paling Dukung Kripto Bila Jadi Presiden?

Peneliti aset digital Standard Chartered Geoffrey Kendrick mengatakan bahwa pemerintahan Trump tidak akan seketat pemerintahan Biden.

oleh Arthur Gideon diperbarui 08 Mei 2024, 17:10 WIB
Donald Trump yang menjabat sebagai Presiden AS pada periode 2017-2021 kemungkinan akan berhadapan langsung dengan presiden saat ini Joe Biden. Ilustrasi Pilpres AS, Donald Trump Vs Joe Biden. (Liputan6.com/Trie Yasni)

Liputan6.com, Jakarta - Analis dari Bank Asal Inggris Standard Chartered mengatakan bahwa jika Donald Trump terpilih lagi menjadi presiden untuk kedua kalinya maka akan memberikan manfaat yang besar bagi Bitcoin.

Standard Chartered menuliskan dalam risetnya, jika menengok kebelakang, Donald Trump dulunya bisa dibilang anti-kripto. Namun jika dia menang pada pemilihan bulan November dan menjadi Presiden Amerika Serikat untuk masa jabatan kedua, Bitcoin bisa mendapatkan keuntungan.

Peneliti aset digital Standard Chartered Geoffrey Kendrick mengatakan bahwa pemerintahan Trump tidak akan seketat pemerintahan Joe Biden.

Dan jika Trump menang, maka pembeli resmi asing atas obligasi AS mungkin ingin beralih ke aset keuangan alternatif seperti Bitcoin akan mendorong harga aset naik.

“Sementara para pejabat di pemerintahan Biden telah mengambil sikap yang relatif keras terhadap aset digital, Trump mengatakan dalam sebuah wawancara pada Maret kemarin bahwa jika terpilih, dia tidak akan menindak Bitcoin atau aset digital lainnya,” tulis catatan itu, dikutip dari decrypt.co, Rabu (8/5/2024).

Ia menambahkan bahwa tarif impor di bawah Kepresidenan Trump akan menyebabkan beberapa manajer investasi membeli BTC pada 2025.

Pada bulan Maret lalu, Trump yang sebelumnya mengecam Bitcoin, mengatakan bahwa dia menikmati menghasilkan uang dan bermain-main dengan aset dan mata uang kripto lainnya.

 

“Saya menghasilkan uang dengan itu, saya juga bersenang-senang dengannya,” kata Trump.

 

“Mata uang baru yang gila, begitulah saya menyebutnya. Itu adalah mata uang baru yang gila, baik itu Bitcoin atau lainnya.” tambah Trump.

Donald Trump yang menjabat sebagai Presiden AS pada periode 2017-2021 kemungkinan akan berhadapan langsung dengan presiden saat ini Joe Biden sebagai calon dari Partai Republik pada pemilu bulan November mendatang.

Standard Chartered bulan lalu memperkirakan bahwa dana ETF yang diperdagangkan di bursa Bitcoin yang baru disetujui akan terus menjadi populer, dan arus masuk dapat menyebabkan harga Bitcoin meroket hingga USD 150,000 pada akhir tahun ini.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Joe Biden dan Donald Trump Mengaku Siap Kembali Berdebat untuk Pilpres AS

Donald Trump dan Joe Biden sama-sama akan mencalonkan diri Pemilu AS 2024. Dok: AP Photo

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa dia bersedia untuk berdebat dengan lawannya dari Partai Republik, Donald Trump, pada musim gugur ini.

Sebaliknya, Trump mengatakan bahwa dirinya siap, meski mempertanyakan kesediaan Biden, dikutip dari laman Arab News, Senin (29/4/2024).

Komentar Biden muncul saat wawancara dengan pembawa acara radio Sirius XM Howard Stern, yang menanyakan apakah dia akan berpartisipasi dalam perdebatan melawan Donald Trump.

“Saya siap. Tapi saya tidak tahu kapan,” kata Biden.

“Tapi saya senang berdebat dengannya.”

Hingga saat ini, tim kampanye terpilihnya kembali Joe Biden menolak berkomitmen untuk berpartisipasi dalam debat, yang merupakan ciri khas setiap kampanye pemilihan umum presiden sejak tahun 1976.

