Cisco Perkuat Keamanan Siber Indonesia Lewat Pusat Data Security Cloud

Investasi dalam keamanan siber ini menegaskan komitmen Cisco dalam mendukung perekonomian Indonesia yang tumbuh pesat dan terbesar di Asia Tenggara.

oleh Iskandar diperbarui 08 Mei 2024, 19:00 WIB
Ilustrasi Keamanan Siber, Enkripsi. Kredit: Pixabay/geralt-9301

Liputan6.com, Jakarta - Cisco untuk pertama kalinya meluncurkan pusat data security cloud pertama di Indonesia, Cisco Edge Data Centers.

Pusat data baru ini akan mendukung inspeksi dan 'enforcement' lalu lintas jaringan untuk membantu para pelanggan memperkuat pertahanan siber mereka.

Investasi dalam keamanan siber ini menegaskan komitmen Cisco dalam mendukung perekonomian Indonesia yang tumbuh pesat dan terbesar di Asia Tenggara.

“Menerapkan platform keamanan terintegrasi yang menyediakan deteksi ancaman, investigasi, dan respons yang komprehensif di semua lapisan keamanan sangat penting bagi bisnis untuk mengimbangi lanskap yang berubah dengan cepat," kata Managing Director Cisco Indonesia, Marina Kacaribu, dikutip Rabu (8/5/2024).

Menurut penelitian terbaru dari Cisco, hanya 12% perusahaan di Indonesia yang memiliki tingkat kesiapan 'mature', sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan mitigasi risiko keamanan siber modern.

Edge Data Centers Cisco menunjukkan komitmen kami dalam memberdayakan perusahaan di Indonesia untuk menawarkan perlindungan yang konsisten dan mudah digunakan oleh pengguna untuk mengakses aplikasi dari mana saja dan perangkat apa saja, sekaligus memungkinkan inspeksi lalu lintas jaringan di dalam negeri,” Maria memaparkan.

Cisco Edge Data Centers menyediakan fungsi Security Service Edge (SSE) sebagai bagian dari kerangka kerja Secure Access Service Edge (SASE).

Kerangka kerja itu menggabungkan fungsi keamanan jaringan (keamanan siber) dengan kemampuan wide area networking (WAN) untuk mendukung kebutuhan akan akses yang dinamis dan aman di perusahaan.


Dukung Sistem Kerja Hybrid yang Aman

Ilustrasi smart data center: Dok: CyberTrend.com

Hal tersebut memastikan keamanan tidak terikat dengan lokasi fisik, namun berdasarkan identitas pengguna dan konteks akses mereka ke sumber daya, terlepas dari lokasi atau perangkat mereka.

Director Cybersecurity Cisco ASEAN, Koo Juan Huat, menilai sebagian besar organisasi menggunakan banyak sekali produk teknologi, yang tidak memadai untuk lingkungan yang sangat terdistribusi saat ini, sehingga menyebabkan kompleksitas.

"Dengan Cisco Secure Access, kami menghilangkan beban tersebut dari pengguna dan menyediakan akses tanpa hambatan ke semua aplikasi untuk memungkinkan sistem kerja hybrid yang aman," ucap Koo Juan Huat.


Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya