Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini, mantan Calon Presiden (Capres) nomor urut 03 Ganjar Pranowo dengan tegas menyatakan tidak akan bergabung dalam pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih RI Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Ganjar menilai, mencintai negara dapat dilakukan meski berada di luar pemerintahan.
Advertisement
Ganjar menegaskan, menghormati pemerintahan Prabowo-Gibran untuk periode 2024-2029. Ia berjanji akan memberikan dukungan melalui kontrol dari luar pemerintahan dengan cara yang benar dan tidak mencela.
Keputusan Ganjar Pranowo yang menjadi oposisi itu pun mendapat respons dari sejumlah pihak. Salah satunya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut, sikap Ganjar untuk berada di luar pemerintahan Prabowo-Gibran sejalan dengan PDIP.
Meskipun, hingga saat ini, partai dibawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri itu belum menyatakan secara resmi sikap politik kedepannya.
"Ya tentu saja (sejalan dengan sikap partai), karena ini merupakan sikap kenegarawanan, sikap yang sangat baik bahwa pemilu pun tidak pernah melunturkan sikap dari PDI Perjuangan, PPP, Perindo dan Hanura, dan Pak Ganjar dan Prof Mahfud dalam berdedikasi, mengabdi kepada bangsa dan negara," kata Hasto Kristiyanto di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, dikutip Selasa 7 Mei 2024.
Kemudian, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menilai, hal itu merupakan hak dari Ganjar dan Partai Gerindra tak mungkin menghalangi.
"Tentu sikap tersebut merupakan hak dari pak Ganjar ya, secara pribadi. Negara kita menjamin demokrasi, menjamin kebebasan berpolitik ya, menjamin perbedaan politik antarpara pihak," kata Habiburokhman.
"Kalau memang sudah menjadi pilihan pak Ganjar kami tidak akan mungkin bisa menghalangi," sambung dia.
Berikut sederet respons sejumlah pihak usai Ganjar Pranowo nyatakan menjadi oposisi dan tidak akan bergabung dalam pemerintahan Prabowo-Gibran dihimpun Liputan6.com:
1. Wapres RI Terpilih Sebut Tak Masalah
Wakil presiden (wapres) terpilih Gibran Rakabuming Raka buka suara terkait keputusan mantan calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo yang telah memutuskan untuk menjadi oposisi pemerintahan Prabowo-Gibran. Padahal pasangan presiden dan wapres terpilih itu menginginkan untuk merangkul semua pihak yang berseberangan pada Pilpres 2024 lalu.
"Deklarasi? Ya udah nggak apa-apa ya. Tetap ya mohon dikawal dari luar lah ya, siapapun itu. Masukan-masukan dari dalam, dari luar, dari oposisi tetap kita tampung. Tidak masalah ya," ujar putra sulung Presiden Jokowi saat ditemui di Balai Kota Solo pada Selasa 7 Mei 2024.
Sikap Ganjar Pranowo yang memilih menjadi oposisi, dikatakan Gibran, kemungkinan besar sesuai dengan sikap yang diambil partai pengusungnya dalam Pilpres 2024, PDIP.
Meski demikian, ia berharap nantinya partai-partai bisa dirangkul semuanya sesuai dengan perintah yang dikemukakan presiden terpilih Prabowo Subianto.
"Oh ya pasti (PDIP), biasanya seperti itu (oposisi). Tapi sekali lagi atas arahan dari pak presiden terpilih semuanya akan coba dirangkul. Yang namanya dialog, komunikasi tetap kita jaga dengan semua partai. Tapi sekali lagi ini keputusan pak presiden terpilih," kata Gibran.
Gibran pun tidak menjelaskan lebih detail terkait makna dirangkul tersebut. Apakah partai yang di luar Koalisi Indonesia Maju akan diajak masuk ke pemerintahan dengan menerima jatah kursi kabinet atau sebaliknya.
Pasalnya, setelah penetapan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto langsung mendatangi dan bertemu dengan pimpinan partai politik pengusung capres-cawapres yang berseberangan.
"Ya itu nanti laihat aja. Kan kemarin abis penetapan di KPU, beliau langsung silaturahmi dan menerima tamu dari luar koalisi juga. Intinya adalah komuniaksi jangans ampai putus, silaturahmu dengan partai lain jangan sampai putus. Kalau masalah nanti penyusunan kabinet dan lain-lain itu ya nanti waktunya masih panjang dan itu keputusannya ada di pak presiden terpilih," jelas Gibran.
Advertisement
2. Anies Tegaskan Tetap di Jalan Perubahan
Mantan calon presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan merespons keputusan mantan capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo yang memilih berada di luar pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Anies enggan menyatakan sikap terlalu awal soal keputusan bergabung atau tidak di pemerintahan Prabowo-Gibran. Pasalnya, Anies menyebut ia bukan anggota partai politik (parpol) yang harus mengikuti aturan partai.
"Saya ini bukan berada di parpol. Kalau Pak Ganjar kan ada di parpol, saya warga negara dan saya selalu mengatakan tetap jalan perubahan," kata Anies di kediamannya, Jalan Lebak Bulus Dalam, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa 7 Mei 2024.
Selain itu, kata Anies, sejauh ini tidak ada ajakan yang datang dari koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran kepadanya.
"Kalau saya bilang ikut, wong diundang aja tidak. Mau bilang tidak, wong diundang saja belum," ujar mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) era Jokowi-JK ini.
Meski begitu, Anies menegaskan, dirinya memiliki pakem yang akan ditaati, yakni pihak yang kalah dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 seharusnya berada di luar pemerintahan.
"Itu pakem, itu saya katakan dari dulu. Saya merasa pakem itu baiknya dihormati. Dan saya berencana menghormati pakem itu," ujar Anies Baswedan menandaskan.
3. Hasto PDIP Tegaskan Sikap Kenegarawanan Ganjar
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut, bahwa sikap Ganjar Pranowo untuk berada di luar pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sejalan dengan PDIP.
Meskipun, hingga saat ini, partai dibawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri belum menyatakan secara resmi sikap politik kedepannya.
"Ya tentu saja (sejalan dengan sikap partai), karena ini merupakan sikap kenegarawanan, sikap yang sangat baik bahwa pemilu pun tidak pernah melunturkan sikap dari PDI Perjuangan, PPP, Perindo dan Hanura, dan Pak Ganjar dan Prof Mahfud dalam berdedikasi, mengabdi kepada bangsa dan negara," kata Hasto Kristiyanto di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, dikutip Selasa 7 Mei 2024.
Apalagi, Hasto melanjutkan, saat ini bangsa sedang menghadapi berbagai persoalan yang serius seperti masalah ekonomi hingga pertarungan geopolitik.
"Terlebih saat ini kita menghadapi berbagai persoalan seperti masalah pangan, investasi, yang menciptakan lapangan pekerjaan untuk rakyat, kemudian persoalan terkait dengan dampak global warming, dampak pertarungan geopolitik global. Semua membutuhkan uluran gotong royong dari seluruh komponen bangsa. Itulah energi yang akan diberikan," ucap dia.
Hasto menyampaikan banyak cara yang dimiliki Ganjar-Mahfud untuk mengabdi kepada negara tanpa harus masuk ke dalam pemerintahan. Dia menyebut proses Pilpres 2024 menjadi pembelajaran yang berharga.
"Dan ruang pengabdian itu begitu luas, misalnya di dalam memperjuangkan tegaknya supremasi hukum, memperkuat meritokrasi agar berjalan, berlembaga, dan terlebih saat ini juga sedang dilakukan persiapan pilkada serentak," ucap Hasto.
"Menjaga pemilu 2024 menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagaimana kedaulatan yang berada di tangan rakyat tidak boleh dirampas dengan cara apa pun," imbuhnya.
Advertisement
4. Gerindra Hormati Sikap Ganjar
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menyatakan menghormati pilihan dari mantan capres Ganjar Pranowo yang bersikap berada di luar pemerintahan Prabowo Subianto- Gibran Rakabuming Raka.
“Kami yakin apapun pilihan pak Ganjar ya niatannya adalah melakukan yang terbaik untuk bangsa dan negara, sekali lagi kami menghormati sikap pak Ganjar tersebut," kata Habiburokhman dalam keterangannya, Selasa 7 Mei 2024.
Habiburokhman menyebut komunikasi dengan Ganjar dan PDIP sangat baik. Ia juga menyatakan bahwa mengabdi dengan berada di dalam ataupun di luar pemerintahan sama-sama mulia.
"Baik bergabung dengan pemerintahan maupun menjadi oposisi atau di luar pemerintahan adalah sikap yang sama-sama mulia," pungkasnya.
5. Bamsoet Mempersilahkan, Tapi Kita Bekerja Gotong Royong
Mantan calon presiden (capres) Ganjar Pranowo menyatakan, akan berada di luar pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka atau oposisi.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet menyebut tak ada istilah oposisi.
"Justru itu masalah kebangsaan, masalah pemerintahan dalam format nilai-nilai keindonesiaan kita seperti apa karena di kita tidak ada istilah oposisi," kata Bamsoet, saat diwawancarai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 7 Mei 2024.
Meski Ganjar akan berada di luar pemerintahan Prabowo-Gibran, namun Bamsoet berharap seluruh pihak bergotong-royong untuk bangsa dan negara.
"Di luar pemerintahan boleh tapi kita bekerja secara gotong-royong dari sisi kita masing-masing jadi tidak ada yang namanya oposisi kalau oposisi kan bersebrangan, kalau di Indonesia tidak ada istilah oposisi," tutup Bamsoet.
Advertisement