Sementara, tim kampanye Trump mengatakan bahwa mantan presiden tersebut siap untuk berdebat dengan Biden kapan saja, dan Chris LaCivita, penasihat senior kampanye Trump, dengan cepat menanggapi pernyataan Biden di situs media sosial X: “Oke, mari kita siapkan!”

Sebelumnya, Trump bereaksi terhadap kesediaan Biden untuk berdebat dengan mengatakan “semua orang tahu dia tidak bersungguh-sungguh” namun menyarankan bisa dilakukan kapan saja.

Bisa Senin malam, Selasa malam, atau Rabu malam depan, saat Trump akan berkampanye di Michigan.

Donald Trump juga menyarankan dilakukannya malam hari karena dia akan menghadiri persidangan pidana uang tutup mulut di New York.

Trump diharuskan hadir di pengadilan setiap hari kecuali Rabu. Dalam pernyataan di platform media sosialnya, Trump juga menantang Biden untuk berdebat di gedung pengadilan Manhattan pada Jumat malam, karena keduanya berada di New York pada waktu yang sama.

Komisi Debat Presiden telah mengumumkan tanggal dan lokasi tiga debat pemilu antar calon presiden: 16 September di San Marcos, Texas; 1 Oktober di Petersburg, Virginia; dan 9 Oktober di Salt Lake City.

Debat calon wakil presiden dijadwalkan berlangsung pada 25 September di Easton, Pennsylvania.


Pilpres AS 2024 Kembali Jadi Arena Pertarungan Joe Biden Vs Donald Trump

Presiden Joe Biden berbicara selama Pelantikan di US Capitol di Washington, Rabu (20/1/2021). Joe Biden mengalahkan Donald Trump di pemilu AS 2020 dengan perolehan 81 juta suara. (AP Photo/Patrick Semansky, Pool)

Joe Biden berhasil mengamankan nominasi calon presiden Partai Demokrat. Demikian pula dengan Donald Trump, yang meraih nominasi capres Partai Republik.

Kemenangan tersebut tercapai setelah keduanya sama-sama memperoleh cukup delegasi dalam pemilihan pendahuluan di sejumlah negara bagian, pada Selasa (12/3/2024) malam. Dengan ini, Pilpres AS 2024, pada November mendatang akan kembali mempertemukan Biden dan Trump, seperti halnya Pilpres AS 2020.

Biden hanya menghadapi sedikit perlawanan dalam perjalanannya menjadi capres dari Partai Demokrat.

Di sisi lain, Trump telah mengalahkan sejumlah anggota Partai Republik dalam rangkaian pemilihan pendahuluan, termasuk mantan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley dan Gubernur Florida Ron DeSantis. Kandidat lainnya, termasuk mantan wakil presiden Trump, Mike Pence, mundur dari kontestasi berbulan-bulan lalu karena rendahnya dukungan pemilih akibat cengkeraman Trump terhadap basis besar pemilih Partai Republik. Demikian seperti dilansir VOA Indonesia, Rabu (13/3)

Bahkan tanpa nominasi resmi dari masing-masing partai pun, Biden dan Trump sudah bergerak dengan kekuatan penuh dalam mode kampanye prapemilu, sambil saling menyindir satu sama lain pada setiap kesempatan.


Saling Meremehkan

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat tiba dalam acara National Prayer Breakfast di Washington, 7 Februari 2019. Presiden AS ke-45 yang kontroversial ini menjabat pada 2017 hingga 2020, sebelum akhirnya kini digantikan oleh Joe Biden. (Photo by Brendan Smialowski/AFP)

Dalam pidato kenegaraan tahunan, State of the Union, pekan lalu, tanpa menyebut nama Trump, Biden menyinggungnya dengan menggunakan istilah "pendahulu saya" yang terdengar meremehkan sebanyak 13 kali. Biden pun menggambarkan visi kelam periode kedua kepresidenan Trump apabila dia sampai terpilih.

Sebaliknya, Trump menghina usia Biden yang sudah mencapai 81 tahun, meski usianya hanya terpaut empat tahun lebih muda dari Biden.

"Saya berasumsi dia yang akan menjadi kandidatnya," kata Trump mengenai Biden saat diwawancarai CNBC pada Senin (11/3).

"Saya satu-satunya lawan dia selain kehidupannya sendiri."

  

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya