42 Balita di Majene Keracunan Diduga Usai Konsumsi Makanan Pencegah Stunting

Sebanyak 42 balita di Kabupaten Majene, Sulbar, dilarikan ke Puskesmas Pamboang akibat keracunan makanan. Puluhan balita tersebut keracunan diduga usai menyantap makanan tambahan pencegah stunting.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 08 Mei 2024, 11:12 WIB
Sebanyak 42 balita di Kabupaten Majene, Sulbar, dilarikan ke Puskesmas Pamboang akibat keracunan makanan. Puluhan balita tersebut keracunan diduga usai menyantap makanan tambahan pencegah stunting. (Foto: humas.polri.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 42 balita di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), dilarikan ke Puskesmas Pamboang akibat keracunan makanan. Puluhan balita tersebut langsung mendapat perawatan di Puskesman Pamboang.

Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Sulbar, Asran Masdy mengatakan, puluhan balita korban keracunan sebelumnya mengikuti program pemberian makanan tambahan (PTM) berbasis lokal untuk mencegah stunting.

Program tersebut digelar oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Majene di Kantor Kecamatan Pamboang, Senin 6 Mei 2024.

"Program itu diberikan kepada 100 balita dan baduta (bawah dua tahun). Dari ratusan anak yang terima makanan tambahan ini, 42 di antaranya keracunan dan dirawat di Puskesmas Pamboang," kata Asran dikutip dari merdeka.com, Rabu (8/5/2024).

Asran menambahkan, sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan kini sudah diperiksa oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Hal ini guna mengetahui penyebab puluhan bocah tersebut mengalami keracunan.

"Kami sudah berkoordinasi dengan teman-teman BPOM dan ini hari mereka akan melakukan pemeriksaan. Kami akan lihat apakah memang sumbernya dari situ atau ada unsur-unsur yang lain," ucapnya.

Sementara, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Pamboang, Taslim membenarkan, pihaknya menerima puluhan balita yang mengalami keracunan makanan. Ia menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Senin 6 Mei 2024.

"Total ada 42 (orang), dua di rujuk ke RSUD (Majene) dan sisanya sudah pulang. Tinggal lima orang masih dirawat, tapi satu sudah diperbolehkan pulang nanti sore," ujar Taslim dikutip dari merdeka.com, Rabu (8/5/2024).

Taslim belum bisa memastikan, apakah 42 balita yang keracunan tersebut akibat mengonsumi bubur dari program pemberian makanan tambahan DPPKB Majene. Dia menegaskan, kepastian penyebab keracunan 42 balita masih menunggu pemeriksaan BPOM.

"Saya tidak bisa jelaskan itu. Kita tunggu 2-3 hari baru diketahui penyebabnya," ucapnya.


Ratusan Warga Purwakarta Keracunan Massal Usai Menyantap Hidangan Hajatan

Ratusan warga Kampung Sukamulya, Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jabar, mengalami keracunan massal usai menyantap hidangan hajatan. (Liputan6.com/ Asep Mulyana)

Keracunan massal, kembali terjadi di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (5/5/2024) kemarin. Kali ini, menimpa sekitar 121 warga Kampung Sukamulya, Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani. Ratusan warga ini 'tepar' setelah menyantap hidangan di acara hajatan.

Informasi yang dihimpun Liputan6.com, ratusan warga ini awalnya mengalami gejala mual, muntah, pusing, diare, dan sesak napas setelah menyantap hidangan di acara khitanan seorang warga. Gejala tersebut, mereka alami saat memasuki waktu Maghrib.

 Sejak saat itu, belasan ambulans desa pun lalu lalang membawa pasien untuk dilarikan ke puskesmas dan klinik terdekat, hingga ada yang terpaksa harus dilarikan ke RSUD Bayu Asih karena mengalami gejala serius.

Plt Direktur RSUD Bayu Asih, dr Tri Muhammad Hani menjelaskan, ada sekitar 27 pasien keracunan yang dilarikan ke RSUD. Sampai saat ini, ada beberapa pasien di antaranya masih menjalani pemeriksaan medis. Salain itu, ada tujuh warga harus menjalani rawat inap, dan sisanya menjalani rawat jalan.

"Jumlah korban yang dibawa ke RSUD Bayu Asih ada sebanyak 27 pasien. Terdiri dari 21 pasien dewasa dan 6 pasien anak-anak," ujar Hani saat dikonfirmasi.

Hani menjelaskan, seluruh pasien keracunan makanan ini hampir seluruhnya mengalami gejala serupa. Yakni, merasa mual, pusing dan lemas. Adapun untuk pasien yang saat ini harus menjalani rawat inap, itu ada 6 pasien dewasa.

"Ada sebagian pasien terpaksa harus menjalani rawat inap karena mengalami sesak nafas," katanya.

Hani menambahkan, selain fokus penanganan para korban, saat ini pihaknya juga akan melakukan pengambilan sampel makanan yang diduga membuat ratusan warga keracunan untuk diperiksa lebih lanjut.

"Untuk saat ini, dugaan dari makanan hajatan sunatan, jenis makanan apa saya belum dapat info lebih lanjut ada beberapa tim pengambilan sampel nanti bisa dicek terlebih dahulu," katanya menambahkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya