Liputan6.com, Jakarta - Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) bersama InJourney Destination Management (IDM), serta didukung Kementerian Agama akan kembali mengadakan rangkaian perayaan Waisak 2024. Bertempat di Taman Wisata Candi Borobudur, acara itu akan berisi sejumah kegiatan yang menyoroti pengalaman spiritual bagi umat Buddha dan para pengunjung yang datang.
Penerbangan lampion dan meditasi masuk ke dalam daftar kegiatan menyambut Waisak yang akan dilaksanakan pada Kamis, 23 Mei 2024. Tingginya animo masyarakat, terutama pemeluk Buddha, membuat tiket festival tersebut ludes terjual dengan cepat.
Advertisement
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis InJourney Destination Management, Hetty Herawati mengatakan bahwa tidak akan ada penambahan kuota untuk peserta Festival Lampion Waisak. "Menerbangkan itu bukan sekadar menerbangkan. Kami memprioritaskan umat Buddha untuk ibadahnya dan menjaga kesakralannya," sebut Hetty saat jumpa pers "Rangkaian Peringatan Waisak di Borobudur 2024 InJourney Destination Management" di Sarinah, Jakarta Pusat, Rabu, 8 Mei 2024.
Selain itu, Hetty menuturkan bahwa kapasitas ruang dan waktu yang ada memang sudah tidak memungkinkan untuk menambah kuota peserta. Meski begitu, para wisatawan masih bisa berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur untuk menonton prosesi tersebut dari lokasi luar venue.
Ketua Panitia Lampion dari Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI) Fatmawati menyatakan bahwa acara ini tidak sekadar ritual, namun mengandung kesakralan di dalamnya. "Penerbangan lampion itu adalah ritual ibadah dan akan diawali dengan meditasi," kata dia .
Ia menyebut, Lampion Waisak akan diterbangkan bersama doa dan pengharapan dari masing-masing orang. Harapan-harapan tersebut biasanya soal kebahagiaan, kesuksesan, perdamaian, serta kemajuan negara, tutur Fatma.
Api Abadi Lampion Waisak
Diinformasikan bahwa ada 2.856 lampion yang akan diterbangkan pada malam Waisak 2024, sesuai jumlah angka Tahun Buddhist saat ini. Di acara penerbangan lampion dan meditasi di Taman Wisata Candi Borobudur nanti, peserta akan dibagi dalam dua sesi, menyesuaikan jumlah akhir partisipan tahun ini.
"Lampion sendiri akan dinyalakan dengan api abadi dari Merapen yang telah disakralkan saat upacara pengambilan api oleh rombongan Walubi sebelum detik-detik peringatan Waisak," sebut Fatma.
Api abadi dibagikan pada seluruh peserta yang akan menggunakannya sebagai penyulut lilin. Setelah itu, peserta akan bermeditasi dan berdoa, dipimpin langsung oleh para bikkhu sangha di panggung depan.
Sebelum lampion diterbangkan, setiap orang akan mendapat stiker wishing card yang bisa dituliskan doa dan harapan, lalu ditempelkan pada lampion. Para bikkhu sangha lalu akan melantunkan doa dan pujian, hingga akhirnya mengarahkan pelepasan lampion.
Sesi pertama akan dilakukan setelah pembunyian gong Waisak dan sesi kedua berlangsung sekitar pukul 21.30 dan ditutup pukul 23.00. Selain terkait teknis acara, panitia Pelepasan Lampion Waisak dari MBMI memikirkan antisipasi soal arah angin dan kemungkinan sampah dari hasil penerbangan lampion tersebut.
Advertisement
Antisipasi Angin dan Sampah Lampion
Pemilihan waktu penerbangan lampion pada malam hari adalah bentuk antisipasi terhadap arah angin yang kencang pada waktu lain, sebut Fatma. "Biasanya begini, untuk penerbangan lampion itu kalau masih sore anginnya ke samping dan kami menghindari itu. Kalau di Borobudur itu kan mulai pukul 9 malam, jadi itu biasanya naik langsung ke atas," menurut dia.
Soal sampah dari lampion, Fatma mengatakan, pihaknya bisa memastikan kualitas lampion yang disediakan akan membuatnya terpanggang habis di udara. "Lampion itu terbuat dari kertas yang tipis sekali seperti tisu dan nanti akan terbakar habis di atas langit, tidak ada sampah yang jatuh ke bawah," ujar Fatma.
Selain itu, ia menjamin soal bahan yang digunakan untuk lampion ini karena didatangkan langsung dari tempat produksinya di Thailand. Tiket untuk acara penerbangan lampion dan meditasi di Taman Wisata Candi Borobudur diumumkan habis lewat akun Instagram @borobudurpark pada, Minggu, 5 Mei 2024.
Perayaan Waisak di Candi Borobudur
Diketahui, ada sekitar dua ribu peserta penerbangan lampion dan meditasi yang akan hadir dalam upacara tersebut. Rangkaian perayaan Waisak akan berlangsung pada 18--25 Mei 2024 melalui berbagai kegiatan spiritual dan budaya khas Indonesia.
Perayaan ini diharapkan jadi jembatan kebersamaan lintas agama dan budaya, serta turut menghadirkan pengalaman spiritual bagi ribuan umat Buddha. Hal tersebut disampaikan Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney Destination Management Maya Watono dalam rilis pers yang diterima Lifestyle Liputan6.com, baru-baru ini.
"Perayaan Hari Tri Suci Waisak di kawasan Candi Borobudur bukan hanya tentang merayakan ritual keagamaan, tapi juga tentang merajut semangat toleransi dan harmoni dalam keberagaman masyarakat Indonesia. Melalui kolaborasi lintas sektor, kami berharap dapat mengangkat nilai-nilai universal Candi Borobudur sebagai pusat spiritual holistik yang mendunia," tutur Maya.
Acara-acara pendukung perayaan Waisak bisa dinikmati para pengunjung Candi Borobudur secara umum. InJourney Destination Management dan Walubi bekerja sama menyelenggarakan berbagai kegiatan, yakni Bakti Sosial (Pengobatan Gratis), Nyingma Monlam Indonesia, Festival Larung Pelita Purnama Sidhi, dan Festival Merti Karuna Bumi.
Advertisement